Pipi tembam dan mata besar, semua itu membuat penampilan bayi sangat menggemaskan. Bukan tanpa alasan, ternyata ini penyebabnya mengapa bayi memiliki bola mata yang belo.

 

Bola Mata Manusia Bertumbuh Seiring Usia 

Jika dilihat sekilas, tak ada yang berubah banyak dari mata manusia. Namun secara ukuran, sebenarnya ukuran mata umumnya sekitar dua pertiga lebih kecil saat kita lahir, dibandingkan saat dewasa. Tak banyak pula yang tahu, mata manusia tumbuh sepanjang hidup, terutama selama dua tahun pertama kehidupan dan selama masa pubertas di usia remaja. 

 

Mata mulai berkembang dua minggu setelah pembuahan. Selama empat minggu berikutnya semua struktur mata utama terbentuk. Pada masa ini, mata sangat rentan terhadap cedera. Misalnya, jika ibu mengonsumsi obat-obatan atau terinfeksi campak Jerman, bentuk mata bisa berubah atau rusak. Kemudian selama tujuh bulan terakhir kehamilan, mata terus tumbuh dan matang, dan saraf yang menghubungkan mata ke otak (saraf optik) pun terbentuk.

 

Saat lahir, ukuran mata bayi sekitar 75 persen dari ukuran mata orang dewasa, atau memiliki panjang mata sekitar 16,5 milimeter. Kemudian dalam beberapa bulan, pertumbuhannya menjadi linier dan lensanya tumbuh dengan berat 1,38 miligram per tahun sepanjang seumur hidup. Selama dua tahun pertama kehidupan, saraf optik, fungsi penglihatan, dan struktur bagian dalam mata terus berkembang.

 

Pada akhirnya, pertumbuhan panjang mata akan berhenti pada usia 20 atau 21 tahun, ketika mencapai sekitar 24 milimeter. Tak hanya panjang, berat lensa mata pun terus bertambah seiring berjalannya waktu. Dengan kata lain, mata terus mengalami perubahan yang berbeda. 

 

Baca juga: Kapan Sih Bayi Tidak Perlu Lagi Disendawakan Setelah Menyusu?

 

Mata Besar Bayi, Ada Manfaatnya

Penampilan bayi yang menggemaskan didukung oleh proporsi tubuhnya, yaitu kepala dan mata yang besar, serta mulut yang kecil. Bukan sekadar kebetulan, hal ini sebenarnya merupakan bentuk mekanisme bertahan hidup.

 

Pasalnya, bayi belum bisa melakukan apa pun dan sangat membutuhkan bantuan dari orang dewasa di sekitarnya. Sehingga penampilan mereka yang menggugah rasa, menjadi cara agar bayi mendapatkan perlindungan dan kebutuhannya.

 

Berbicara tentang mata bayi yang besar, hal ini terjadi karena perkembangan bayi normalnya dimulai dari kepala ke bawah, sedangkan mata bayi baru lahir sudah berukuran sekitar 70% dari ukuran dewasanya. 

 

Walau begitu, bayi memiliki bola mata yang “pendek” dan ini membuatnya rabun dekat (hipermetropia). Matanya belum mampu untuk fokus pada objek dekat. Jadi, Mums tidak perlu khawatir jika si Kecil terlihat tidak fokus pada suatu objek, termasuk wajah Mums.

 

Pada minggu pertama kehidupannya, ia pun tidak mampu melihat dengan fokus tajam dan hanya dalam bayangan abu-abu. Sebab, sel-sel saraf di retina dan otak yang mengontrol penglihatan, belum berkembang sempurna. 

 

Seiring pertambahan usia, barulah bayi menjadi lebih sadar akan keadaan sekitarnya, sehingga mampu melihat lebih jauh. Hal ini mendorongnya untuk menggerakkan leher dan kepala, sehingga memperkuat otot-otot tersebut, untuk mengikuti objek dengan jarak yang lebih jauh. 

 

Bayi baru lahir juga belum terlalu sensitif terhadap cahaya di bulan pertama. Ia tidak dapat mendeteksi cahaya semudah orang dewasa, sehingga membutuhkan cahaya 50 kali lebih banyak untuk melihat adanya cahaya. Artinya, bayi baru lahir sebenarnya tidak akan terganggu jika Mums membiarkan lampu menyala saat ia tidur.

 

Meski penglihatannya terbatas, dalam beberapa hari setelah lahir, bayi lebih suka melihat wajah ibunya dibandingkan wajah orang asing. Para peneliti yakin preferensi ini bergantung pada rangsangan yang besar dan kontras tinggi, seperti batas garis rambut ibu hingga wajahnya. Penelitian menunjukkan bahwa jika batas-batas ini ditutupi dengan hijab atau topi, maka preferensi bayi untuk melihat wajah ibunya pun akan hilang. Unik, ya! (IS)

 

Baca juga: Bolehkah Bayi Minum ASI Dingin?

 

 

Referensi:

Irish Health Clinic. Infant Eye Development

Healthline. Eyes Growth

Birthworks. Human Eyes From Birth

University of Illinois. Baby’s Eyes