Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018 menyebutkan dari hasil pengukuran tekanan darah, didapatkan sekitar 34,1% penduduk Indonesia mengalami hipertensi. Angka ini meningkat dengan cukup signifikan, dari sekitar 25,8% di tahun 2013.



Salah satu penanganan hipertensi adalah melalui konsumsi obat-obatan yang bekerja menurunkan tekanan darah, dibarengi juga dengan modifikasi gaya hidup, seperti diet dan olahraga. 

 

Sebagai apoteker, saya banyak menjumpai pasien dengan kondisi hipertensi. Pada beberapa kasus, saya melihat bahwa penggunaan obat yang kurang tepat bukannya membantu malah memperburuk kondisi hipertensi yang dialami.

 

Alhasil, saya selalu berusaha memberikan konseling yang baik agar pasien memahami bagaimana mengonsumsi obat hipertensi secara tepat. Dan yang lebih penting lagi, menanamkan pemahaman mengapa mereka perlu secara patuh mengonsumsi obat tersebut. Ini dia 5 poin utama yang sebaiknya diperhatikan oleh pasien yang menggunakan obat hipertensi untuk mengontrol tekanan darahnya.

 

1. Obat hipertensi untuk satu orang berbeda dengan orang lainnya

Semua obat hipertensi hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Hal ini karena penggunaannya memang membutuhkan pengawasan, agar tercapai hasil yang maksimal dengan efek samping yang minimal.

 

Beberapa kali saya bertemu pasien dengan riwayat hipertensi yang ‘mendesain’ sendiri obat yang dikonsumsi. Biasanya, alasannya adalah karena mereka mengetahui teman atau keluarganya mengonsumsi obat yang sama untuk mengatasi hipertensi.

 

Baca juga: Manfaat Ketumbar untuk Darah Tinggi



Padahal, pemilihan obat hipertensi untuk setiap pasien berbeda. Hal ini didasarkan pada tekanan darah, usia, fungsi ginjal, reaksi alergi dan efek samping obat, ada atau tidaknya penyakit lain yang menyertai, serta lain sebagainya.

 

Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengonsumsi sembarang obat hipertensi tanpa petunjuk dan pengawasan dari dokter ya, Gengs! Bisa jadi kondisi hipertensimu malah tidak akan tertangani secara optimal!

2. Obat hipertensi diminum untuk jangka waktu yang panjang

Hipertensi pada umumnya adalah kondisi kronis, sehingga sebagian besar pasien perlu mengonsumsi obat-obatan ini dalam jangka waktu yang lama, bahkan mungkin seumur hidup. Dokter mungkin akan menurunkan dosis pada suatu titik tertentu. Namun pada kebanyakan pasien, obat harus selalu dikonsumsi untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.



Hal ini terkadang membuat pasien yang saya temui menjadi sedih karena harus mengonsumsi obat terus-menerus. Namun, saya selalu memotivasi mereka. Pasalnya, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi obat hipertensi secara teratur dapat menjaga tekanan darah tetap stabil serta secara signifikan menurunkan risiko stroke, penyakit jantung iskemik, gagal jantung, serta gagal ginjal. Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat juga biasanya sangat membantu pasien supaya patuh mengonsumsi obat hipertensinya.

 

Baca juga: Benarkah Hipertensi Menyebabkan Rambut Rontok?


3. Jangan berhenti mengonsumsi obat walaupun sudah merasa baikan

Tujuan penggunaan obat hipertensi adalah untuk menjaga tekanan darah tetap stabil pada titik yang diinginkan. Jika obat dihentikan secara tiba-tiba, maka tekanan darah akan kembali melonjak dan terjadi fluktuasi tekanan darah. Hal inilah yang justru dapat menyebabkan komplikasi yang disebutkan di poin sebelumnya.



Oleh karena itu, jangan hentikan konsumsi obat hipertensi meskipun merasa baikan, kecuali atas instruksi dokter. Jika tubuh terasa tidak nyaman karena merasa ada efek samping tertentu dari obat yang dikonsumsi, Geng Sehat bisa berbicara dengan dokter. Nanti, dokter dapat memilih regimen lain yang menimbulkan efek samping lebih kecil.

 



4. Dapat digunakan kombinasi dua atau lebih obat untuk terapi hipertensi

Dalam menangani hipertensi, tak jarang dokter menggunakan kombinasi dari dua atau lebih obat. Biasanya, hal ini dilakukan jika tekanan darah tidak kunjung dapat dikontrol pada target yang diinginkan hanya dengan satu obat saja. Biasanya, akan digunakan obat yang berasal dari golongan berbeda, sehingga memiliki cara kerja yang berbeda pula.

 

Baca juga: Ternyata Obat-obatan Ini Dapat Meningkatkan Tekanan Darah, Lho!

 

5. Perhatikan konsumsi obat bebas (over the counter/OTC) saat mengonsumsi obat hipertensi

Pasien hipertensi sebaiknya memperhatikan konsumsi beberapa jenis obat yang dibeli secara bebas, terutama obat flu yang mengandung dekongestan (pereda hidung tersumbat) seperti pseudoefedrin dan oxymetazoline.

 

Kedua obat tersebut dapat menimbulkan efek samping hipertensi. Jadi, pastikan konsumsi obat bebas yang mengandung zat-zat tersebut dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan, dibarengi dengan memonitor tekanan darah.



Gengs, itu dia hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para pasien yang sedang mengonsumsi obat hipertensi. Hipertensi dapat berkembang menjadi penyakit lain, seperti stroke dan penyakit jantung.

 

Namun, hal ini dapat dicegah dengan konsumsi obat hipertensi secara teratur dan modifikasi gaya hidup. Periksakan secara rutin kondisi kesehatan agar yakin bahwa tekanan darah berada pada target yang diinginkan. Salam sehat! (AS)

 

Baca juga: Manfaat Kayu Secang untuk Diet Penderita Hipertensi dan Diabetes

 

Olahraga untuk Menurunkan Tekanan Darah - GueSehat.com

 

Referensi

Chobanian, A. (2009). Impact of Nonadherence to Antihypertensive Therapy. Circulation, 120(16), pp.1558-1560.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018.