Penderita diabetes kerap mengeluh sakit kepala. Diduga sakit kepala ini dipengaruhi oleh kadar gula tidak normal, baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Penderita diabetes memang kerap mengalami fluktuasi kadar gula darah dalam sehari. Sakit kepala bisa menjadi sebuah sinyal bahwa gula darah penderita diabetes berada di luar jangkauan target. 

 

Ada banyak pemicu sakit kepala yang dialami penderita diabetes, misalnya karena berpuasa, mengonsumsi makanan tinggi gula, diet terlalu ketat, atau melewatkan jam makan. Kondisi kadar gula terlalu rendah juga dapat memicu sakit kepala.

 

Bagi penderita diabetes, peluang terjadi sakit kepala lebih tinggi, bahkan hanya karena telat makan atau makan tidak teratur. Hal ini dikarenakan makan memengaruhi kadar glukosa darah naik atau turun terlalu rendah. Dilansir dari diabetesselfmanagement.com, semua orang pernah mengalami sakit kepala. Beberapa orang lebih sering mengalami sakit kepala dibandingkan orang lain

 

Apa sih sakit kepala itu?

Sederhananya, sakit kepala adalah rasa sakit yang terjadi di semua bagian kepala, bisa di kepala bagian samping, depan, atau bagian belakang. Jenis nyeri pada kepala bisa sangat bervariasi, misalnya nyeri tajam, terasa berat, atau berdenyut-denyut. Frekuensi nyeri juga mungkin berbeda, ada yang terus-menerus atau terjadi secara tiba-tiba, bertahap, dan dapat berlangsung satu jam atau berhari-hari.

Baca juga: 6 Gejala Sakit Kepala Berikut, Bisa Jadi Tanda Bahaya!

 

Mengapa diabetes bisa menyebabkan sakit kepala?

Menderita diabetes lantas bukan berarti secara otomatis Kamu mengalami sakit kepala. Penyebab sakit kepala pada penderita diabetes umumnya karena perubahan kadar gula darah. Semakin tinggi atau semakin rendah gula darah, semakin besar risiko mengalami sakit kepala. Inilah penjelasannya.

 

  • Gula darah tinggi (hiperglikemia):

          Gula darah tinggi didefinisikan jika gula darah mencapai 180 mg/dL atau lebih tinggi. Penderita diabetes mungkin tidak tahu berapa kadar gula darah tanpa melakukan tes gula darah. Pada orang yang belum terdiagnosis diabetes, gejala-gejala hiperglikemia dapat berkembang seiring waktu. Salah satunya sakit kepala yang sering kali merupakan tanda awal gula darah tinggi. Sakit kepala akibat kenaikan gula darah ini dapat berkembang secara bertahap, dan menjadi lebih parah ketika gula darah semakin tinggi.

 

  • Gula darah rendah (hipoglikemia):

          Gula darah rendah didefinisikan jika kadarnya di bawah 70 mg/dL. Gejala hipoglikemia cenderung lebih jelas dibandingkan hiperglikemia. Misalnya, tiba-tiba gemetar, pusing, lapar, cemas, bingung, dan sakit kepala dapat tiba-tiba bisa muncul.

 

Fluktuasi gula darah ini dapat memicu sakit kepala, karena memengaruhi kondisi pembuluh darah di dalam otak. Ini juga berpengaruh pada produksi hormon di otak, terutama epinefrin dan norepinefrin. Dengan kata lain, gula darah yang naik-turun menyebabkan sakit kepala akibat perubahan hormon.

 

Jika Kamu sudah menyadari bahwa setiap kali kadar gula darah turun atau naik Kamu akan sakit kepala, pastikan Kamu memeriksa gula darah cukup sering. Jadi, Kamu pun terhindar dari serangan sakit kepala.

 

Jika mengalami hipoglikemia, segera penuhi kebutuhan gula, tetapi cukup 15 gr karbohidrat saja. Kebutuhan untuk meningkatkan gula darah ini dapat dicapai dengan minum jus, teh manis, atau minum susu skim.

Baca juga: Sakit Kepala dan Pusing, Apa Bedanya?

 

Mengobati sakit kepala penderita diabetes

Ada beberapa cara untuk mengobati sakit kepala, tergantung jenis sakit kepala yang Kamu alami:

 

Minum obat

Beberapa sakit kepala dapat merespons dengan baik terhadap obat-obatan sakit kepala yang dijual bebas, misalnya aspirin, parsetamol, dan ibuprofen. Obat jenis lain yang lebih kuat dapat diperoleh melalui resep dokter, misalnya triptans (sejenis obat yang memblokir jalur nyeri di otak), alkaloid ergot, beta blocker, atau antidepresan. Beberapa obat-obatan ini juga digunakan untuk mencegah sakit kepala seperti migrain.

 

Obat alami

Kalau Kamu tidak terlalu suka menggunakan obat kimia atau memiliki riwayat alergi obat, maka pilihan terapinya adalah menggunakan cara tradisional, seperti menggosok dengan minyak alami di pelipis dan dahi. Mengonsumsi 400 mg magnesium setiap hari terbukti membantu mencegah sakit kepala. Namun perhatikan efek sampingnya, yaitu diare.

 

Cobalah minum secangkir teh jahe atau chamomile untuk menghilangkan sakit kepala. Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum minum obat-obatan yang belum diketahui efek sampingnya, misalnya metode pengobatan alami yang belum pernah Kamu coba.

Baca juga: Obat Herbal atau Obat Kimia, Mana yang Lebih Baik?

 

Mengurangi stres

Meditasi, latihan relaksasi, yoga, akupunktur, pijat, dan terapi panas semuanya dapat membantu menghilangkan sakit kepala. Bahkan, terapi perilaku kognitif pun bisa bermanfaat.

 

Diet

Makanan dan minuman tertentu yang dapat memicu sakit kepala sebaiknya dihindari, misalnya cokelat, keju tua, bawang, alpukat, dan kafein. Setiap orang memiliki makanan pemicu sakit kepala yang tidak sama. Jadi, catat di buku jenis makanan apa saja yang tidak cocok buat Kamu, karena langsung mendatangkan sakit kepala.

 

Kontrol gula darah dengan ketat

Tentu saja, jika perubahan kadar gula darah adalah pemicu sakit kepala, usahakan untuk selalu menjaga kadar gula darah dalam kisaran target, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Konsultasikan kepada dokter jika obat-obatan diabetes tidak membantu. Mungkin gaya hidup Kamu yang perlu diubah, dan Kamu perlu lebih banyak berolahraga.

 

Setelah paham tentang penyebab sakit kepala, jika Kamu sering mengalaminya, jangan diam saja. Bicaralah dengan dokter untuk mengetahui jenis sakit kepala Kamu, serta jenis perawatan terbaik untukmu. Dan bila Kamu sering mengalami sakit kepala tanpa tahu sebabnya, coba cek gula darahmu. Jangan-jangan Kamu diabetes. (AY/AS)