Bila sudah berusia sekitar 40-45 tahun ke atas, mengalami menopause adalah sesuatu yang wajar bagi wanita. Menopause sendiri artinya masa berhentinya siklus menstruasi pada wanita.

 

Secara medis, menopause ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Rata-rata wanita yang mengalami menopause berusia 51 tahun. Namun, bagaimana bila mengalami menopause dini? Apa yang harus dilakukan?

 

Tentang Menopause Dini

Sekitar 5% wanita di dunia mengalami menopause dini. Kondisi medis tertentu dapat menjadi penyebabnya. Selain itu, wanita perokok juga lebih rentan mengalami menopause dini. Ada juga menopause yang jauh lebih dini lagi, yaitu menopause prematur.

 

Apa bedanya dengan menopause dini? Menopause dini biasanya terjadi sebelum berusia 45 tahun. Menopause prematur terjadi saat wanita masih berusia di bawah 40 tahun. Akibatnya, wanita tersebut tidak bisa memiliki keturunan.

 

Baca juga: Mencapai Orgasme Saat Menopause, Bisakah?

 

Beberapa Penyebab Menopause Dini

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, beberapa kondisi medis dan kebiasaan tertentu dapat menyebabkan terjadinya menopause dini. Untuk lebih lengkapnya, inilah beberapa penyebab tersebut:

 

  • Sejarah kesehatan keluarga

Bila banyak anggota keluarga yang mengalami menopause dini atau prematur, Kamu berisiko mengalaminya juga.

 

  • Merokok

Wanita perokok 2 kali lebih berisiko mengalami menopause dini daripada yang tidak.

 

  • Terapi untuk kanker, seperti kemoterapi atau radiasi pelvis untuk kanker leher rahim

Meskipun berfungsi untuk membunuh sel-sel kanker, prosedur ini berisiko merusak indung telur. Siklus menstruasi dapat terhenti sementara atau malah selamanya. Wanita yang menjalani prosedur ini akan kesulitan punya anak atau malah sudah tidak bisa punya anak lagi.

 

Baca juga: Wanita, Jaga Kesehatan Jantung sebelum Menopause!

 

  • Pembedahan ovarium dan pengangkatan rahim

Kedua prosedur bedah ini sama-sama menyebabkan menopause dini bila dilakukan sebelum berusia 45 tahun. Siklus menstruasi akan langsung terhenti sesudah operasi. Dalam pembedahan ovarium, kadar hormon akan menurun dan gejala menopause akan terasa, seperti gairah seksual yang menurun disertai dengan hot flashes (gejala mirip demam dengan tubuh menghangat).

 

Setelah prosedur pengangkatan rahim juga begitu. Siklus menstruasi akan langsung terhenti meskipun indung telur (ovarium) masih menghasilkan hormon. Sama seperti pembedahan ovarium, wanita tidak akan bisa hamil sesudah prosedur pengangkatan rahim dan juga akan mengalami gejala menopause.

 

Kondisi Kesehatan yang Menyebabkan Menopause Dini

Selain beberapa penyebab di atas, beberapa kondisi kesehatan juga menjadi penyebab menopause dini pada wanita, yaitu:

 

  • Penyakit autoimun, seperti gangguan tiroid dan artritis.

Meskipun termasuk kasus yang jarang terjadi, sistem kekebalan tubuh terkadang dapat menyerang indung telur, sehingga tidak bisa menghasilkan hormon lagi.

 

  • HIV/AIDS

Bila infeksi HIV tidak terkontrol dengan baik, ini dapat menyebabkan menopause dini pada wanita. Hot flashes yang dialami mungkin juga akan lebih parah daripada wanita yang tidak menderita infeksi HIV.

 

Baca juga: Menopause Bisa Ditunda Datangnya dengan Cara Ini

 

  • Kehilangan kromosom

Wanita yang terlahir dengan kekurangan kromosom atau mengalami gangguan kromosom lebih rentan mengalami menopause prematur atau dini. Misalnya pada penderita sindrom Turner. Kekurangan kromosom X membuat ovarium tidak terbentuk sempurna, sehingga siklus menstruasi tidak teratur dan rentan mengalami menopause dini.

 

  • Chronic Fatigue Syndrome

Wanita dengan myalgic encephalomyelitis atau chronic fatigue syndrome (ME/CFS) rentan mengalami kelelahan yang ekstrem, kelemahan, nyeri otot dan persendian, sakit kepala, kurang tidur, dan gejala lainnya. Penelitian telah menemukan bahwa wanita dengan ME/CFS lebih cenderung mengalami menopause dini atau prematur.

 

Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Menopause Dini

Dokter mungkin meminta tes darah untuk mengukur estrogen dan hormon terkait, seperti follicle-stimulating hormone (FSH). Ada pilihan untuk dites jika wanita ingin tahu apakah masih bisa hamil. Dokter akan menguji kadar hormon dalam beberapa hari pertama siklus menstruasi (ketika perdarahan dimulai).

 

Setelah itu, konsultasikan dengan dokter mengenai terapi hormon. Persiapkan diri untuk mulai membuat janji dengan terapis bila rasa sedih dan depresi menyerang, terutama bila memang ingin benar-benar punya anak. (AS)

 

Baca juga: Tips Mengendalikan Emosi Menjelang Menopause

 

 

Sumber

Office on Women's Health: Early or premature menopause

MedicineNet: Premature Menopause Symptoms, Causes, and Treatments

WebMD: Premature Menopause