Dexa Award Science Scholarship 2019 kembali diadakan tahun ini. Untuk kedua kalinya, Dexa Group, salah satu perusahaan farmasi nasional terbesar, memberikan beasiswa pada ilmuwan muda berupa pendidikan S2 dan biaya penelitian. Tidak tangung-tanggung total beasiswa yang diberikan mencapai 1 miliar rupiah.



Dexa Award Science Scholarship (DASS) merupakan wujud komitmen Dexa Group untuk mendorong generasi muda mengembangkan inovasi riset di bidang kesehatan.

 

“Sumber daya manusia potensial merupakan aset berharga untuk kemajuan Indonesia. Melalui Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2019, Dexa Group turut menggerakkan generasi muda Indonesia untuk mengembangkan inovasi riset khususnya di bidang kesehatan,” jelas Ceo Dexa Group Ferry A Soetikno, dalam sambutannya di acara penganugerahan program beasiswa S2 DASS 2019 di Titan Center, Tangerang Selatan, Kamis, 27 Juni 2019.



Dexa Award Science Scholarship (DASS) adalah program beasiswa yang digagas atas ide mulia dari Founder Dexa Group (Alm.) Bapak Rudy Soetikno. Semangat pengabdian dan kontribusi beliau di bidang kesehatan ingin ditularkan kepada para generasi penerusnya melalui dukungan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


"Sejalan dengan dedikasi perusahaan di bidang farmasi dan kesehatan, Dexa Group turut aktif mendorong inovasi riset untuk kemajuan Indonesia. Dexa Award Science Scholarship ini menjadi salah satu tools untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia di bidang inovasi riset yang sejalan dengan core competencies yang Dexa Group miliki yakni resources management, innovation, strategic alliances, and change management, ” kata Ferry Soetikno.

 

Baca juga: Dexa Group Berkolaborasi dengan Distributor Farmasi Kamboja
 

Inilah Pemenang DASS 2019

Menurut Ketua Panitia DASS 2019, Dr. Raymond Tjandrawinata, tingginya antusiasme peserta terlihat dari ribuan pendaftar yang berasal dari 295 kabupaten/kota dan 349 kampus di seluruh Indonesia.

 

"Ada 1.664 proposal yang masuk antara 1 Februari 2019 sampai 15 April 2019 dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia menjadi dua universitas dengan pengirim proposal terbanyak. Kemudian kami saring menjadi 10 finalis untuk dipilih 3 pemenang.” jelas Raymond.

 

Dalam program beasiswa DASS, mahasiswa dapat mengajukan proposal penelitian dari beragam latar belakang keilmuan yang terkait dengan kesehatan, yang hasil akhirnya nanti dapat diaplikasikan untuk kesehatan masyarakat.

 

Terhadap proposal yang diajukan dan terpilih sebagai pemenang, Dexa Group akan memberikan apresiasi beasiswa atau biaya riset hingga total Rp 1 miliar dan bebas memilih kampus S2 terakreditasi A di seluruh Indonesia.



Adapun para peraih beasiswa DASS 2019 adalah Yesiska K. Hartanti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Rezki dari Universitas Diponegoro, dan Yayan D. Sutarni dari Universitas Sebelas Maret, seperti terlihat di gambar berikut ini:

 

Pemanang DASS 2019



Baca juga: Apresiasi Pemerintah Terhadap Riset dan Inovasi Dexa Medica

 

Inovasi Menuju Kemandirian di Bidang Farmasi

Ferry Soetikno berharap, dengan memberikan kesempatan kepada para ilmuwan untuk melakukan riset, diharapkan akan lahir produk-produk yang inovatif. Melalui penyelenggaraan DASS, Dexa Group ingin menggiatkan sekaligus menggerakkan inovasi riset dan pengembangan yang berdampak positif bagi sektor kesehatan di Indonesia.

 

“Upaya yang dilakukan Dexa Group ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan sehingga nantinya dapat mewujudkan upaya pemerintah untuk mendorong daya saing dan kemandirian bangsa dalam inovasi dan pengembangan,” jelasnya.

 

Dexa Group sendiri adalah perusahaan farmasi yang sangat menekankan pada inovasi. Sebagai contoh, saat ini Dexa Group memiliki obat fitofarmaka terbanyak di antara perusahaan farmasi lain di Indonesia.

 

Fitofarmaka adalah obat yang terbuat dari bahan alami, namun sudah melalui uji klinis pada manusia dan setara dengan obat kimia. Fitofarmaka, menurut Ferry, adalah wujud dari inovasi dan riset yang terus dilakukan oleh Dexa. Diharapkan dengan semakin banyaknya penelitian yang difasilitasi, akan semakin banyak produk bermutu yang dihasilkan oleh peneliti-peneliti dari dalam negeri.

 

Baca juga: Melalui Inovasinya, PT Ferron Par Pharmaceuticals Tembus Pasar Farmasi Dunia
 

Apresiasi dari Kemenristek Dikti

Pemerintah melalui Kemenristek Dikti yang diwakili Prof. dr. Bunyamin Maftuh, Direktur Karir dan Kompetensi Kemeristek Dikti, mengakui bahwa saat ini masih jarang perusahaan yang mau memberikan beasiswa untuk peneliti di tingkat mahasiswa.


“Kemeristek Dikti memiliki program beasiswa Bidik Misi untuk mahasiswa tidak mampu secara ekonomi. Tahun ini diberikan pada 130.000 orang. Namun masih banyak lagi yang seharusnya bisa dibantu. Kebanyakan beasiswa dari pemerintah diberikan untuk jenjang S1. Tetapi jumlahnya sangat terbatas. Apalagi S2, tidak banyak. S3 sedikit lebih banyak karena mereka dipersiapkan untuk menjadi dosen,” jelas Maftuh.



Yang terbaru, Kemeristek Dikti menggalakkan program PMDSU yaitu beasiwa Program Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul. Melalui program ini, waktu tempuh pendidikan menjadi doktor hanya 4 tahun. Sehingga di usia 25 tahun sudah menjadi doktor dan memiliki kesempatan lebih lama mengembangkan ilmunya.



“Dengan keterbatasan jumlah beasiwa, kami sangat mengapresiasi jika ada pihak swasta yang memberikan beasiswa seperti yang dilakukan Dexa Group. Diharapkan jumlah pemenang ke depan lebih banyak lagi,” harap Maftuh.

 

Sebelumnya, bentuk dukungan Dexa Group terhadap pendidikan tinggi dikhususkan untuk lulusan apoteker dan telah berlangsung selama 10 tahun. Sejak 2018, bentuk dukungan Dexa Group terbuka lebih luas melalui Dexa Award Science Scholarship. Hingga saat ini Dexa Group telah memberikan dukungan pendidikan sedikitnya untuk 3.000 beasiswa mulai tingkat pendidikan dasar hingga jenjang S2.


Baca juga: Beberapa Interaksi Antara Obat dan Jamu yang Perlu Kamu Tahu!