Kanker anus adalah penyakit dimana tumor ganas tumbuh pada lubang anus, yang terletak di ujung usus besar. Kanker anus cukup langka, dan seringkali menjadi kanker yang dilupakan. Menurut data pada 2008, hanya terdapat 27.000 kasus kanker anus di seluruh dunia.
 

Pada umumnya, tingkat ketahanan hidup penderita kanker anus selama 5 tahun sejak didiagnosis mencapai 60% untuk pria dan 71% untuk wanita. Seperti kanker lainnya, semakin dini terdiagnosis, semakin panjang peluang hidup pasien. 

 

Supaya Geng Sehat tahu lebih dalam tentang kanker anus dan meningkatkan kewaspadaan, berikut penjelasan lengkap tentang penyakit ini!

 

Baca juga: Seks Oral Tularkan HPV dan Memicu Kanker Mulut!

 

Apa Penyebab Kanker Anus?

Kanker anus terbentuk dari mutasi genetik yang mengubah sel sehat menjadi abnormal. Sel yang sehat itu membelah diri sangat cepat dalam waktu yang singkat. Namun, sel abnormal membelah diri secara tak terkontrol dan tidak bisa mati. Lama kelamaan sel abnormal tersebut membentuk tumor. 

 

Kanker anus diketahui memiliki kaitan erat dengan salah satu infeksi menular seksual yang disebabkan Human papillomavirus (HPV). Ditemukan virus HPV pada mayoritas pasien kanker anus. Sehingga disimpulkan bahwa HPV merupakan penyebab utama dan paling umum dari kanker anus.

 

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Kanker Anus?

Penelitian menemukan beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker anus. Beberapa diantaranya adalah:

  • Usia tua. Kebanyakan kasus kanker anus menyerang orang berusia di atas 50 tahun.
  • Berganti-ganti pasangan seksual. Orang yang berhubungan seks dengan banyak orang selama hidupnya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker anus.
  • Merokok. Penelitian menunjukkan merokok meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker anus.
  • Riwayat kanker di keluarga. Orang yang pernah terkena kanker serviks dan kanker vagina memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker anus.
  • Orang yang mengonsumsi obat penekan sistem imun. Orang yang mengonsumsi obat yang bisa menurunkan sistem imun (obat imunosupresif), termasuk orang yang menerima transplantasi organ, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker anus. Virus HIV yang menyebabkan AIDS juga menurunkan sistem imun dan meningkatkan risiko kanker anus.

 

Apa Gejala Kanker Anus?

Gejala kanker anus yang paling umum adalah pendarahan pada anus. Kanker anus bisa diawali dengan rasa gatal pada anus. Jadi, banyak orang yang mengira pendarahan dan rasa gatal itu akibat ambeien

 

Hal ini seringkali menghalangi deteksi dini  kanker anus. Sementara itu, gejala lain dari kanker anus yang perlu diwaspadai adalah:

  • Nyeri atau tekanan pada area anus
  • Keluarnya keputihan atau lendir yang tidak biasa dari anus
  • Benjolan di area anus
  • Perubahan frekuensi buang air besar

 

Bagaimana Mendiagnosis Kanker Anus?

Beberapa tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis kanker anus adalah:

 

Colok dubur, atau pemeriksaan langsung ke lubang anus untuk mendeteksi  benjolan yang tidak normal. Pemeriksaan pada rektal ini bersifat digital. Dokter akan memasukkan jarinya yang sudah diselimuti sarung tangan dan dilubrikasi, ke dalam anus. Dokter akan mencoba merasakan jika ada benjolan di lubang anus.

 

Pemeriksaan lubang anus dan rektum secara visual. Dokter akan menggunakan alat tubular kecil dan pendek yang disebut anoskop untuk memeriksa lubang anus dan rektum dan menemukan setiap pertumbuhan jaringan yang tidak normal.

 

USG lubang anus. Untuk melihat gambaran lubang anus , dokter akan memasukkan alat yang disebut laser probe  (mirip thermometer tebal) ke dalam lubang anus dan rektum. Laser probe tersebut memancarkan gelombang ultrasound yang akan membentuk gambaran organ dalam anus. Kemudian dokter akan mempelajari gambar tersebut untuk mendeteksi ketidaknormalan. 

 

Biopsi. Jika ditemukan benjolan tidak bisa pada anus, maka kadang dilakukan biopsi. Biopsi adalah pengambilan sample jaringan pada benjolan untuk dianalisis di laboratorium, untuk menentukan jenis selnya ganas atau tidak.

 

Baca juga: Kanker Penis Disebabkan Infeksi HPV pada Pria

 

Bagaimana Menentukan Stadium Kanker Anus?

