Menurut data registrasi diabetes melitus tipe anak di UKK Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tercatat sekitar 128 anak Indonesia menderita diabetes tipe 2. Jumlah itu mencapai 10% dari total penyandang diabetes anak di seluruh Indonesia. Artinya, 90% penyandang diabetes pada anak didominasi diabetes tipe1.

 

"Kebanyakan orang mengira anak hanya bisa terkena diabetes tipe 1. Tapi, diabetes tipe 2 juga bisa menyerang anak, meskipun jumlahnya tidak banyak," jelas dr. Andi Nanis Sacharina Marzuki, Sp.A(K) di acara 'Selamatkan Keluarga dari Diabetes' yang diselenggarakan oleh IDAI, Minggu, 12 November di Jakarta.

 

15 tahun lalu, kasus diabetes tipe 2 pada anak di seluruh dunia masih sangat langka, bahkan tidak ada. Namun, beberapa tahun belakangan ini, kasusnya muncul dan meningkat. Pada umumnya, diabetes tipe 2 menyerang anak saat memasuki usia remaja. Lalu, apa penyebab dari diabetes tipe 2 pada anak dan mengapa kasusnya semakin meningkat di seluruh dunia? 

 

Baca juga: Diabetes Tipe 1 Sulit Terdiagnosis, Waspadai Gejalanya! 

 

Menurut dr. Andi, sama seperti diabetes tipe 2 pada orang dewasa, penyebab diabetes tipe 2 pada anak dalah faktor gaya hidup. Di Indonesia, salah satu faktor risikonya adalah obesitas. Menurut data Riskesdas 2018, angka kegemukan pada anak balita mencapai 8%. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe 2. 

 

"Biasanya orang Indonesia bangga kalau anaknya semakin gemuk, karena semakin lucu dan sehat. Padahal, itu meningkatkan risiko diabetes," kata dr. Andi. Berat badan anak yang baik itu adalah proporsional. Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk selalu mengawasai perkembangan berat badan anak.  

 

Selain obesitas, sejumlah faktor lain yang bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe 2 adalah memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, serta menunjukkan pertanda resistensi insulin. Deteksi dan diagnosis resistensi insulin hanya bisa dilakukan oleh dokter. Namun, sejumlah gejala resistensi insulin yang perlu diwaspadai adalah ketidakmampuan untuk fokus, kelelahan,  selalu lapar, serta mengantuk terutama setelah makan. 

 

Baca juga: Mengenal Gelagat Diabetes pada Bayi dan Balita
 

Waspadai dan Kenali Resitensi Insulin 

Hormon insulin diproduksi tubuh oleh pankreas dan berfungsi mengolah serta mengatur kadar gula darah. Jadi, sebenarnya sama seperti pada orang dewasa, diabetes tipe 2 pada anak dan remaja juga umumnya disebabkan oleh resistensi insulin, artinya insulin tidak bekerja dengan semestinya.  Anak dan remaja yang mengalami resistensi insulin harus memproduksi lebih banyak insulin dari orang normal supaya kadar gula darahnya teratur. Pada umumnya, anak dan remaja yang mengalami obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami resistensi insulin. 

 

Menurut National Diabetes Services Scheme, akibat resistensi insulin ini, anak dan remaja bisa terkena diabetes tipe 2, terutama jika pankreas terus tidak bisa memproduksi jumlah insulin yang cukup. Kadar gula darah mereka akan mulai meningkat melebihi batas normal. Selain itu, selama masa pubertas, perubahan hormonal juga bisa meningkatkan resistensi insulin. Oleh sebab itu, diabetes tipe 2 pada anak paling sering didiagnosis ketika anak berusia remaja.  

 

Bagaimana Pencegahan Diabetes Tipe 2 pada Anak?

Menurut dr. Andi, diabetes tipe 2 pada anak sangat bisa dicegah, yaitu dengan mengubah gaya hidup, terutama pada anak yang sudah berisiko. Orang tua harus mengawasi dan memastikan kurva berat dan tinggi badan anak proporsional, jangan sampai berlebih.

 

"Kira-kira sampai anak berusia 10 tahun, jangan sampai berat badannya berlebih. Selalu pantau perkembangannya setiap berkunjung ke dokter. Tanyakan pada dokter apakah proporsi tubuh anak sudah ideal," jelas dr. Andi. Kalau anak mengalami kegemukan, orang tua harus waspada dan berhati-hati. Setidaknya, sampai usia 10 tahun anak sudah harus memiliki proporsi tubuh ideal. 

 

Baca juga: 5 Prinsip Mengelola Diabetes Tipe 1 pada Anak
 

Penjelasan di atas bisa membuka mata para orang tua agar lebih berhati-hati dan memantau perkembangan anak-anaknya. Meskipun kemungkinan diabetes tipe 2 pada anak sangat kecil, risikonya tetap masih ada dan semakin meningkat. Jagalah kesehatan anak dengan membiasakan gaya hidup sehat sejak dini. (UH/AY)