Geng Sehat pernah mendengar istilah terapi warna? Terapi warna atau disebut chromotherapy, adalah bentuk terapi yang menggunakan warna dan cahaya untuk mengobati masalah mental atau fisik. Terapi warna sudah ada sejak zaman kuno, bahkan sejak zaman mesir kuno.

 

Meskipun popularitas terapi warna semakin meningkat, bentuk terapi ini belum diterima secara luas di dunia medis. Banyak ahli yang menganggapnya sebagai sesuatu yang eksperimental.

 

Sebenarnya mungkin tanpa disadari kita sudah pernah mengalami terapi warna. Sebagai contoh, banyak orang yang merasa mood-nya meningkat ketika memandang warna hijau di alam saat sedang berjalan-jalan ke gunung. Atau mungkin ada orang yang langsung merasa senang hanya dengan melihat gaun kuning miliknya. 

 

Supaya Geng Sehat lebih paham tentang terapi warna, baca penjelasannya di bawah ini!

 

Baca juga: 7 Jenis Penyakit Mental Pada Anak yang Perlu Diwaspadai
 

Jenis-jenis Terapi Warna

Dalam terapi warna, ada beragam warna yang dipercaya bisa mengobati beragam kondisi juga. Ahli terapi warna percaya bahwa kurangnya warna tertentu di dalam tubuh kita kemungkinan menjadi penyebab dari berbagai kondisi yang kita alami.

 

Berikut beberapa warna yang umum digunakan dalam terapi warna dan bagaimana menggunakannya:

  • Merah: merah digunakan untuk meningkatkan energi atau semangat orang yang merasa lelah atau sedih. Namun, merah juga bisa memicu orang yang sudah merasa tegang. Inilah kenapa merah digunakan secara hati-hati di terapi warna.
  • Biru: ahli terapi warna menggunakan biru untuk mengobati depresi dan nyeri. Warna biru yang lebih gelap juga dipercaya memiliki bahan sedatif dan mungkin bermanfaat untuk orang yang mengalami insomnia atau gangguan tidur.
  • Hijau: hijau adalah warna alami, dan menurut ahli terapi warna, hijau bisa membantu melepas stres dan membuat orang rileks.
  • Kuning: kuning bisa digunakan untuk meningkatkan mood, membuat kita senang, dan merasa optimis.
  • Orange: sama seperti kuning, orange bisa digunakan untuk meningkatkan emosi senang pada orang. Warna orange yang terang dan hangat bisa menstimulasi aktivitas mental. 

 

Baca juga: Tiga Sikap Positif Kunci Hidup Bahagia
 

Teknik Terapi Warna

Ada dua teknik utama dalam terapi warna, yaitu dilakukan lewat penglihatan, dengan cara menatap warna khusus dengan harapan tubuh Kamu kan mengeluarkan respon yang diinginkan. Yang kedua, bisa dilakukan dengan memantulkan warna tertentu pada bagian tubuh, dengan tujuan membantu mengobati.

 

Ahli terapi warna percaya bahwa warna bisa masuk ke tubuh kita lewat mata ataupun kulit. Setiap warna yang bisa dilihat memiliki  panjang gelombang dan frekuensi yang unik. Setiap frekuensi yang unik memiliki efek yang berbeda-beda pada setiap orang dan digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. 

 

Warna yang hangat umumnya digunakan untuk mendapatkan efek stimulasi, sementara warna dingin digunakan untuk mendapatkan efek menenangkan.

 

Manfaat Terapi Warna

Selama berabad-abad, terapi warna telah terbukti memiliki beberapa manfaat pada fisik hingga mental. Beberapa manfaat dari terapi warna diantaranya:

  • Pereda stres: beberapa warna seperti biru dan hijau bisa memiliki efek yang menenangkan pada orang yang sedang stres atau cemas.
  • Meningkatkan nafsu makan: warna yang hangat dan menstimulasi dapat meningkatkan rasa lapar pada orang yang mengalami gangguan makan.
  • Membantu meredakan gangguan musiman: beberapa orang mengalami gangguan afektif musiman di musim dingin atau hujan karena kurangnya sinar matahari dan harus menetap di rumah lebih lama. Warna hangat seperti kuning dan orange dapat membantu meredakan gejalanya.
  • Meningkatkan energi: warna seperti merah dan kuning telah terbukti dapat meningkatkan energi dan membuat Kamu lebih termotivasi. 

 

Baca juga: 9 Tanda Kamu Sudah Dewasa Secara Emosional

Sumber:

VeryWellMind. What Is Color Therapy?. Agustus 2021.
Harvard Health. Blue light has a dark side. Juli 2020.