Kabar duka datang dari komedian senior Indrodjojo Kusumonegoro atau dikenal dengan Indro Warkop. Nita Octobijanthy, istrinya meninggal dunia di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jakarta, pada Selasa, (9/10), pukul 20.22 WIB. Nita meninggal akibat kanker paru. 

 

Dikutip dari kompas.com, Indro mengungkapkan kalau kanker paru yang diderita Nita mulai diketahui setelah dokter menjatuhkan vonis pada Agustus 2017. Penyakit kanker yang diidap istrinya itu sudah cukup berat karena sel kankernya tidak terdeteksi sejak dini. Selain itu, diungkapkan Indro, sel kanker yang ada di tubuh istrinya telah menyebar ke bagian liver.

 

Baca juga: Berbeda dengan Kanker Lain, Begini Cara Menentukan Stadium Kanker Paru-paru

Kanker paru tidak mengenal usia dan dapat menyerang pria maupun wanita. Gejala yang tidak disadari ini pun membuat diagnosis terhadap kanker ini terlambat. Namun, dikutip dari VeryWell, pada wanita, jenis kanker ini menunjukkan gejala yang berbeda daripada pria, nih. Lantas, apa sajakah gejala kanker paru pada wanita itu? 

 

Gejala kanker paru yang paling umum pada pria dan wanita ialah batuk terus-menerus dan terkadang disertai darah, napas berbunyi serta terengah-engah, suara serak, dan terjadi infeksi pada paru yang berulang, seperti bronkitis dan pneumonia. 

 

Pada wanita, gejala kanker ini lebih sulit terlihat, namun biasanya ditandai dengan sulit bernapas atau perasaan sesak napas yang samar dan merasa kelelahan saat beraktivitas. Masalahnya nih Gengs, gejala tersebut sering dianggap karena faktor usia atau karena kelebihan berat badan.



 

Alasan paling umum yang membedakan gejala kanker paru pada pria dan wanita ialah karena jenis kanker paru yang berbeda, sehingga gejalanya pun dapat berbeda. Pada wanita, kanker paru yang paling banyak menyerang ialah adenokarsinoma. Tumor ini biasanya tumbuh di pinggiran paru dan cenderung menghasilkan batuk yang menyebabkan seseorang batuk berdarah. Penderita kanker paru juga kadang mengalami gejala pada saluran cerna, serta mudah infeksi.  

 

Adenokarsinoma ini dapat berkembang dan tumbuh cukup besar sebelum terdeteksi. Saat ukuran tumor semakin membesar, timbul gejala seperti sesak napas yang semakin memburuk, dan kelelahan saat beraktivitas fisik. Sering kali wanita yang memiliki kanker paru tidak menunjukkan gejala apapun hingga kanker paru ini telah menyebar (bermetastasis) ke luar paru. 

 

Baca juga: Mitos dan Fakta tentang Kanker Paru-paru



Adenokarsinoma merupakan salah satu jenis kanker paru-paru yang paling umum pada wanita dan tidak berhubungan dengan merokok. Seperti diketahui, merokok memang dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kanker paru. Namun, 20% wanita yang menderita kanker paru justru tidak pernah menyentuh sebatang rokok pun, Gengs. 

 

Selain tipe kanker yang membedakan gejala antara pria dan wanita, menurut penelitian yang sedang dilakukan, estrogen juga sangat mungkin berperan dalam perkembangan kanker paru. Wanita memiliki indung telur yang jika diangkat sebelum menopause berisiko lebih tinggi terkena kanker paru.  

 

Penelitian terbaru menunjukkan kalau  terapi penggantian hormon estrogen dan progesteron setelah menopause dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker paru. Tetapi penelitian lain menunjukkan hasil seballiknya. Penggunaan terapi estrogen justru dikaitkan dengan risiko kematian akibat kanker paru yang lebih rendah.

 

Baca juga: Makanan Super Ini Bisa Menurunkan Risiko Kanker Paru-paru

 

 

Pilihan Perawatan untuk Kanker Paru

Saat orang terdekat atau tersayang didiagnosis kanker paru, Kamu mungkin bingung bagaimana cara memberikan dukungan. Hal penting yang harus dilakukan ialah selalu mendengarkan mereka. Bagi orang yang terdiagnosis kanker parusalah satu ketakutan terbesar adalah merasa kesepian. 

 

Selain mendukung mereka, perawatan medis juga harus dilakukan. Oleh karena itu, segeralah berkonsultasi dengan dokter jika menemukan gejala atau tanda yang menurutmu tidak biasa. Perawatan untuk kanker paru-paru biasanya dengan terapi kombinasi.  

 

Perawatan lokal seperti operasi dan terapi radiasi dilakukan untuk menghilangkan sel kanker pada sumbernya atau secara lokal. Sedangkan, perawatan sistematik seperti kemoterapi, imunoterapi, dan terapi target dilakukan untuk menangani sel kanker yang sudah menyebar, bukan hanya pada paru-paru. Perawatan sistematik ini penting dilakukan kalau ada kemungkinan sel-sel meluas atau melebar di luar paru-paru. (TI/AY)

 

yang terjadi pada tubuh saat berhenti merokok