Mums, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Bagaimana berinteraksi dengan si Kecil sejak dalam kandungan salah satunya. Aktivitas ini kerap disebut dengan bonding. Bonding time adalah bagaimana membangun ikatan emosi antara orang tua dengan anak. Banyak cara yang bisa dilakukan Mums dan Dads untuk membangun bonding dengan si Kecil. Misalnya bermain bersama, memberikan sentuhan saat mandi atau menjelang tidur, kedekatan dan interkasi sambil menyusui, dan masih banyak lagi.

 

Nampaknya mudah ya Mums. Namun faktanya, banyak orang tua yang sulit menciptakan waktu berkualitas bersama si Kecil, sehingga bonding yang terjalin tidak kuat. Padahal, menurut psikolog Nuran Abdat, M.Psi., dari Brawaijaya Clinic Kemang, dampak bonding akan terbawa hingga anak dewasa.

 

“Ketika anak dan orang tua menghabiskan waktu bersama, sebenarnya ada stimulasi-stimulasi penting yang diberikan kepada si Kecil. Bonding ini tidak datang tiba-tiba, tetapi harus dibangun secara terus-menerus,” jelas Nuran dalam acara yang digelar Teman Bumil dan Sleek Baby, bertema “Memaksimalkan Bonding Time dengan Anak” di Jakarta, 29 September 2018.

 

Baca juga: Bonding dengan Si Kecil lewat Aktivitas Mandi

 

Tips Menumbuhkan Percaya Diri Anak - Guesehat

 

Bonding Time di Periode Emas

Bagaimana koneksi atau ikatan emosi dengan si Kecil bisa terbangun? Nuran menjelaskan, bonding time sangat penting dilakukan di peridode emas tumbuh kembang anak, yaitu di 1.000 hari pertama, sejak kehamilan hingga si Kecil berusia 2 tahun.

 

Namun, waktu berkualitas tetap dapat berlanjut sampai anak melewati usia 5 tahun. Di peridode emas inilah terjadi perkembangan emosi, kecerdasan, dan bahasa yang sangat pesat, sehingga perlu dilakukan stimulasi, salah satunya melalui bonding.

 

Nuran Abdat memberikan tips bonding time yang benar, yaitu:

 

1. Luangkan waktu beraktivitas dengan anak

Kunci dari lahirnya waktu berkualitas dengan anak saat beraktivitas bersama adalah fokus. “Tidak akan pernah terjadi quality time jika orang tua tidak fokus. Misalnya menemani si Kecil bermain sambil bekerja membuka laptop, memasak, atau bermain telepon genggam,” jelas Nuran.

 

2. Tumbuhkan rasa aman dan percaya pada anak

Kontak mata penting untuk menumbuhkan kepercayaan anak. Dengan kontak mata, anak akan merasakan kehadiran orang tua dan tidak merasa ditolak kehadirannya. Perlahan tumbuh kepercayaan si Kecil kepada Mums dan Dads.

 

3. Membuka pembicaraan tidak hanya soal akademis

Kalau yang ini, khusus untuk anak yang sudah mulai sekolah dan Dads. Tidak jarang, peran sebagai kepala keluarga menjadikan hubungan antara ayah dan anak tidak sedekat anak dengan ibunya. Ayah hanya berbicara dengan anak mengenai hal-hal yang serius dan urusan sekolah. Menurut Nuran, hal ini hanya akan menumbuhkan jarak. Dads bisa lho mengajak bicara atau bercanda si Kecil untuk hal-hal kecil dan konyol! Dengan begitu, tercipta kedekatan antara anak dengan ayah.

 

Baca juga: Mums, Berikut Tips Agar Dads Jadi Ayah ASI yang Baik!
 

Investasi Jangka Panjang

Bonding tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang si Kecil, melainkan juga akan terbawa sampai dewasa. Rasa aman dan percaya kepada kedua orang tuanya akan menjadikan si Kecil menjadi pribadi yang penuh percaya diri.

 

Sebaliknya, minimnya bonding time dengan si Kecil akan menjadikannya tumbuh menjadi anak yang agresif dan sarkastik. “Perilaku negatif ini muncul karena anak merasa terabaikan atau ditolak,” tegas Nuran. Anak cenderung mengalami gangguan emosional dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, karena perasaan insecure dan mudah cemas.

 

Jadi, mulai sekarang luangkan waktu sesibuk apapun untuk menemani si Kecil bermain. Dengan aktivitas sederhana, seperti peluk, cium, gendong, dan tatapan mata, akan tercipta kelekatan fisik dan emosi, sebagai investasi jangka panjang untuk Mums dan si Kecil. (AY/AS)

 

Baca juga: Apa Saja 6 Aspek Perkembangan Anak di Usia Dini?