Postpartum depression (PPD) atau depresi pasca melahirkan adalah salah satu komplikasi kesehatan cukup serius yang melanda para wanita yang baru saja melahirkan. Hingga saat ini, belum ada data mengenai angka kejadian depresi pasca melahirkan di Indonesia.

 

Namun, sebuah studi memperkirakan ada sekitar 65% ibu baru yang mengalami depresi pasca melahirkan di negara-negara Asia. Sementara di seluruh dunia, depresi pasca melahirkan diperkirakan dialami oleh 10-20% ibu yang baru melahirkan.

 

Berbeda dengan kondisi baby blues yang biasanya akan hilang setelah 1 atau 2 minggu pasca melahirkan, bersifat lebih ringan, dan tidak memerlukan pengobatan, depresi pasca melahirkan ditandai dengan perasaan cemas, tidak berdaya, dan kesedihan yang cukup intens dan berlangsung lama. Hal ini dapat memengaruhi kehidupan ibu maupun anak yang dilahirkan.

 

Depresi pasca melahirkan dapat memberi dampak kurang baik bagi perkembangan anak, antara lain keterlambatan perkembangan kognitif dan kemampuan berbahasa anak. Anak juga dapat tumbuh dengan perasaan tidak aman (insecure), sulit mengorganisir diri, dan cenderung memiliki nilai yang lebih rendah secara akademis.

 

Selama ini, belum ada terapi obat yang secara khusus diperuntukkan bagi kondisi depresi pasca melahirkan. Namun pada tahun 2019, muncul sebuah obat baru bernama brexanolone. Brexanolone saat ini sudah mendapat izin edar dari Food and Drug Administration di Amerika Serikat.

 

Meskipun obat ini belum tersedia di Indonesia, saya akan memaparkan beberapa fakta penting dari brexanolone, obat pertama di dunia yang diindikasikan bagi pengobatan depresi pasca melahirkan.

 

Brexanolone bekerja di neurotransmiter GABA

Struktur brexanolone dirancang menyerupai allopreganolone, suatu zat yang merupakan metabolit atau pemecahan dari hormon progesteron. Pada saat hamil, terjadi peningkatan kadar hormon progesteron dan allopreganolone dalam tubuh.

 

Namun pada saat melahirkan, kadarnya turun drastis. Jatuhnya kadar allopreganolone secara tiba-tiba inilah yang oleh para ahli diperkirakan berhubungan dengan peningkatan risiko depresi pasca melahirkan.

 

Allopreganolone bekerja di suatu neurotransmiter yang disebut dengan GABA tipe A. Kerja allopreganolone pada neurotransmiter GABA tipe A dapat membantu penanganan depresi pasca melahirkan, meskipun mekanisme kerja secara rincinya belum diketahui.

 

Diberikan melalui infus selama 60 jam non-stop

Cara pemberian brexanolone terbilang cukup unik, yaitu diberikan lewat infus secara terus-menerus selama 60 jam atau sekitar 2,5 hari. Hal ini dikarenakan struktur brexanolone tidak dimungkinkan untuk dibuat dalam bentuk tablet untuk diminum. Oleh karena itu, brexanolone hanya dapat diberikan di sarana kesehatan, seperti klinik atau rumah sakit, karena membutuhkan bantuan dari tenaga medis dalam pemberiannya.

 

Dosis brexanolone sendiri dihitung berdasarkan bobot badan pasien. Obat akan diberikan dengan dosis rendah terlebih dahulu di 4 jam pertama, ditingkatkan dosisnya secara bertahap hingga jam ke-52, dan kemudian diturunkan kembali dosisnya hingga infus berakhir di jam ke-60.

 

Tidak memengaruhi pemberian ASI

Salah satu kekhawatiran yang sering dialami ibu dalam menggunakan obat anti depresi setelah melahirkan adalah jika obat tersebut dapat tercampur di ASI dan memengaruhi bayi yang disusui. Brexanolone memang meresap ke ASI, tetapi paparannya ke bayi yang disusui cukup minimal, sehingga diharapkan efek yang tidak diharapkan kepada bayi cukup minimal.

 

Hanya tersedia lewat program khusus

Brexanolone memiliki efek samping, antara lain perasaan berputar (dizziness), mengantuk, mulut kering, hingga penurunan kesadaran. Karena efek sampingnya ini, brexanolone dikhawatirkan rentan disalahgunakan untuk tujuan euforia.

 

Oleh karena itu, di Amerika Serikat obat ini hanya tersedia lewat sebuah program khusus bernama Risk Evaluation and Mitigation Strategy Program. Pasien hanya dapat menerima obat ini di sarana pelayanan kesehatan yang terdaftar dan pasien berada dalam pengawasan penuh dari tenaga medis selama pemberian obat.

 

Mums, itu dia beberapa fakta mengenai brexanolone, obat pertama di dunia yang diperuntukkan bagi penanganan depresi pasca melahirkan. Brexanolone diberikan lewat infus dengan efek samping yang cukup dapat ditoleransi.

 

Depresi pasca melahirkan adalah salah satu masalah kesehatan wanita yang kadang diabaikan, tetapi ternyata jika tidak diobati dapat memberi dampak buruk baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Ibu dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis jika diduga mengalami depresi pasca melahirkan agar dapat diberikan penanganan yang tepat untuk kondisinya. Salam sehat! (AS)

 

Referensi

Azhar Y, Din AU. Brexanolone. 2019. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

Garza, Anyssa. 2018. Postpartum Depression and Its Long-Term Effects on Children. Pharmacy Times.