Kabar meninggalnya vokalis grup band ternama Linkin Park Chester Bennington sangat mengguncang dunia. Pasalnya, vokalis Linkin Park tersebut baru berusia 41 tahun dan juga tidak memiliki penyakit kronis. Namun, berdasarkan pemeriksaan kepolisian, pria tersebut meninggal karena bunuh diri. Penyebab Chester memutuskan untuk bunuh diri belum jelas. Namun, riwayat depresi yang ia alami sudah diketahui banyak orang. Spekulasi ini semakin kuat dengan fakta bahwa Chester bunuh diri tepat di hari ulang tahun sahabat sesama musisinya, Chris Cornell, yang telah lebih dulu meninggal pada 18 Mei lalu dengan cara yang sama, yaitu bunuh diri.

Chester Bennington

Berdasarkan testimoni para sahabatnya, Chester sangat terpukul dengan kepergian Chris. Hal ini kemungkinan besar memperparah depresi yang dialaminya. Chester sendiri beberapa kali telah memberikan implikasi bahwa ia tengah mengalami depresi akibat sejumlah hal traumatis yang pernah dialaminya. Chester pernah mengatakan bahwa saat remaja ia mengalami pelecehan seksual oleh seorang pria yang lebih tua. Selain itu, sebelumnya ia juga mengaku memiliki riwayat kecanduan narkoba dan alkohol. 

Apa yang dialami Chester memang merupakan salah satu penyebab umum dari depresi. Sebagai salah satu penyakit paling umum di dunia, depresi tidak bisa diremehkan. Tidak hanya itu, kasus depresi juga kerap kali berujung kepada kematian. Lalu, sebagaimana bahayanya penyakit ini?

Baca juga: 5 Selebritis Hollywood Ini Pernah Depresi

 

Depresi Termasuk Penyakit Silent Killer

Apakah mungkin depresi membunuh seseorang? Ya, depresi bisa membunuh seseorang. Bahkan dokter dan ahli mengatakan bahwa depresi adalah salah satu penyakit silent killer. Sayangnya masih banyak orang yang meragukan hal ini. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa kebanyakan orang menganggap depresi sebagai penyakit yang mudah disembuhkan. Beberapa diantaranya bahkan tidak memandang depresi sebagai sebuah penyakit.

Banyak orang yang menganggap depresi bukan penyakit hanya karena terkadang gejalanya tak kasat mata. Gejala depresi bisa beragam mulai dari kegelisahan hingga bersikap tidak biasa. Namun, banyak juga gejala depresi yang tersembunyi sehingga penderitanya bisa terlihat baik-baik saja.

Kebanyakan orang tidak mengerti bahwa depresi adalah sebuah penyakit yang sulit untuk diidentifikasi karena menyerang emosi. Oleh sebab itu, mereka tidak cukup familiar untuk menganggapnya sebagai penyakit yang nyata.

Padahal, depresi sama nyatanya dengan penyakit kronis lainnya seperti diabetes, kanker, dan hipertensi. Bersama dengan depresi, penyakit-penyakit tersebut juga silent killer, yaitu penyakit tak kasat mata yang menyerang dari dalam. Sama dengan penyakit-penyakit tersebut, depresi juga membutuhkan pengobatan untuk menstabilkan kondisinya.

Baca juga: 5 Tanda Anda Mengalami Depresi

 

Bagaimana Depresi Bisa Membunuh Seseorang?

Depresi bisa menjadi penyakit mental yang sama bahayanya atau bahkan lebih berbahaya dari banyak penyakit kronis. Sangat banyak kasus yang menunjukkan bahwa gejala dan dampak depresi bisa membunuh siapapun. Berikut penjelasan lengkapnya:

- Depresi Meningkatkan Risiko Bunuh Diri

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 800.000 orang meninggal setiap tahunnya dengan cara bunuh diri akibat depresi. Bahkan, bunuh diri akibat depresi adalah penyebab kematian kedua terbanyak pada usia 15 – 30 tahun. 

Namun, masih banyak orang yang menyetujui stereotipe bahwa bunuh diri adalah keputusan pengecut. Padahal, dokter dan ahli berpendapat bahwa menganggap penderita depresi yang bunuh diri sebagai seorang pengecut itu sama halnya dengan menganggap penderita kanker meninggal karena mereka tidak berjuang cukup keras melawan penyakit tersebut.

Dalam medis, pikiran bunuh diri adalah dampak paling fatal dari depresi akut. Depresi bisa membuat orang merasa tidak berdaya dan tidak memiliki harapan, sehingga menyebabkan mereka berpikir bahwa satu-satunya cara mengakhiri penderitaan tersebut ialah dengan bunuh diri.

 - Depresi Menyebabkan Gaya Hidup Berbahaya Bagi Penderitanya 

Kebanyakan penderita depresi yang tidak bisa menyembuhkan penyakitnya tersebut beralih ke narkoba dan alkohol. Mereka berpikir bahwa alkohol dan narkoba bisa mengurangi rasa sakit psikis yang dirasakan. Meski tidak akan menyembuhkan penyakitnya, penderita depresi cenderung akan terus meneruskan kebiasaan buruk tersebut karena sudah kecanduan. 

Hal inilah yang menjadi penyebab banyaknya penderita depresi yang meninggal akibat kecanduan narkoba dan alkohol. Tidak hanya depresi yang bertindak sebagai silent killer, namun kecanduan tersebut juga merusak kesehatan mereka. Dokter juga mengatakan bahwa diagnosis depresi yang juga diikuti dengan diagnosis kecanduan alkohol atau narkoba membuat penyakit tersebut semakin sulit untuk disembuhkan.

Selain narkoba dan alkohol, kecanduan rokok juga seringkali dikaitkan dengan depresi. Faktor-faktor tersebut berkontribusi besar dalam meningkatkan risiko merusak kesehatan tubuh. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan kematian.

Depresi Memperparah Penyakit Kronis 

Dokter dan ahli mengatakan bahwa depresi bisa membunuh lebih cepat daripada kanker. Sebuah penelitian dari University College London, University of Edinburg, dan University of Sydney menunjukkan bahwa depresi mempercepat risiko kematian penderita kanker. Dokter dan ahli juga megatakan bahwa dalam beberapa kasus, penderita kanker yang masih bisa disembuhkan harus meninggal akibat depresi yang mereka alami.

Penderita penyakit kronis lain juga akan lebih sulit disembuhkan jika memiliki depresi. Pasalnya, dokter mengatakan bahwa terkadang penyakit yang menyerang keadaan emosional seperti depresi itu lebih sulit untuk disembuhkan.

 Baca juga: 10 Cara Alami Atasi Depresi

 

Penjelasan di atas memberikan pencerahan bahwa depresi tidak bisa diremehkan. Depresi sama bahanya dengan penyakit kronis. Penyakit ini menyerang kesehatan mental seseorang. Mengobati mental itu sama atau bahkan lebih sulit ketimbang mengobati penyakit fisik. Maka itu, tidak heran jika depresi juga disebut sebagai penyakit silent killer.