Setiap tahunnya, diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur, yakni sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Dan ternyata, angka ini akan terus meningkat. Sebenarnya, apa penyebab bayi lahir prematur dan bagaimana masa depan anak yang terlahir prematur? Yuk, cek infonya di sini, Mums!

 

Fakta Seputar Bayi Prematur

Sebelum kita mengetahui apa penyebab bayi lahir prematur, ada baiknya untuk mengetahui arti dari bayi prematur sendiri. Bayi prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum usia 37 minggu. Ada beberapa sub-kategori kelahiran prematur berdasarkan usia kandungan sang Ibu, meliputi:

  • Extremely preterm: kelahiran di bawah usia kandungan 28 minggu.
  • Very preterm: kelahiran di usia kandungan 28-32 minggu.
  • Moderate to late preterm: kelahiran di usia kandungan 32-37 minggu.

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada sekitar 15 juta bayi yang terlahir prematur setiap tahunnya. Ini berarti, lebih dari 1 dari 10 bayi. Dari 184 negara di dunia, tingkat kelahiran prematur berkisar antara 5-18% dari kelahiran bayi. Ironisnya, komplikasi akibat kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

 

Baca juga: Cara Merawat Bayi Prematur agar Cepat Gemuk

 

Lebih dari 60% bayi prematur lahir di Afrika dan Asia Selatan. Kendati demikian, kelahiran prematur tetaplah menjadi masalah global yang perlu kita cari solusinya bersama-sama. Rata-rata, 12% bayi lahir prematur pada negara yang berpenghasilan rendah. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara berpenghasilan tinggi, yang hanya 9%. 

 

Lima negara dengan tingkat kelahiran prematur tertinggi adalah:

  1. India: 3.519.100
  2. Cina: 1.172.300
  3. Nigeria: 773.600
  4. Pakistan: 748.100
  5. Indonesia: 675.700

 

Mirisnya, Indonesia kembali memasuki 10 negara dengan angka tertinggi kelahiran prematur per 100 kelahiran. Indonesia berada di urutan ke-9 dengan angka 15,5 per 100 kelahiran. Malawi berada di urutan pertama dengan angka 18,1 per 100 kelahiran, diikuti oleh Comoros (16,7), Congo (16,7), Zimbabwe (16,6), Equatorial Guinea (16,5), Mozambique (16,4), Gabon (16,3), dan Pakistan (15,8). Sedangkan Mauritania berada di urutan ke-10 dengan angka 15,4 kelahiran prematur per 100 kelahiran. Sebenarnya apa ya penyebab bayi lahir prematur dan mengapa angkanya semakin meningkat?

 

Penyebab Bayi Lahir Prematur

Sebenarnya, ada banyak penyebab bayi lahir prematur. Kebanyakan kelahiran prematur terjadi secara spontan, tetapi ada beberapa penyebab bayi lahir prematur, baik itu karena alasan medis maupun non-medis.

 

Penyebab bayi lahir prematur yang paling umum adalah kehamilan lebih dari satu bayi atau kembar serta infeksi dan kondisi kronis, misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi (hipertensi). Kendati demikian, ada pula kasus-kasus kelahiran prematur yang tidak bisa diidentifikasi penyebabnya. Kemungkinan, ini terjadi karena genetik.

 

Baca juga: Perawatan Bayi Prematur, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

 

Secara lebih rinci, berikut penyebab bayi lahir prematur:

  • Kehamilan kembar atau lebih.
  • Mums memiliki masalah pada rahim, plasenta, atau serviks.
  • Mums mengalami infeksi.
  • Mums memiliki kondisi medis tertentu, misalnya pre-eklampsia, sehingga bayi harus dilahirkan lebih cepat.
  • Mums memiliki kondisi kesehatan tertentu, salah satunya diabetes,
  • Memiliki riwayat kelahiran prematur.
  • Hamil kembali dalam rentang waktu kurang dari 6 bulan dari kehamilan sebelumnya.
  • Mengikuti program kehamilan IVF.
  • Merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Berat badan Mums kurang atau berlebih sebelum hamil.
  • Mengalami stres berat, misalnya akibat kehilangan orang yang dicintai atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
  • Pernah mengalami keguguran berulang atau melakukan aborsi.
  • Mengalami cedera fisik atau trauma.

 

Ada baiknya Mums mengetahui dengan pasti riwayat keluarga, kondisi kehamilan, serta kondisi kesehatan Mums. Dengan lebih memahami penyebab bayi lahir prematur serta bagaimana solusinya, maka akan semakin mudah pula menghindari kelahiran prematur.

 

Apa Tanda-tanda Kelahiran Prematur?

