Saat seorang wanita mengandung, terjadi berbagai perubahan pada sistem metabolisme, imun, jantung, pembuluh darah, serta tentu saja berat badan. Selain itu, kadar hormon dalam tubuh juga berubah untuk mempersiapkan proses sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

 

Perubahan-perubahan yang terjadi berdampak pada kulit dan jaringan penunjang kulit di bawahnya. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai kelainan kulit pada kehamilan yang sering terjadi agar para ibu hamil tidak bingung dan khawatir dengan perubahan kulit yang terjadi.

 

Perubahan yang terjadi pada kulit dapat digolongkan menjadi:

  • Perubahan kulit yang normal.
  • Peningkatan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya.
  • Penyakit kulit yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
  • Penyakit kulit yang berhubungan dengan kehamilan.

 

Baca juga: Solusio Plasenta, Ketika Plasenta Terlepas Dini

 

Menurut penelitian, terdapat 4 jenis kelainan kulit yang paling sering terjadi pada ibu hamil, yaitu:

  1. Atopic eruption of pregnancy (AEP)

Kasus ini terjadi pada ibu hamil dengan riwayat alergi yang jelas. Namun, gejalanya dapat muncul untuk pertama kalinya ketika hamil. Lesi kulit kemerahan muncul pada awal kehamilan (sebelum trimester 3) di bagian wajah, telapak tangan, dan kaki. Pengobatan AEP sama seperti pengobatan pada pasien tidak hamil, yaitu pemberian krim steroid dan obat sesuai gejala dialami.

 

  1. Polymorphic eruption of pregnancy (PEP)

PEP lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada kehamilan selanjutnya. Selain itu, PEP banyak terjadi pada ibu hamil dengan  peregangan perut maksimal, seperti pada hamil kembar atau berat badan ibu yang meningkat banyak. Peregangan perut menyebabkan kulit dinding perut tertarik dan merusak jaringan kulit, sehingga menyebabkan reaksi peradangan.

 

Gejalanya timbul saat akhir kehamilan atau setelah melahirkan. Lesi yang muncul berupa kemerahan dan menonjol, terutama pada area perut sampai paha. Lesi ini juga dapat muncul di telapak tangan dan kaki, tetapi tidak terjadi di sekitar umbilikal, rambut. dan kuku. 

 

Pengobatan PEP adalah dengan pemberian krim steroid dan pelembap. Jika terjadi gatal, dapat diberikan sesuai gejala. Lesi dapat sembuh dengan cepat, biasanya dalam waktu 3 minggu.

 

Baca juga: Penyebab Bayi Lahir Prematur

 

  1. Pemphigoid gestionis (PG)

PG terjadi pada pasien dengan riwayat kelainan kulit akibat autoimun. Gejala yang muncul bervariasi, mulai dari munculnya lenting kemerahan pada perut dan sekitar umbilikus, hingga tungkai, telapak tangan, dan kaki.

 

Lesi muncul pada trimester kedua atau ketiga, dan cenderung berulang pada kehamilan berikutnya. Selain itu, disertai gejala yang sangat gatal. Pengobatan PG dengan pemberian krim steroid, sedangkan gejala gatal diberikan obat sesuai keluhan tersebut. Perbaikan terjadi pada akhir kehamilan.

 

  1. Intrahepatic cholestatis of Pregnancy (ICP)

ICP adalah penyakit gangguan pengeluaran cairan empedu, sehingga muncul lesi pada kulit. Gejala berupa gatal-gatal yang cukup mengganggu tanpa adanya lesi kulit khas. Gatal awalnya pada satu area, kemudian meluas. Karena intensitas gatal yang berat ini, biasanya muncul bekas-bekas garukan. ICP muncul pada trimester akhir kehamilan.

 

Pengobatan dilakukan dengan mengobati gangguan bilier tersebut, dengan obat ursodeoksikolik acid, dengan tujuan membantu pengeluaran bilier dan mengontrol gatal-gatal pada ibu. Penyakit ICP berisiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gawat janin karena mengganggu aliran oksigen pada janin.

 

Dari keempat jenis penyakit kulit yang sering diderita ibu hamil, ICP memiliki dampak paling besar pada kesehatan ibu dan janin. Jadi jika terjadi keluhan tersebut, segera periksa ke dokter agar mendapat pertolongan yang maksimal. (AS)

 

Baca juga: Perawatan Kulit saat Hamil yang Aman Dilakukan

 

Cegah Stretch Marks untuk Ibu Hamil - GueSehat.com