Bisa dipastikan jika semua orang di seluruh dunia, pernah memakai “topeng” di wajahnya untuk menutupi perasaan yang sebenarnya. Di balik senyum manis yang ditunjukkan, tersembunyi masalah yang sedang dihadapi dengan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

 

Itu karena, manusia belajar melindungi diri sendiri melalui mekanisme pertahanan fisik dan juga emosi. Tujuannya semata-mata memastikan keselamatan diri sendiri. Sama saja dengan topeng sebenarnya, topeng emosional, secara sadar atau tidak, digunakan untuk mencari keamanan dan stabilitas. Manusia memakai berbagai jenis topeng emosional di wajah agar tidak terluka.

 

“Topeng emosional yang dipakai seseorang dibentuk melalui interaksi dan pengalaman yang mereka miliki dengan orang lain. Topeng tersebut memungkinkan penggunanya untuk bertahan hidup karena ekspresi dari sifat asli mereka ditindas dan ditolak,” kata Oliver JR Cooper, dosen sekaligus penulis asal Inggris yang fokus pada psikologi dan perilaku manusia.

 

Baca juga: Selain Kecerdasan Intelektual, Ini Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak!

 

Topeng Emosional untuk Sembunyikan Emosi yang Sebenarnya

“Ekspresi emosional dapat dipalsukan dan digunakan untuk menyembunyikan emosi kita yang sebenarnya. Orang paling sering menggunakan topeng tersenyum untuk menutupi berbagai macam perasaan seperti marah, takut, dan kesusahan,” kata Dr. Paul Ekman PhD, psikolog terkenal di Amerika Serikat.

 

Namun, jika jika terlalu sering mengenakan topeng emosional dalam waktu lama, bisa berdampak negatif. Kesedihan, ketakutan, atau rasa malu, tidak akan hilang karena sealu disembunyikan. Saat menggunakan topeng emosional, Kamu bisa berperilaku bukan sebagai diri Kamu sendiri. Mudah saja Kamu makan berlebihan, berbelanja secara kompulsif, atau kegiatan negatif seperti penyalahgunaan narkoba.

 

“Jika seseorang terlalu lama mengenakan topeng emosional, mereka tidak lagi bisa merasakan perasaan yang sebenarnya,” ujar Paul.

 

Kesamaan Semua Topeng Emosional

Apapun topeng emosional yang Kamu pakai, entah itu kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, atau ketakutan, ada beberapa kesamaan yang dimiliki.

 

1. Semua topeng memiliki fungsi. Tidak satu pun dari topeng yang Kamu pakai berhubungan erat dengan penyakit. Ada waktu dan tempat untuk masing-masing topeng emosional. Siapapun itu, walaupun emosional mereka baik-baik saja, ada saatnya mengenakan topeng tertentu untuk melindungi diri sendiri.

 

2. Topeng emosional melindungi Kamu dari orang-orang yang memiliki niat tidak baik. Tidak mudah untuk mempercayai seseorang karena memang membutuhkan waktu untuk mengenal siapa orang tersebut. Sebelum bisa mempercayai seseorang, hal yang wajar dan sehat jika Kamu memakai topeng untuk menjaga jarak. Tapi, jangan lupa untuk melepaskannya sedikit demi sedikit.

 

3. Apabila digunakan berlebihan, akan menyebabkan masalah. Jika dipakai dalam batas normal, semua topeng emosional yang dipakai akan membantu Kamu dalam menghadapi sebuah situasi. Namun, jika memakainya dalam waktu lama, Kamu bisa kehilangan jati diri sendiri, bagaimana perasaan Kamu yang sebenarnya, atau apa yang Kamu hargai.

 

Baca juga: Tips Mengendalikan Emosi Menjelang Menopause
 

Beberapa Jenis Topeng Emosional

Topeng emosional yang seringkali digunakan tidak sekarang kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, atau ketakutan. Inilah beberapa topeng emosional yang dikenakan seseorang untuk menutupi perasaan yang sebenarnya.

 

1. Topeng pengendali

Seseorang yang memakai topeng pengendali mungkin pernah mengalami pengkhianatan. Karena rasa sakit yang pernah dideritanya, mereka akan mengembangkan perilaku dengan memastikan bahwa orang lain akan menepati janjinya. Mereka juga memiliki sisi gelap yang bermula dari rasa tidak aman. Oleh karena itu, mereka merasa perlu mengendalikan semuanya. Topeng pengendali melindungi mereka dari upaya pengkhianatan.

 

2. Si kaku

Orang yang memakai topeng ini pernah mengalami ketidakdilan dalam hidupnya. Akibatnya, mereka jadi tidak fleksibel, selalu mencari keadilan dan kebenaran. Siapapun yang memakai topeng ini, ingin segala sesuatu perfeksionis. Tidak heran jika mereka bersikap obsesif.

 

3. Ketergantungan

Mereka yang memakai topeng ini mengalami rasa sakit yang serius dari perasaan ditinggalkan. Luka tersebut membuat mereka tidak dekat dengan siapa pun, tidak pernah menganggap serius suatu hubungan dan menolak gagasan hidup dengan seseorang. Rasa sakit karena diabaikan membuat mereka menderita karena tidak mampu memercayai bahwa orang yang mereka sayangi tidak pernah meninggalkannya.

 

4. Pelarian

Lebih suka menyendiri dan menolak menjadi pusat perhatian. Seseorang yang mengenakan topeng ini karena telah ditolak dan menyebabkan luka mendalam sehingga mereka tidak dapat menahan diri untuk melarikan diri. Mereka tidak tahu bagaimana harus bertindak dalam situasi tertentu, berurusan dengan rasa malu, atau merasa kehilangan. Mereka melakukannya karena tidak ingin mengalami penolakan lagi.

 

Baca juga: Stop Merasa Bersalah, Mulailah Memaafkan Diri Sendiri!

 

Referensi:

Paul Ekman. Smile Mask

Selfgrown. Emotional Mask: What is An Emotional Mask?

Through The Wood. What Mask Do You Wear?

Exploring yourmind. Behind Our Emotional Mask

Psychology Today. The Mask That We Wear