Mums pasti mengerti perasaan minder, yakni rasa tidak percaya diri, menganggap diri sendiri lebih rendah dari orang lain, pemalu, gampang grogi, dan lebih sering menyendiri. Perasaan ini bisa saja timbul pada si Kecil akibat berbagai faktor. Namun, bukan berarti minder tidak bisa diatasi.

 

Pada fase perkembangan psikologis anak, sifat pemalu bisa mulai muncul di tahapan batita. Sifat ini muncul karena si Kecil memiliki orang tua yang overprotective. Ia sering dilarang untuk bereksplorasi, baik dengan nada memarahi ataupun tidak. Keinginan yang terus-menerus dihalangi membuat si Kecil ragu-ragu hingga malu untuk mencoba sesuatu.

 

Rasa pemalu pun dipupuk oleh rasa bersalah di fase berikutnya. Apabila orang tua selalu mengkritik “ketidaksempurnaan" yang dilakukan si Kecil, baik dalam hal pelajaran sekolah ataupun keseharian, rasa malu yang dialami akan meningkat menjadi rasa minder.

 

Baca juga: Tips agar Anak Mudah Bersosialisasi dengan Teman Sebayanya

 

Bila memasuki fase perkembangan psikologis anak yang sedang puber, ia yang ragu-ragu dan kurang dukungan dari orang tua ataupun guru tidak akan mencapai prestasi yang gemilang. Hal ini akan semakin memperparah rasa mindernya ketika memasuki masa pencarian jati diri, yaitu masa remaja. Rasa minder akan memengeruhinya dalam bersosialisasi dan mencari teman.

 

Kondisi anak minder tidak selalu bermula dari faktor keluarga, tetapi bisa diperparah bila orang tua tidak menyadari apa yang terjadi pada buah hatinya. Misalkan si Kecil yang periang dan percaya diri bisa tiba-tiba berubah menjadi penyendiri dan suka menangis sendiri. Inilah kondisi-kondisi yang bisa menimbulkan rasa minder dalam diri si Kecil dan perlu diwaspadai.

 

1. Pelecehan seksual

Korban pelecehan seksual, baik secara nonverbal maupun verbal, sering merasa dirinya tidak berharga. Mereka selalu merasa dirinya kotor dan trauma.

 

Baca juga: 10 Cara Menjadi Ayah yang Hebat!

 

2. Di-bully

Anak kecil selalu belajar dari orang tuanya atau lingkungan tempat ia banyak menghabiskan waktu. Bila sering mendengar komentar atau melihat perilaku yang merendahkan orang lain, baik secara fisik, materi, maupun hal-hal lainnya, mereka akan menganggap sikap tersebut wajar dilakukan.

 

Bila mereka bertemu dengan anak-anak lain yang tidak sesuai dengan standar mereka, maka mereka akan mem-bully orang tersebut. Tindakan bullying umumnya dilakukan sekelompok orang terhadap 1 individu. Anak yang selalu di-bully biasanya akan tumbuh menjadi anak yang minder dan prestasinya menurun.

 

3. Keluarga yang berantakan

Tidak ada anak yang ingin lahir dari keluarga yang berantakan. Sayangnya, ia tidak bisa memilih. Orang tua yang selalu bertengkar atau memiliki masalah lain akan membuat si Kecil minder. Apalagi jika lingkungan di sekitarnya tidak ada yang memberikan bantuan.

 

Baca juga: Siapa Bilang Hubungan Mertua dan Menantu Sulit Harmonis?

 

Manfaat Memiliki Anak Perempuan - GueSehat.com

 

4. Kondisi ekonomi

Penyebab lainnya adalah perbedaan kondisi ekonomi dengan teman-teman di sekolahnya. Masalah kesenjangan sosial ini bisa diatasi bila sekolah membuat keseragaman atau mengajarkan untuk saling berbagi dan berempati. Orang tua juga perlu menyiapkan diri buah hatinya bahwa materi yang dimiliki tidak membuat seseorang menjadi lebih tinggi atau rendah kedudukannya di masyarakat.

 

Rasa minder yang tidak teratasi akan membuat anak menjadi pribadi yang tidak produktif dan tidak berani bermimpi. Dalam kasus yang lebih berat, ia cenderung tumbuh dengan penuh rasa dendam karena merasa terkekang seumur hidupnya. Ia juga bisa depresi karena merasa tidak berdaya maupun terjerembap dalam pergaulan bebas atau menggunakan narkoba.

 

Karenanya, penting bagi orang tua untuk selalu memantau tahap perkembangan anak, menerapkan pola asuh yang tepat, serta memperhatikan setiap perubahan yang terjadi padanya. Semoga infonya bermanfaat.

 

Baca juga: Mums, Ini Manfaat Bonding untuk Masa Depan Si Kecil!