Pasien yang sudah didiagnosis terkena kanker anus, akan melakukan tes tambahan, untuk mencari tahu apakah kankernya sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lainnya.

 

Tes-tes yang dilakukan untuk mendeteksi hal tersebut adalah:

  • CT scan
  • MRI
  • PET

Dokter akan menggunakan informasi yang diperoleh dari prosedur tersebut untuk menentukan berapa stadium kanker anus yang Kamu derita. Sama seperti jenis kanker pada umumnya, stadium kanker anus dibedakan menjadi stadium 1 - 4.

 

Stadium paling rendah menunjukkan bahwa kankernya kecil dan masih tumbuh secara lokal hanya di anus. Sementara itu, jika kanker anusnya sudah di stadium 4, maka tumornya sudah menyebar ke organ tubuh lainnya.

 

Apa Saja Komplikasi Kanker Anus?

Kanker anus jarang menyebar (metastasi) ke organ lain di dalam tubuh, khususnya organ yang cukup jauh. Sangat sedikit kasus kanker anus dimana tumornya telah menyebar. Namun, kalau sudah menyebar, kanker anus sudah cukup sulit untuk diobati. Kanker anus yang bermetastasis biasanya paling sering menyebar ke hati dan paru-paru.

 

Bagaimana Pengobatan Kanker Anus?

Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker anus diobati menggunakan kemoterapi, radiasi, atau kombinasi antara keduanya. Biasanya dokter juga akan menawarkan prosedur operasi, khususnya jika kedua pengobatan itu tidak ampuh. 

 

Untuk operasi pengangkatan kanker anus sendiri, dokter menggunakan prosedur yang berbeda, tergantung dari stadium kankernya.

 

Operasi Pengangkatan Kanker Anus Stadium Awal

Kanker anus yang sangat kecil bisa diangkat lewat prosedur operasi. Selama prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan sedikit jaringan sehat di sekitar anus. Jika ukuran tumornya kecil, kanker anus stadium awal bisa diangkat tanpa merusak otot spinchter anus. Otot spinchter anus adalah otot yang mengontrol buka dan tutupnya anus.

 

Setelah kanker anus diangkat, dokter akan merekomendasikan agar pasien melakukan pengobatan kemoterapi dan radiasi untuk memastikan sisa-sisa sel kankernya.

 

Pengobatan Kanker Anus Stadium Akhir 

Kalau kanker anus tidak menunjukkan respon dengan baik terhadap kemoterapi dan radiasi, atau jika kanker anus sudah berada pada stadium akhir, dokter akan merekomendasikan operasi reseksi abdominoperineal.

 

Operasi reseksi abdominoperineal dilakukan untuk mengangkat atau memotong lubang anus, rektum, dan sebagian usus besar. Kemudian, dokter menempelkan sisa usus besar yang masih ada ke dinding perut yang sudah dilubangi (stoma).

 

Dokter akan menempelkan kantung kolostomi di bagian luar lubang dinding perut tersebut. Jadi, feses akan keluar lewat lubang tersebut dan masuk ke kantung kolostomi.

 

Bagaimana Mencegah Kanker Anus?

Sama seperti jenis kanker lain pada umumnya, belum ada juga penelitian yang menemukan cara tepat untuk mencegah kanker anus. Yang bisa Kamu lakukan adalah menurunkan risikonya.

 

Untuk bisa menurunkan risiko kanker anus, ini hal-hal yang bisa Kamu lakukan:

Berhubungan seks dengan aman. Sebaiknya lakukan hubungan seksual dengan satu pasangan yang sah, atau gunakan kondom untuk mencegah HPV dan HIV. Keduanya adalah virus yang meningkatkan risiko kanker anus. Kalau ingin melakukan seks anal, gunakan kondom.

 

Lakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV, bisa melindungi Kamu dari infeksi HPV seumur hidup. Vaksin sebaiknya diberikan tidak hanya pada permepuan, namun juga laki-laki untuk mencegah kanker penis. 

 

Selain dua hal tadi, lakukan gaya hidup sehat dan jauhi rokok. Rokok meningkatkan risiko semua jenis kanker sehingga layak dihindari, termasuk jika Kamu perokok pasif. (UH/AY)

 

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Stres Bisa Memicu Kanker!

 

Kanker Anus: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Sumber:

Mayo Clinic. Anal cancer. Maret. 2018.

National Comprehensive Cancer Network. NCCN Guidelines.

National Cancer Institute. Anal Cancer Treatment (PDQ®)–Patient Version. Oktober. 2018.

National Cancer Institute. Taking Time: Support for People With Cancer.

WebMD. What Is Anal Cancer?. Oktober. 2017.