Sebagai seorang dokter yang pernah bekerja di rumah sakit berbeda-beda, ada satu hal yang menjadi concern saya setiap kali pindah ke rumah sakit baru. Hal yang menjadi perhatian saya adalah toilet atau kamar mandinya!

 

Kamar mandi menurut saya adalah satu tempat yang cukup ‘sakral’. Bagaimana tidak? Hampir tiap pagi kita menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi. Belum lagi kebiasaan pipis yang cukup sering saat udara dingin. Kalau kamar mandi bagus, udah deh bakal betah di rumah sakit.

 

Salah satu kebiasaan buruk saya dalam menyikapi rumah sakit yang toiletnya kurang bersih adalah menahan pipis. Mungkin Geng Sehat juga sering melakukan hal ini jika tempat kerja memiliki toilet yang kurang bersih. Saya teringat teman saya yang mengeluhkan hal ini, ketika ia baru saja ditugaskan di pabrik selama beberapa hari. Alhasil selama beberapa hari itu, ia rela menahan pipis untuk menghindari toilet pabrik. Kebiasaan menahan pipis ini lama-lama memiliki beberapa efek.

 

Pada umumnya, para wanita lah yang memiliki kebiasaan ini. Bukan berarti para pria tidak melakukannya, namun biasanya para pria akan lebih cuek dengan keadaan toilet. Sedangkan kita? Ke toilet saja kadang-kadang membawa berbagai perlengkapan, seperti spray pembersih dudukan kloset, tisu basah, tisu kering, dan sebagainya. Kita biasanya memang lebih sadar mengenai kebersihan toilet!

Baca juga: Takut Pipis di Toilet Umum? Mungkin Kamu Mengalami Pee Shy!

 

Nah, salah satu efek samping yang sering terjadi adalah infeksi saluran kemih atau saluran pipis. Kenapa bisa terjadi infeksi? Infeksi bisa datang dari saluran pipis bawah atau menyebar dari darah. Nah, biasanya perlawanan tubuh kita adalah membuang kuman melalui pipis. Namun, sayangnya kebiasaan buruk kita untuk menahan pipis menghalangi tubuh membuang kuman-kuman tersebut! Sayang sekali, ya?

 

Banyak sekali teman-teman saya yang berkonsultasi mengenai infeksi pipis ini. Gejalanya beragam, seperti rasa tidak selesai saat sudah pipis (anyang-anyangan), bau pada air pipis, rasa nyeri saat keluar pipis, adanya darah sampai nanah, dan sebagainya.

 

Kadang, infeksi bisa menyebar sampai ginjal dan menyebabkan gejala yang lebih berat, yaitu demam, mual, kembung, muntah, dan sebagainya. Infeksi saluran kemih jika dibiarkan juga dapat menyebar dan mengakibatkan hal yang fatal, lho!

Baca juga: Bolehkah Pipis di Kolam Renang?

 

Jika sudah terkena infeksi, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter. Jangan asal sembarangan minum obat yang ditanyakan dari apotek saja. Ini sangat penting, agar menghindari reaksi alergi yang dapat menimbulkan kematian. Itulah mengapa konsultasi ke dokter secara pribadi sangatlah penting.

 

Coba deh ingat-ingat, saat Kamu hanya berkonsultasi dengan petugas apotek saja, apakah Kamu ditanyakan sedang mengonsumsi obat apa dan alerginya? Apalagi, salah satu antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih termasuk golongan obat yang paling sering menimbulkan alergi.

 

Biasanya teman-teman akan diminta untuk diperiksa air pipisnya, atau jika perlu diperiksa darahnya. Pada beberapa keadaan yang cukup berat, teman-teman disarankan unuk dirawat di rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa infeksi yang membutuhkan obat antibiotik lewat infus, dan diberikan minimal selama 3 hari. Jika teman-teman mengonsumsi obat minum, jangan lupa untuk mengonsumsinya sampai habis, ya! Hal ini untuk mencegah resistensi obat di kemudian hari.

 

Kuncinya, perbanyak minum air putih dan jangan lagi ada kebiasaan untuk menahan pipis. Memang sih keadaan toilet menjadi faktor utama, namun jika terus-menerus dilakukan, infeksi saluran kemih bisa terjadi berulang dan efeknya adalah terbentuk jaringan parut di saluran pipis kita. Kebayang kan saluran pipis kita yang kecil ada jaringan parutnya? Pasti dapat mengganggu aliran darah. Karenanya, jangan suka menahan pipis, ya!

Baca juga: Penyebab Beser atau Pipis Terus