Dalam banyak kasus, kelahiran prematur tidak diduga-duga datangnya. Namun, ada beberapa tanda yang bisa Mums waspadai, yaitu:

  • Mengalami kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering.
  • Terdapat perubahan pada cairan vagina, misalnya secara signifikan cairan yang keluar lebih banyak, cairan terus mengalir keluar, atau terjadi perdarahan.
  • Terasa tekanan pada bagian panggul.
  • Mengalami sakit di bagian punggung bawah.
  • Muncul kram dengan atau tanpa disertai diare.

 

Jika Mums mengalami tanda-tanda di atas sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, jangan diabaikan dan segeralah berkonsultasi ke dokter. Sebisa mungkin dokter akan mencoba untuk menghentikan atau memperlambat persalinan. Pasalnya, semakin lama persalinan dapat ditunda sampai waktu yang tepat, akan semakin tinggi pula kesempatan si Kecil untuk bertahan hidup.

 

Baca juga: Mums, Waspadai Tanda-tanda Persalinan Prematur Berikut Ini!

 

Mengapa Penting untuk Mencegah Kelahiran Prematur?

Mums sudah mengetahui penyebab bayi lahir prematur dan apa tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Memang kenapa sih kalau bayi lahir prematur? Walaupun tidak seluruhnya, tetapi bayi yang lahir prematur berpotensi mengalami masalah kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain waktu kelahiran yang terlalu cepat, berat badan si Kecil yang belum ideal juga bisa memperbesar risiko komplikasi.

 

Di beberapa minggu pertama kelahiran, bayi prematur dapat mengalami:

 

  • Masalah pernapasan

Bayi prematur akan mengalami masalah ini karena sistem pernapasannya belum matang. Jika paru-paru bayi kekurangan surfaktan, zat yang membuat paru-paru berkembang, ini akan meningkatkan risiko sindrom gangguan pernapasan karena paru-paru tidak dapat mengembang dan berkontraksi seperti seharusnya. Bayi prematur juga akan berisiko mengalami bronchopulmonary dysplasia. Sebagai tambahan, beberapa bayi prematur juga akan mengalami apnea.

 

  • Masalah jantung

Masalah jantung yang paling umum menyerang bayi prematur adalah patent ductus arteriosus (PDA) dan tekanan darah rendah (hipotensi). PDA adalah adanya lubang persisten di antara aorta dan arteri pulmonalis. Meski cacat jantung ini biasanya dapat menutup dengan sendirinya, jika tidak ditangani akan menyebabkan murmur jantung, gagal jantung, serta komplikasi lainnya.

 

  • Masalah otak

Semakin awal bayi dilahirkan, risiko terbesar yang bisa terjadi adalah perdarahan pada otak, yang dikenal juga dengan intraventricular hemorrhage. Kebanyakan hemorrhage ringan dan dapat ditangani. Namun bagi beberapa bayi yang mengalami perdarahan otak yang lebih besar, akan mengalami cedera otak permanen.

 

  • Masalah kontrol suhu tubuh

Suhu tubuh bayi prematur dapat turun dengan sangat cepat. Mereka tidak memiliki lemak tubuh yang cukup seperti bayi yang lahir cukup waktu. Jika suhu tubuhnya terlalu rendah, bayi prematur berisiko mengalami hipotermia.

 

Hipotermia dapat menyebabkan masalah pernapasan dan penurunan tingkat gula darah. Sebagai tambahan, bayi prematur akan menggunakan seluruh energinya hanya untuk menghangatkan tubuhnya sendiri. Itulah mengapa bayi prematur perlu diinkubator agar tubuhnya tetap hangat sampai ia mampu mengontrol suhu tubuhnya sendiri tanpa bantuan alat.

 

Selain 3 hal di atas, bayi prematur juga bisa mengalami masalah gastrointestinal, darah, metabolisme, dan sistem imun. Sedangkan komplikasi jangka panjang yang bisa dialami bayi prematur antara lain cerebral palsy, gangguan belajar, masalah penglihatan, masalah pendengaran, masalah gigi, masalah perilaku dan psikologi, dan masalah kronis lainnya.

 

Dan untuk mencegah semua hal tersebut terjadi, maka Mums perlu selalu menjaga kesehatan dan menjauhi rokok, alkohol, serta obat-obatan terlarang. Lakukan kontrol kehamilan secara rutin dan segera ke dokter jika mengalami tanda-tanda kelahiran prematur. Semoga sehat selalu ya, Mums! (AS)

 

Baca juga: Mums, Ini Tes untuk Bayi Prematur di NICU

 

Referensi:

Mayo Clinic: Premature Birth

Centers for Disease Control and Prevention: Preterm Birth

Pregnancy, Birth and Baby: Premature Baby

WHO: Preterm Birth