Mungkin Geng Sehat sudah dewasa, setidaknya secara fisik. Tapi, apakah Geng Sehat sudah dewasa secara emosional? Kedewasaan emosional bisa saja baru muncul saat kita sudah berusia 30 atau 40 tahun. Lalu, apa sih tanda Kamu sudah dewasa secara emosional?

 

Berikut penjelasan tentang tanda-tanda dewasa secara emosional. Yuk, cek apakah Kamu sudah dewasa secara emosional!

 

Baca juga: 5 Cara Mengendalikan Emosi, Biar Enggak Menyesal Nantinya
 

9 Tanda Kamu Sudah Dewasa Secara Emosional

Dewasa secara emosional artinya kita memiliki tanggung jawab dan bisa mengontrol emosi kita. Berikut tanda-tanda dewasa secara emosional:

 

1. Tidak takut dengan emosi Kamu sendiri.

Kamu dapat menerima dan tidak takut ketika mulai merasa emosional, karena Kamu tahu bahwa emosi itu normal. Kamu memahami bahwa kapanpun kita bisa merasa sedih, marah, senang, bahagia, dan kecewa. Ini merupakan salah satu tanda Kamu dewasa secara emosional.

 

2. Kamu mengontrol emosi, bukan emosi yang mengontrol Kamu.

Kamu bisa membiarkan emosi meningkat tanpa emosi tersebut menguasai Kamu. Kamu juga tidak langsung menghilangkan emosi tersebut, melainkan mencoba memahami dan menelusurinya. 

 

3. Kamu punya alat untuk mengontrolnya.

Ketika merasakan emosi yang besar dan meluap hingga sulit untuk dikontrol, Kamu tidak panik. Kamu menggunakan alat untuk membantu mengontrolnya. Contoh alat yang dimaksud misalnya menulis, olahraga, melakukan aktivitas yang kreatif, atau mungkin bicara dengan teman.

 

4. Kamu melihat emosi sebagai suatu panduan yang bermanfaat, namun bukan kebenaran yang tepat. 

Emosi itu asli karena emosi merupakan gambaran yang sebenarnya tentang apa yang Kamu rasakan. Kalau Kamu merasa marah, itu karena memang Kamu sedang marah. Namun, emosi tidak selalu menjadi kebenaran yang tepat. Emosi bukan deskripsi yang sempurna dari sebuah situasi. Seringkali emosi kita lebih besar dari situasi yang sedang kita hadapi. 

 

Baca juga: Ternyata Dads Juga Bisa Mengalami Postpartum Depression!
 

5. Kamu juga memahami bahwa emosi orang lain bisa jadi bukan kebenaran yang tepat.

Kamu tidak hanya bisa memahami bahwa terkadang emosi bisa membutakan diri Kamu, namun Kamu juga memahami bahwa hal tersebut juga bisa dialami orang lain. 

 

6. Emosi yang Kamu alami adalah milik Kamu sendiri.

Kamu tahu bahwa emosi yang Kamu rasakan merupakan pilihan Kamu sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa memaksa Kamu merasakan suatu emosi. Emosi tersebut merupakan pilihan Kamu sendiri dan Kamu tidak dikontrol oleh situasi. 

 

7. Namun Kamu tidak menanggung emosi orang lain.

Kamu tahu bahwa Kamu tidak bertanggung jawab terhadap ketidaksenangan orang lain. Mungkin Kamu ingin agar semua orang yang Kamu sayangi merasa bahagia. Namun, Kamu tahu bahwa emosi mereka adalah milik mereka sendiri, bukan tugas Kamu untuk mengontrolnya.

 

8. Kamu bisa meminta maaf. 

Ketika Kamu mengalami luapan emosi dan menyalahkan atau menumpahkannya ke orang lain, Kamu menyadari dan mengakui hal tersebut. Kemudian Kamu minta maaf kepada orang tersebut. 

 

9. Kamu bisa memaafkan dan move on.

Kamu bisa menerima permintaan maaf orang lain. Kamu juga tidak menyimpan atau memendam kesalahan yang dilakukan orang lain tersebut setelah Kamu memaafkan mereka. Kesalahan tersebut tidak akan Kamu ungkit-ungkit ketika Kamu memiliki konflik lagi dengan orang tersebut, ataupun di sepanjang hubungan Kamu dengan orang tersebut. 

 

Baca juga: Toleransi, Kunci Penting Ciptakan Hubungan Baik dengan Mertua

Sumber:

Harley Therapy. Signs of Emotional Maturity – Do You Measure Up?. Maret 2021.
Healthline. Emotional Maturity: What It Looks Like. Maret 2020.