Berenang menjadi salah satu cara menghilangkan kepenatan dan stres dari rutinitas harian. Berenang merupakan olahraga yang membuat seluruh anggota tubuh bergerak dan dapat berfungsi untuk meningkatkan kerja jantung dan daya tahan tubuh. Namun, tahukah Kamu, menurut jurnal Environmental Science and Technology Letters,  19 persen dari orang dewasa membenarkan  telah buang air kecil di kolam renang? 

 

Sebuah penelitian dari Universitas Alberta di Kanada menemukan terdapat sekitar 76 liter air seni alias urine dalam kolam renang umum ukuran standar. Penelitian tersebut dilakukan di 2 kolam renang umum dalam waktu 3 minggu. Buang air seni memang bukan suatu kejahatan, namun tahukah Kamu kalau campuran urine dan klorin yang digunakan sebagai pembersih bisa menimbulkan senyawa kimia beracun.

 

Sebenarnya air seni itu sendiri steril. Urine mengandung senyawa nitrogen seperti urea, ammonia, asam amino, dan kreatinin. Klorin sendiri digunakan untuk membersihkan air kolam renang dari berbagai mikroorganisme. Sifatnya yang aktif membuat klorin sangat efektif membunuh bakteri-bakteri patogen yang tersebar di dalam kolam renang. Kaporit harus digunakan sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan dan dalam batas aman. Karena jika terlalu berlebihan, sisa gas klorin dapat berbahaya bagi perenang.  Namun jika kurang, penyakit-penyakit menular akibat bakteri dalam kolam renang bisa menyerang.

 

Campuran sisa-sisa klorin dengan senyawa-senyawa dari tubuh, seperti keringat, urine, serta sisa-sisa tabir surya bisa memberi reaksi yang tidak baik. Reaksi tersebut dapat menciptakan senyawa umum yang disebut Desinfeksi Produk Samping (DBPs), di antaranya trikloramin (NCI3), cyanogen chloride (CNCI), dan molekul nitrogen-klorin. Senyawa-senyawa tersebut bisa menjadi senjata kimia dan berbahaya karena dapat bahayanya meyebabkan iritasi pada mata, masalah saluran pernapasan, yang terparah adalah racun untuk paru-paru dan jantung serta sistem saraf.

 

Walaupun senyawa-senyawa tersebut tergolong ke dalam zat yang berbahaya, namun jumlah yang ditemukan di kolam renang masih jauh dari level bahaya yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Perlu diketahui pula bahwa kolam renang yang berada di dalam ruangan menjadi lebih berbahaya dibanding yang berada di luar ruangan. Karena pada kolam renang yang berada di dalam ruangan, udara hasil dari reaksi klorin dan urine terakumulasi di dalamnya dibanding yang di luar ruangan. Hal tersebut menjadi lebih berbahaya bagi para penderita asma.

 

Pipis di kolam renang memang bukan tindak kejahatan sih, dan reaksi berbahayanya tidak bisa langsung dirasakan karena jumlahnya yang masih tergolong aman. Tapi alangkah lebih baiknya kalau Kamu bisa keluar sebentar dari kolam renang untuk pergi ke toilet, kan? Karena pasti di tiap kolam renang ada toiletnya. Selain itu, kalau Kamu mempunyai kolam renang sendiri, jangan lupa untuk memasang filter air dan menggunakan klorin yang masih dalam kadar aman, ya.