Minggu Kesehatan Mental Maternal adalah sebuah kampanye yang mengangkat masalah gangguan mental saat kehamilan dan setelah melahirkan. Diperingati setiap tanggal 4 Mei sampai 10 Mei 2020, tema yang diangkat tahun ini adalah “Supporting Mums During Difficult Times” atau dukungan untuk para wanita di periode sulit, yakni kehamilan dan setelah melahirkan.

 

Diharapkan dengan kampanye ini, kewaspadaan terhadap gangguan mental bumil dan ibu melahirkan lebih ditingkatkan, sehingga dapat membantu wanita yang mengalaminya dan memberinya dukungan agar segera pulih.

 

Setiap hari selama minggu kampanye kesehatan mental maternal ini, biasanya mengangkat topik yang berbeda, dengan #hashtag yang berbeda. Beberapa topiknya antara lain, apa itu kesehatan mental maternal, bagaimana bentuk dukungan yang baik, bagaimana keluarga dan teman dapat memberikan dukungan, pemulihan dan refleksi diri.

 

Agar Mums lebih paham tentang kesehatan mental yang kerap dialami ibu hamil dan pasca melahirkan, baca yuk artikel berikut!

 

Baca juga: Hati-hati Depresi Setelah Menikah, Ini Penyebabnya!

 

Gangguan Mental Selama Kehamilan

Data menunjukkan, sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang baru melahirkan mengalami gangguan mental, dengan jenis gangguan mental paling sering adalah depresi. Kejadian ini lebih sering ditemukan di negara berkembang, mencapai 15,6% pada bumil dan 19,8% setelah melahirkan.

 

Oh ya Mums, selain dapat terjadi pada ibu, ternyata depresi ini juga dapat dialami oleh para Dads. Angka kejadiannya bervariasi, antara 1-26%. Khusus untuk depresi postpartum, bentuk yang lebih berat, yaitu postpartum psikosis, dapat ditemukan 1-2 dari setiap 1000 wanita melahirkan dan berujung pada pembunuhan anaknya.

 

Selain itu, gangguan mental yang berat dan tidak diobati dapat mengarah pada upaya bunuh diri wanita. Gangguan ini menyebabkan seorang ibu tidak dapat menjalankan kewajibannya sehingga tumbuh kembang anak juga dapat terganggu.

 

Untuk menghindari dampak gangguan mental selama hamil dan setelah melahirkan, maka Mums perlu mendeteksi gejalanya sedini mungkin dan kemudian mendapatkan terapi dan intervensi oleh tenaga medis terlatih.

 

Beberapa masalah atau gangguan mental yang sering dialami oleh bumil adalah depresi antenatal/prenatal. Depresi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan tentunya dapat berefek buruk kepada janin dan bayi yang dilahirkan. Misalnya, selama di dalam kandungan, janin akan mengalami gangguan perkembangan dan dapat bedampak saat tumbuh kembang bayi setelah dilahirkan.

 

 

Baca juga: Jangan Terlalu Stres dengan Penampilan saat Hamil

 

Gejala Depresi Antenatal

Beberapa penyebab depresi antenatal adalah stres dan khawatir dengan kehamilan, kehamilan tidak direncanakan, riwayat sulit hamil, riwayat kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah ekonomi. Berikut ini beberapa gejala depresi antenatal:

  • Kurang konsentrasi
  • Sulit mengingat
  • Mudah marah
  • Tidur terlalu lama atau sedikit
  • Lelah
  • Nafsu makan terlalu banyak atau sedikit
  • Tidak ada gairah seksual
  • Perasaan gagal atau bersalah
  • Rasa sedih terus menerus
  • Pikiran bunuh diri
  • Tidak merasa senang dengan kehamilan dan adanya calon bayi

 

Jika tidak diterapi dengan baik, gejala depresi ini dapat berlanjut hingga menjadi depresi postpartum, yaitu depresi setelah melahirkan. Gejalanya antara lain rasa sedih, lelah, cemas, episode menangis, gangguan pola tidur dan makan. Gejala biasanya muncul 1 minggu sampai 1 bulan setelah melahirkan. Gangguan ini tentunya berdampak terhadap hubungan dengan sang anak.

 

Baca juga: Stres Berlebihan Bisa Menyebabkan Keguguran, Benarkah?

 

 

Dukungan untuk Wanita Hamil 

Dukungan psikososial sangat dibutuhkan untuk mencegah depresi dan gangguan mental selama kehamilan dan pasca melahirkan. Selain itu, wanita dengan gejala depresi juga dapat diberikan konseling atau menjalani terapi dengan obat-obatan.

 

Menyusui adalah salah satu upaya yang dapat mengurangi depresi pada ibu melahirkan. Hormon yang diproduksi selama menyusui dapat mengurangi stres dan membantu meredakan gangguan kurang tidur pada ibu baru melahirkan.

 

Menyusui juga dapat memperbaiki mood sehingga mengurangi tingkat stres, sehingga mencegah terjadinya depresi. Selain itu menyusui juga dapat mempererat hubungan ibu dan anak. Selain berefek positif terhadap mental ibu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui juga dapat menurunkan risiko kanker, risiko diabetes dan gangguan jantung.

 

Pengalaman menyusui setiap busui tentunya berbeda, pasti ada kendala yang terjadi. Yang paling penting adalah dukungan dari suami, keluarga, dan orang sekitar dalam menghadapi masalah tersebut. Jika Mums mengalami masalah selama masa kehamilan, melahirkan dan menyusui, Mums harus berbagi masalah tersebut ke orang terdekat agar tidak berefek berat ke kesehatan mental ya!

 

Baca juga: Brexanolone, Obat Baru untuk Terapi Depresi Pasca Melahirkan

 

 

 

Referensi:

Thebluedotproject.org. Maternal mental health awareness.

Mayoclinic.com. Postpartum depression.