Seperti yang kita ketahui, asam folat merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan selama kehamilan. Bahkan dari jauh-jauh hari, yaitu saat memutuskan untuk mengikuti program hamil, wanita sudah dianjurkan untuk mengonsumsinya.

 

Kecukupan asam folat di dalam tubuh akan membantu mencegah keguguran dan kondisi neural tube defects (NTD) pada bayi. NTD atau kecacatan tabung saraf adalah cacat pada otak atau sumsum tulang belakang bayi. Ini diakibatkan oleh tabung saraf yang tidak menutup sempurna. Proses perkembangan tabung saraf ini terjadi pada hari ke-28 setelah konsepsi, dan biasanya seorang wanita belum menyadari kehamilannya.

 

Tidak hanya itu, berdasarkan meta analisis 2015, asam folat secara signifikan menurunkan risiko bayi terkena cacat jantung kongenital. American Heart Association memaparkan bahwa kondisi ini terjadi ketika jantung atau pembuluh darah tidak berkembang secara normal sebelum kelahiran terjadi. Hal tersebut akan memengaruhi dinding bagian dalam jantung, katup jantung, atau arteri dan vena jantung.

Baca juga: Pentingnya Asam Folat di Awal Kehamilan

 

Dan dilansir melalui healthline.com, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen asam folat di awal kehamilan mampu membantu pencegahan bibir sumbing pada bayi. Pasalnya, pembentukan mulut dan bibir mulai terjadi di usia kehamilan 6-10 minggu.

 

Dari banyaknya manfaat asam folat, pastinya Mums yang sedang merencanakan program kehamilan ingin mengonsumsi asam folat sedini dan sebanyak mungkin. Namun, tunggu dulu! Jangan asal mengonsumsi asam folat tanpa berkonsultasi kepada dokter kandungan Mums, ya. Pasalnya, kelebihan asam folat bisa berbahaya, salah satunya meningkatkan risiko autisme pada anak!

 

Risiko Autisme Meningkat 2 Kali Lipat

Sebuah studi menunjukkan bahwa sebaiknya Mums perlu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi asam folat maupun vitamin B12. “Kita sudah lama mengetahui kalau defisiensi asam folat pada ibu hamil akan mengganggu perkembangan janin. Namun, jumlah yang berlebihan juga dapat membahayakan,” ujar dr. Daniele Fallin, director of the Johns Hopkins University Bloomberg School's Wendy Klag Center for Autism and Developmental Disabilities, yang juga terlibat dalam studi ini.

 

Autisme sendiri adalah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial, dengan berbagai tingkat keparahan. Dikutip melalui dailymail.co.uk, faktor genetik maupun lingkungan berperan besar dalam terjadinya kondisi ini.

Baca juga: Lakukan Deteksi Dini Autisme pada Anak

 

Dalam studi, para peneliti menganalisis data dari 1.391 ibu di Boston Birth Cohort. Para ibu yang direkrut sepanjang tahun 1998 hingga 2013 ini diperiksa tingkat asam folat dalam darahnya 3 hari setelah melahirkan. Satu dari 10 ibu ditemukan memiliki kadar asam folat yang sangat tinggi, dan ini diasosiasikan dengan peningkatan risiko autisme sebanyak 2 kali lipat. Sedangkan 6% ibu yang memiliki kadar vitamin B12 sangat tinggi juga meningkatkan kesempatan bayinya mengalami autisme.

 

Dilansir melalui webmd.com, asam folat yang dikonsumsi secara oral dengan dosis yang tinggi dalam jangka waktu panjang juga dapat menyebabkan kram perut, diare, ruam, masalah tidur, mudah marah, kebingungan, pusing, perubahan perilaku, masalah kulit, kejang, dan perut bergas. Beberapa studi pun menjelaskan, orang yang memiliki masalah jantung bila mengonsumsi asam folat 800-1.200 mcg dapat berisiko mengalami serangan jantung.

 

Cari Tahu Dosis yang Tepat untuk Mums

Walau demikian, penelitian ini tidak lantas mengabaikan pentingnya asam folat bagi ibu hamil. Hanya saja, para peneliti meminta Mums untuk lebih bijak dalam mengonsumsinya. Berdasarkan penelitian ini, ujar Ramkripa Raghavan dari Bloomberg School's Department of Population, Family, and Reproductive Health, menunjukkan bahwa segala yang berlebihan juga kurang baik. “Kita menganjurkan wanita untuk mengonsumsi asam folat sejak awal kehamilan. Namun, kita juga harus memberikan rekomendasi yang tepat mengenai dosis yang harus dikonsumsi selama kehamilan,” tambahnya.

 

Kesimpulannya, Mums tetaplah membutuhkan asam folat sejak awal kehamilan. Namun, perlu ada evaluasi mendalam seputar dosis penggunaannya. Konsultasikan kepada dokter kandungan mengenai berapa banyak kebutuhan asam folat untuk Mums serta kondisi tertentu yang Mums alami, misalnya jika memiliki masalah jantung. Jangan takut untuk banyak bertanya dan mencari informasi demi kesehatan Mums dan si Kecil! (AS/OCH)