Meskipun tidak sedang melakukan aktivitas fisik yang berat, penderita diabetes sering merasakan kelelahan yang hebat. Kelelahan ini dapat disebabkan kadar gula terlalu tinggi atau terlalu rendah. Namun dapat juga karena akumulasi penyebab lain seperti stres, anemia, peradangan dan sebagainya.

 

Kelelahan, dalam istilah kedokteran disebut fatigue,  ada kaitannya dengan sistem glukosa dan produksi insulin. Glukosa adalah gula sederhana dan sumber energi utama tubuh. Otot-otot tubuh selalu membutuhkan glukosa agar mampu mendukung hampir semua gerakan tubuh mulai dari gerakan berjalan, lari, memegang benda,  makan, dan semua aktivitas lainnya.

 

Ketika makanan masuk dan dicerna, glukosa akan diserap lambung dan dilepaskan ke aliran darah, untuk dibawa ke sel-sel otot. Di saat yang sama, hormon insulin yang diproduksi di pankreas, juga dilepaskan ke aliran darah. Insulin ini ibarat kunci yang akan membantu gula masuk ke sel-sel otot. Tanpa insulin, atau jumlah insulin tidak cukup, gula tidak dapat masuk ke sel otot. Gula menumpuk di darah, terjadilah hiperglikemia. Inilah dasar terjadinya diabetes.

 

Di satu sisi, gula menumpuk dalam darah, tetapi di sisi lain sel otot kekurangan glukosa sebagai sumber energi.  Selain gula, darah juga mengangkut oksigen dan nutrisi yang juga diperlukan sel untuk membuat energi. Hiperglikemia membuat hampir semua sel dalam tubuh kekurangan pasokan energi. Inilah salah satu penyebab kelelahan pada penderita diabetes.

Baca juga: Terapi Insulin untuk Penderita Diabetes

 

Sebaliknya gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) juga menyebabkan lemas dan lelah. Hipoglikemia adalah salah satu risiko kesehatan bagi penderita diabetes. Hipoglikemia sering dikatakan lebih berbahaya daripada hiperglikemia karena dapat menyebabkan syok dan kematian. Umumnya hipoglikemia terjadi karena efek samping diabetes, atau penderita diabetes sangat membatasi asupan kalori. Hipoglikemia menyebabkan distribusi gula ke sel sangat kurang sehingga menyebabkan kelelahan.  

 

Cara Mengatasi Kelelahan

Meskipun tidak mematikan, kelelahan hebat ini harus dihindari karena dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Inilah hal yang perlu diketahui untuk mengalahkan fatigue:

 

1. Olahraga

Sulit dipercaya penderita kelelahan justru diminta berolahraga. Tetapi penelitian menujukkan, menggerakkan badan dalam skala ringan sampai sedang ternyata dapat mengurangi kelelahan sampai lebih dari 65%. Menurut penelitian dari University of Georgia, latihan ringan secara meyakinkan dapat mengurangi rasa lelah, misalnya dengan melakukan yoga, latihan bergerak di air, tai chi, jalan sehat, atau olahraga sambil duduk pun sudah membantu.

Baca juga: Olahraga di Rumah? Bisa!

 

2. Bermalas-malasan justru memperburuk rasa lelah

Bermalas-malasan atau banyak tidur justru meningkatkan rasa lelah. Selain itu berat badan akan cepat naik. Jika Anda terlalu malas bergerak, lakukan aktivitas fisik sederhana dengan  mengerjakan pekerjaan rumah. Menyibukkan diri akan membuat Anda berkonsentrasi pada pekerjaan dan terhindar dari stress. Aktivitas ringan ini dianjurkan dilakukan perlahan, terus menerus dan tidak berpotensi menyebabkan cedera.   

 

3. Nutrisi jangan dilupakan

Nutrisi adalah faktor penting untuk meningkatkan stamina. Bagi penderita diabetes, kebutuhan  nutrisi harus tetap dipenuhi tanpa meningkatkan kadar gula darah. Di pagi hari, konsumsi jus sayur dan buah, sebelum makan besar dengan kandungan protein lebih banyak, dan rendah karbohidrat. Suplemen vitamin B12 dan kromium dapat meningkatkan level energi.

 

4. Wasapadai gejala depresi

 Rasa lemah dan lelah yang tiada henti, sangat berkaitan dengan depresi. Jika Anda merasakan sangat letih yang disertai tanda-tanda lain depresi seperti menarik diri dari lingkungan, tidak mau melakukan hobi yang biasanya disukai, kesedihan mendalam tanpa sebab, dan hanya ingin tidur saja, bisa jadi Anda depresi. Segera kunjungi dokter sebelum gejala memburuk.

Baca juga:Apakah Kamu Depresi?

 

Jangan diam dan tidak mencari pertolongan ketika penderita diabetes mengalami gejala kelelahan terus menerus, meskipun tidak melakukan aktivitas fisik berat. Kelelahan dapat menjadi pertanda gula darah tidak terkontrol, sehingga perlu ditinjau lagi program program pengendalian gula darah yang sudah dilakukan selama ini. (AY)