Yoga. Siapa yang nggak kenal olahraga satu ini? Gerakannya mengalir, tak menghentak, tapi terasa amat powerful. Tanpa disadari, tubuh sudah banjir keringat pada akhir sesi saking intensnya gerakan-gerakan yang saya praktikan. Bahkan, kegigihan dan kesabaran saya rasanya tak habis diuji demi bisa lakukan suatu pose, crow pose misalnya, dengan benar.

 

Di Indonesia, yoga memang selalu hip. Semua orang melakukan, atau setidaknya, pernah mencobanya. Sayangnya, dari semua orang yang saya kenal, tak satu pun yang secara rutin berlatih yoga. Kebanyakan hanya berlatih satu sampai dua kali dalam seminggu, berhenti lama, lalu mulai kembali dua bulan kemudian. Akibatnya, yang didapat cuma nyeri otot setelah berolahraga, bukannya dampak jangka panjang dari yoga itu sendiri. Parahnya lagi, ada teman saya yang memilih berhenti yoga gara-gara seluruh tubuhnya nyeri saat bangun tidur keesokan harinya.

 

Hidup yang makin sedentari

 

Dulu saya mood-mood-an berlatih yoga; rajin hanya saat sedang hamil dan berubah jadi malas setelah melahirkan, terutama ketika menyusui. Saat itu saya merasa amat kelelahan karena sering bangun di malam hari dan kurang tidur. Padahal, walau mengaku kelelahan, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis cerita. Duduk lama di depan komputer. Kombinasi tubuh lelah dan gaya hidup sedentari (banyak duduk, kurang bergerak) seperti ini akhirnya jadi bom waktu yang meledak pada bulan ketiga setelah si sulung lahir: saya jadi mudah sakit dan berat badan pun melambung.

 

Kini, ancaman hidup sedentari memiliki wujud baru yang kerap tak kita sadari. Duduk menunggu anak pulang sekolah, ngopi-ngopi bersama teman, meeting sambil makan siang (bukannya standing meeting seperti yang sekarang populer), asyik di depan ponsel maupun komputer, semua itu membuat kita jadi semakin kurang bergerak. Penyakit pun mulai bermunculan, seperti back pain (nyeri punggung) yang saya alami.

 

Yoga dan nyeri punggung

Parahnya lagi, nyeri punggung ini semakin menjadi-jadi saat kerjaan tengah menumpuk. Saat pikiran sedang stres. Duduk tidak nyaman, berdiri apalagi. Tak ingin menderita lebih lama lagi, saya langsung mencoba olahraga dengan gerakan yang banyak peregangannya. Yoga pun kembali menjadi pilihan.

 

Setelah seminggu melakukan gerakan yoga terus-menerus, nyeri punggung yang tadinya intens, kini makin sedikit terasa. Dua minggu kemudian, nyeri punggung tersebut benar-benar hilang. Sebagai catatan, saya melakukan yoga tiap hari selama 30 menit. Jika sedang tidak terlalu sibuk bisa sampai sejam. Pada akhir pekan yang cukup padat, saya hanya berlatih yoga pada hari Sabtu atau Minggu saja.

 

Manfaat melakukan yoga secara rutin

 

Setelah sebulan berlalu, manfaat yang saya petik amat luar biasa. Nyeri punggung tentu saja sudah lenyap. Selain itu, kemajuan yang saya rasakan pada jiwa dan raga antara lain:

  • Tak lagi insomnia. Di tengah ketegangan dan keseruan berkarya, kini saya tak lagi merasa kesulitan untuk tidur lelap di malam hari.
  • Kuat melakukan olahraga HIIT. Dengan berlatih napas panjang saat yoga, saya pun jadi semakin kuat melakukan jenis olahraga intensitas tinggi atau HIIT (High Intensity Interval Training).
  • Tubuh lebih lentur, ringan, namun kuat. Fleksibelitas dan kekuatan tubuh seperti ini membuat saya tak mudah terengah-engah dan jadi lebih produktif menjalani aktivitas sehari-hari, baik itu bekerja maupun bermain sepak bola bersama anak-anak.
  • Pikiran lebih jernih. Saat yoga, saya sekaligus bermeditasi. Tarik napas panjang, keluarkan, dan berusaha fokus untuk hadir di saat ini. Dengan begitu, saya tahu bagaimana mengatur ruang di kepala—prioritaskan apa yang harus dipikirkan saat ini, singkirkan dulu pikiran-pikiran kurang penting lainnya.
  • Bye bye stress! Pikiran yang lebih jernih biasanya diikuti dengan menurunnya kadar stres. Ketika tekanan-tekanan mulai menguasai pikiran, saya jadi tahu bagaimana cara mengendalikannya dengan tetap tenang.
  • Menurunkan berat badan. Agar badan tidak menjadi gemuk, ternyata makan sehat saja tidak cukup. Tubuh harus sering bergerak aktif, baik itu berolahraga maupun melakukan kegiatan sehari-hari. Setelah sebulan melakukan cardio yoga, dan menambahkan intensitas latihannya tiap minggu, berat badan saya turun 2 kg.

 

Tak ada alasan lagi untuk menunda melakukan yoga secara rutin. Tinggal beli matrasnya yang kini dijual di mana-mana dan mulai berlatih saat ada waktu luang, walau sesingkat 10 menit.

 

Coba lakukan yoga sebulan penuh seperti yang saya lakukan dan rasakan manfaat di atas. Tambahkan di bagian comment ya, jika ada kebaikan lain yang kamu rasakan.