Persalinan akan terjadi secara spontan antara usia kehamilan 37 sampai 41 minggu. Namun, bagaimana jika bayi tidak lahir meski batas waktu telah lewat? Di sinilah biasanya dokter akan menyarankan Mums untuk diinduksi. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang induksi agar Mums tak keburu takut dengan istilah ini.

 

Apa Itu Induksi Persalinan?

Induksi persalinan merupakan stimulasi kontraksi rahim yang dilakukan sebelum persalinan spontan dimulai, untuk merangsang atau mempercepat persalinan pervaginam. Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan induksi persalinan karena berbagai alasan. Misalnya, ada kekhawatiran terhadap kesehatan Mums atau kesehatan bayi, karena kontraksi alami tidak kunjung muncul.

 

Salah satu faktor terpenting dalam memprediksi kemungkinan induksi persalinan yang berhasil adalah seberapa lunak dan matang kondisi serviks. Dokter biasanya memilih prosedur induksi persalinan sebagai alternatif pertama sebelum merekomendasikan jenis persalinan dengan operasi caesar.

 

Baca juga: Tips Agar Proses Pembukaan Berjalan Cepat pada Persalinan Normal

 

Induksi persalinan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

 

1. Menggunakan obat prostaglandin

Untuk mematangkan leher rahim sebagai jalan lahir, dokter akan memasukkan obat induksi persalinan yang mengandung hormon prostaglandin ke dalam vagina.

 

2. Menggunakan obat oksitosin (pitocin)

Pitocin adalah versi sintetis dari hormon oksitosin yang berfungsi untuk melebarkan leher rahim dan merangsang atau meningkatkan kontraksi rahim Oksitosin sendiri diproduksi secara alami di dalam tubuh untuk merangsang atau meningkatkan kontraksi. Dokter biasanya akan memberikan pitocin melalui cairan infus dengan jumlah dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan Mums.

 

3. Menggunakan obat misoprostol

Sebenarnya cara ketiga ini sama dengan cara pertama. Contoh obat dengan kandungan prostaglandin adalah misoprostol. Misoprostol adalah obat induksi persalinan yang bertindak seperti hormon prostaglandin alami agar leher rahim menipis atau terbuka, sekaligus merangsang kontraksi persalinan. Obat ini juga dapat diberikan sebagai langkah pertolongan pertama saat leher rahim mengalami sobekan atau perdarahan parah setelah persalinan.

 

Dalam prosedur induksi persalinan, misoprostol dapat dikonsumsi secara oral atau diberikan melalui vagina karena lebih efektif untuk mematangkan serviks dan mempercepat kelahiran bayi.

 

4. Menggunakan kateter Foley

Selain obat, induksi persalinan juga dapat dilakukan dengan alat. Dokter mungkin akan memasukkan kateter dengan balon khusus ke ujung leher rahim. Balon ini akan diisi air sehingga menekan leher rahim, yang kemudian akan merangsang pelepasan hormon prostaglandin dalam tubuh. Hal ini menyebabkan leher rahim melunak dan terbuka.

 

5. Mengusap selaput leher rahim

Jika leher rahim sudah agak membuka, Mums mungkin tidak perlu lagi menggunakan obat atau kateter untuk merangsang pematangan leher rahim, melainkan hanya butuh sedikit rangsangan.

 

Dokter mungkin akan memasukkan jarinya ke dalam leher rahim dan secara manual memisahkan kantung ketuban dari rahim. Tindakan ini membuat hormon prostaglandin dilepaskan oleh tubuh, sehingga terjadi pematangan leher rahim dan mungkin juga kontraksi.

 

6. Pemecahan kantung ketuban (amniotomi)

Saat leher rahim sudah terbuka beberapa sentimeter dan kepala bayi sudah memasuki panggul, dokter mungkin akan memecahkan kantung ketuban dengan alat kecil. Kantong ketuban pecah ini dapat membuat Mums merasakan kontraksi untuk melahirkan.

 

Baca juga: Anak Tidak Mau Makan Sayur dan Buah? Tenang Mums, Ini Tips Jitu untuk Mengatasinya!

 

Kapan Induksi Persalinan Harus Dilakukan?

 

Kondisi kehamilan dapat menjadi alasan mengapa induksi persalinan dilakukan, terutama yang menyangkut kondisi kesehatan ibu atau bayi. Induksi persalinan dapat dilakukan pada pasien dengan selaput ketuban yang masih utuh dan juga pasien dengan selaput ketuban yang sudah robek. 

 

Beberapa kondisi atau syarat yang membuat induksi persalinan harus dilakukan antara lain:

  • Hari Perkiraan Lahir (HPL) sudah lewat dua minggu, atau sudah mencapai usia kehamilan 42 minggu, yang usia kehamilan ini memiliki risiko lebih besar terhadap berbagai masalah, misalnya kematian bayi.
  • Ketuban pecah dini tanpa disertai kontraksi melahirkan selama 24 jam. Induksi diperlukan untuk mengurangi risiko infeksi pada rahim atau bayi.
  • Janin tidak bergerak atau mendorong keluar walaupun sudah cukup usia untuk lahir.
  • Terdapat komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, gangguan pada plasenta, atau infeksi pada air ketuban.
  • Pertumbuhan janin terhambat.
  • Terdapat infeksi pada rahim (chorioamnionitis).
  • Bayi dalam kandungan sudah berhenti tumbuh.
  • Cairan ketuban sedikit atau tidak cukup mengelilingi bayi (oligohidramnion).
  • Kondisi plasenta mulai memburuk.
  • Plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum terjadi proses persalinan (abruptio plasenta).
  • Memiliki riwayat bayi lahir mati pada kehamilan sebelumnya.
  • Memiliki kondisi medis yang berisiko bagi diri sendiri dan bayi, seperti hipertensi, preeklampsia, diabetes gestasional, penyakit ginjal, hingga obesitas.

 

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Masih Mengisap Jempol?

 

Berapa Lama Proses Induksi Sampai Melahirkan?

Kontraksi dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah induksi dilakukan, dan umumnya wanita akan mulai melahirkan dalam beberapa jam setelah ketuban pecah. Namun perlu diketahui, respons tubuh masing-masing ibu akan berbeda ketika induksi dilakukan. Proses induksi bisa saja memerlukan waktu beberapa jam, bisa pula memakan waktu 2 hingga 3 hari. Kemungkinan induksi akan memakan waktu lebih lama pada kehamilan pertama atau jika kehamilan kurang dari 37 minggu.

 

Bahkan, induksi bisa saja tidak berhasil sama sekali, atau metode yang digunakan harus diulang. Itu semua tergantung pada seberapa matang serviks pada saat induksi dan seberapa baik tubuh Mums merespons metode yang dipilih untuk induksi.

 

Yang perlu diingat, induksi hanya akan mulai diberikan oleh dokter jika fase awal persalinan tidak berkembang setelah kurang lebih 24 jam. Dokter pastinya akan mempertimbangkan apakah induksi adalah jalan yang terbaik untuk Mums, atau diperlukan intervensi medis lain demi menjamin keselamatan Mums dan si Kecil. (IS)

 

Baca juga: Kesalahan yang Sering Dilakukan Ibu Baru Usai Melahirkan

 

 

 

Referensi:

Mayo Clinic. Labor Induction

Kids Health. Inductions