Hamil dan memiliki anak adalah salah satu keputusan terbesar bagi seorang wanita dalam hidupnya. Keberhasilan kehamilan tidak hanya ditentukan dengan mengetahui siklus menstruasi dan masa subur, namun menciptakan kehamilan yang sehat. Sejak sebelum hamil, wanita harus mulai menghentikan pola hidup yang tidak sehat dan mulai banyak mengonsumsi makanan bergizi seperti buah dan sayur serta vitamin yang bisa membantu menguatkan kehamilan.

 

Tapi, apakah itu saja sudah cukup? American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan wanita yang ingin memiliki anak untuk melakukan beberapa tes kesehatan. Dr. Mary Jane Minkin, seorang profesor  sekaligus dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengatakan bahwa tes sebelum kehamilan penting dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi tubuh wanita dan organ dalam tubuhnya sehat sehingga siap untuk kehamilan. Berikut adalah beberapa tes yang disarankan bagi setiap wanita sebelum memutuskan untuk memiliki anak:

Baca juga: Alat Tes Kehamilan Selain Test Pack

 

  1. Tes darah untuk kelainan genetik

Mungkin Kamu adalah pembawa sifat atau carrier suatu penyakit genetik tanpa Kamu sadari. Itulah mengapa, dokter merekomendasikan tes darah untuk mengetahui apakah ada kelainan genetik seperti cystic fibrosis, yaitu penyakit genetika yang menyebabkan penyumbatan pada menyumbat berbagai saluran, terutama saluran pernapasan dan pencernaan.

Jika Kamu merupakan gen pembawa sifat tertentu, misalanya talasemia dan hemofilia, sebaiknya ajak pasanganmu untuk memeriksakan kondisinya juga. Jika Kamu dan pasanganmu adalah pembawa gen resesif, maka kemungkinan bayi akan mengalami masalah genetika yang serius. Tes genetika dapat dilakukan di rumah sakit atau laboratorium klinik yang sudah dilengkapi fasilitas tes genetika.

 

  1. Tes kadar gula darah

Wanita penderita diabetes yang kurang terkontrol memiliki peningkatan risiko memiliki janin yang dilahirkan dengan berat badan berlebihan,  lebih dari 4 kg, selama kehamilan. Bayi yang lahir dari wanita penderita diabetes, termasuk diabetes yang didapatkan selama kehamilan, juga memiliki risiko kematian yang lebih besar dibandingkan bayi yang lahir dari wanita yang tidak memiliki diabetes. Jika Kamu memiliki risiko diabetes seperti gemuk atau berat badan berlebih, dan ada riwayat diabetes di keluarga,  penting untuk melakukan tes kadar gula darah selama beberapa bulan terakhir.

 

  1. Tes fungsi tiroid

Gangguan pada kelennjar tiroid sehingga menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon tiroid dapat berdampak pada kehamilan dan kesehatan janin. Jika Kamu mengalami hipotiroid yakni  tubuhmu tidak memiliki hormon tiroid yang cukup, maka janin akan mengalami hambatan pertumbuhan. Di sisi lain, jika Kamu memiliki antibodi yang terlalu aktif sehingga merangsang produkai kelenjar tiroid menjadi berlebihan, maka antibodi itu bisa melewati plasenta, menyebabkan janin terpapar hormon tiroid lebih banyak dan ini berbahaya. Tes hormon tirod cukup dilakukan dengan tes darah sederhana.

Baca juga: Serangkaian Tes untuk Ibu Hamil

 

  1. Pap smear

Wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual sebaiknya melakukan tes pap smear setiap 2 atau 3 tahun sekali, termasuk saat merencanakan kehamilan. Hal ini penting untuk melihat apakah Kamu memiliki kelainan di serviks yang berpotensi menjadi kanker serviks. .

 

  1. Tes PMS dan HIV

Tes PMS atau Penyakit Menular Seksual adalah tes untuk mendeteksi  penyakit seperti sipilis, gonorhea, klamidia, kandida, dan penyakit kelamin lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk kemungkinan infeksi HIV. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan semua peremuan yang memiliki risiko PMS untuk melakukan tes, terutama infeksi kandida dan klamidia. Infeksi klamidia dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba falopi sehingga kehamilan sulit terjadi.

Atau jika Kamu berisiko tinggi tertular HIV, hepatitis A, B dan C, dapat dideteksi dengan tes darah. Baik HIV atau hepatitis B dan C dapat ditularkan ke bayi serta sifilis bisa menyebabkan kelainan pada bayi.

 

  1. Pemeriksaan cross-check

Menurut Dr. Minkin, selalu tes tersebut, dokter biasanya juga akan memastikan bahwa semua obat yang Kamu minum sebelum dan selama kehamilan aman dikonsumsi. Misalnya, wanita yang memiliki sejarah penyakit epilepsi, tekanan darah tinggi, atau depresi dan harus minum obat secara rutin. Dokter akan menganalisa apakah obat tersebut bisa dikonsumsi selama hamil atau membahayakan janin sehingga bisa diganti jenis obat yang lain.

Baca juga: Tips Memilih Dokter Kandungan

 

Jika kamu ingin segera hamil,  sebaiknya mulai konsultasikan rencana kehamilanmu ke dokter kandungan. Biasanya, dokter akan merekomendasikan tes apa yang harus Kamu jalani berdasarkan riwayat penyakit Kamu atau riwayat penyakit di keluarga. (AD/AY)