Penelitian yang dilakukan oleh Anxiety Disorders Association of America (ADAA), seperti dikutip dari PsychologyToday, menemukan bahwa orang-orang dengan gangguan kecemasan sering mengalami kesulitan saat harus menjalin hubungan yang sehat dengan pasangan. Faktanya memang tidak semua orang dapat memahami tentang gangguan kecemasan yang dialami orang lain, bahkan pasangan sendiri.  

 

Meskipun sulit memahami, sebenarnya bukan menjadi alasan untuk meninggalkan pasangan Kamu begitu saja. Sebagai orang terdekat, kita justru seharusnya berusaha mempertahankan hubungan tersebut dan jangan mudah menyerah. Lalu, apa yang harus kita pahami saat pasangan punya gangguan kecemasan?

 

Baca juga: 4 Kalimat Ampuh untuk Menghindari Pertengkaran dengan Pasangan



Pahami Dulu Apa Itu Gangguan Kecemasan

Terdapat berbagai jenis gangguan kecemasan. Setidaknya Kamu perlu mengetahui jenis gangguan kecemasan yang dialami oleh pasangan Kamu, Gengs. Menurut Kevin Gilliland, seorang psikolog klinis sekaligus dosen di Southern Methodist University, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Women’sHealth, terkadang kita belum dapat sepenuhnya memahami kondisi pasangan, termasuk masalah medis yang dialami. 

 

Pasangan kita mungkin terlihat normal, seperti orang lain pada umumnya. Namun, dalam waktu cepat ia bisa saja berubah drastis mengalami cemas yang sulit dikendalikan. Menurut American Psychiatric Association, gangguan kecemasan berbeda dengan perasaan cemas pada umumnya karena melibatkan rasa cemas dan takut yang berlebihan. 

 

Seseorang yang memiliki gangguan kecemasan akan menghindari situasi atau sesuatu yang membuatnya cemas luar biasa, yang mungkin bagi sebagian orang bukan kondisi yang seharusnya membuat cemas. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa gejala emosional, seperti perasaan takut, gelisah, tegang, hingga gejala fisik, seperti sesak napas, berkeringat, tremor, sakit kepala, kelelahan, insomnia, dan diare. Jenis gangguan kecemasan pun dapat beragam, mulai dari gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, hingga fobia tertentu. 

 

  



Dengarkanlah Cerita dan Keluh Kesahnya

Tidak hanya belajar untuk memahami jenis kecemasan yang dialami, cobalah untuk menyadari dan berusaha lebih peka dengan kondisi pasangan Kamu. Jadilah pendengar yang baik, terutama saat pasangan Kamu bercerita tentang hal-hal yang membuat ia khawatir. Jangan memaksakan pendapat pribadi yang akan memperburuk suasana dan kecemasannya. 

 

Kamu boleh memberikan saran, namun sebaiknya utarakan hanya saat pasangan memintanya, Gengs. Pastikanlah Kamu menyampaikan dengan bahasa yang lebih halus, tidak membuat emosi, sehingga lebih mudah dipahami. Yang paling penting, jangan bosan mendengarkan keluh kesahnya kapanpun saat dibutuhkan. Dengan begitu, pasangan pun mengetahui kalau Kamu benar-benar peduli padanya.

 

Baca juga: Apakah Hubungan Anda dan Pasangan Sudah Sehat?

 

Ada saat di mana pasangan akan bersikap berlebihan dalam mengekspresikan kecemasannya, seperti menangis, marah, hingga berteriak. Saat hal itu terjadi, cobalah untuk tetap tenang dan jangan ikut marah atau bahkan ketakutan dengan perilakunya. Kendalikan ketakutan atau amarah Kamu karena jika tidak, Kamu hanya akan memperburuk kondisi. Pikirkanlah solusi terbaik untuk masalah tersebut dan usahakan untuk tetap tenang. 



Cari Cara untuk Mengurangi Kecemasan

Paulette Sherman, psikolog yang berasal dari New York City, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan energi yang ternyata bisa menular lho, Gengs. Kamu mungkin tanpa sadar mengalami kecemasan karena terus-menerus dekat dengan pasangan yang mengalami gangguan kecemasan. 

 

Jika Kamu ikut cemas, bagaimana Kamu akan mendampingi kekasih yang membutuhkan bantuan Kamu? Gangguan kecemasan termasuk salah satu gangguan mental yang sangat bisa diterapi. Dukung pasangan Kamu melakukan konseling dengan psikiater jika memang perlu. Untuk mengurangi gejala serangan cemas, selain berobat dampingi dia rutin melakukan yoga, meditasi atau beri kesempatan meluangkan waktu sendiri (me time).

 

Baca juga: 5 Cara Kencan Sehat Bersama Pasangan 



Ingatlah Kalau Kamu Bukan Psikolog

Ingat, Kamu hanya berperan sebagai pasangan yang tugasnya sebatas memberikan dukungan. Tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater lah yang dapat membantu menyembuhkan gangguan kecemasan. Tetapi setidaknya dengan memahami apa itu gangguan kecemasan, Kamu bisa menerima kondisi pasangan Kamu kemudian memberikan dukungan. Bukan justru merasa tertekan atau meninggalkannya. (TI/AY)

 

tanda stres