Saat Geng Sehat melintasi jalan kawasan Cawang Baru Tengah, Jakarta Timur, dan ruas jalan Kampung Dua, Kranji, Bekasi, tanaman peneduh ini dapat dijumpai. Apalagi saat berbunga, bunganya yang berwarna merah muda keungungan membuat cantik dipandang.

 

Di balik fungsinya sebagai tanaman peneduh jalan, bungur ternyata banyak manfaatnya untuk kesehatan. Bungur mempunyai nama latin Lagerstroemia speciosa (L.) Secara tradisional, bagian dari tanaman bungur berupa daun, kulit kayu dan akarnya telah digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit.

 

Tanaman bungur tumbuh ԁі daerah Filipina, Thailand, Indonesia, Jepang dan India. Dalam bahasa Tagalog Filipina, bungur disebut sebagai Banaba. Di India, bungur dikenal sebagai salah satu Pride of India. Karena bentuknya, tanaman ini juga dikenal dengan nama “Giant Crape Myrtle

 

 

 

Baca juga:

 

Manfaat Tanaman Bungur untuk Kesehatan

Apa saja manfaat kesehatan dari tanaman bungur ini, kita kulik satu persatu yuk Gengs.

 

1. Sebagai Anti Diabetes

Ekstrak bungur telah digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan tradisional untuk mengobati diabetes. Orang Filipina mengkonsumsi daun banaba sebagai teh herbal untuk menurunkan kadar gula darah dan mengurangi berat badan.

 

Penelitian yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1940 dan berbagai studi tentang tanaman ini menunjukkan bahwa efek “insulin like” nya yang berperan menurunkan kadar gula darah.

 

Penelitian oleh Hattori, et al menunjukkan bahwa ekstrak dari daun bungur dapat digunakan untuk mengurangi kadar gula darah pada tikus diabetes dan juga dapat meningkatkan transportasi glukosa ke sel lemak (adiposa).

 

Baca juga: Tanda-tanda Awal Diabetes Sudah Terlihat Sejak Usia 8 Tahun

 

2. Sebagai Anti Obesitas

Studi oleh Suzuki, et al menunjukkan bahwa tikus obesitas yang diberikan ekstrak bungur mengalami penurunan berat badan yang signifikan dibandingkan dengan tikus kontrol yang diberi makan dengan diet biasa. Selain itu kadar lemak dalam hati juga mengalami penurunan, diduga juga karena penurunan kadar trigliserida dalam darah.

 

3. Sebagai Anti Virus

Studi oleh Nutan, et al menemukan adanya aktivitas anti Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari ekstrak air dan etanol dari daun banaba. Studi lain menyebutkan ekstrak daun bungur juga bermanfaat sebagai anti rhinovirus, yaitu virus yang sering menyebabkan pilek pada manusia.

 

4. Sebagai Anti Bakteri

Tidak hanya sebagai anti virus, tanaman bungur juga bermanfaat sebagai anti bakteri. Studi oleh M.V Laruan, et al. menemukan bahwa ekstrak daun bungur menunjukkan aktivitas anti bakteri yang tinggi terhadap E. coli, Staphylococcus areus dan Pseudomonas aeruginosa.  Kandungan saponin pada bungur memiliki sifat antiseptik sehingga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit kulit yang disebabkan opleh bakteri seperti bisul dan koreng.

 

5. Sebagai Anti Oksidan

Studi oleh Nasrin et al., Syed Junaid,  et al dan Pavithra G.M, et al. menemukan aktivitas anti oksidan yang signifikan dari ekstrak daun, biji dan bunga dari tanaman bungur. Karena itu Gengs, tanaman bungur dapat digunakan untuk membantu memperlambat penuaan dan menjaga kesehatan kulit.

 

6. Mengobati Asam Urat

Unno T. et al, mempelajari xantin oksidase pada ekstrak daun bungur dan menemukan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas penghambatan pada xantin oksidase, sehingga dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati asam urat (hiperurisemia).

 

7. Mengobati Diare

Kulit tanaman bungur digunakan secara lokal untuk mengobati diare. Studi oleh Taslima B, et al menunjukkan bahwa daun bungur mempunyai aktivitas sebagai anti diare.

 

Ternyata bungur tidak hanya sebagai tanaman peneduh jalan ya Gengs. Banyak manfaat bungur bagi kesehatan. Penelitian berbasis ilmiah perlu dikembangkan terus-menerus untuk mengeksplorasi tanaman Indonesia untuk dapat menjadi alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit.

 

Baca juga: Cinnamon, Si Manis Yang Banyak Manfaatnya

 

 

 

Referensi

  1. Koduru RL, et al. 2017. A Review on Lagerstroemia speciosa. Int J Pharm Sci Res Vol. 8(11).p. 4540 -45.
  1. Tandrasasmita et al. 2011. Glucose-lowering effect of DLBS3233 is mediated through phosphorylation of tyrosine and upregulation of PPARγ and GLUT4 expression. Int J Gen Med.Vol. 4. p.345–357.
  1. Guy Klein, et al. 2017. Antidiabetes and Anti-obesity Activity of Lagerstroemia speciosa. Evid Based Complement Alternat Med. Vol.4(4). p.401–407.