Methylprednisolone

Apakah Obat Methylprednisolone Itu?

Nama Paten :

Advantan, Carmeson, Comedrol, Cortesa, Depo Medrol, Flason, Fumethyl, Gamesolone, Glomeson, Grason, Hexilon, Intidrol, Inxilon, Lexcomet, Medixon, Meproson, Mesol, Metcor, Hexpharm, Methylon, Methyl prednisolone Ogb Medikon, Metidrol, Metisol, Nichomedson, Ometilson Tab, Phadilon, Prednicort, Prednox, Pretilon, Prolon, Rhemafar, Sanexon, Simdrol-125, Simdrol-4, Solu-Medrol, Somerol, Sonicor, Stenirol, Stesolon, Thimelon, Tisolon, Tison 4, Toras, Urbason, Vadrol, Xilon, Yalone
(ISO vol.50)

Penggunaan

Methylprednisolone adalah obat dari golongan steroid yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan seperti radang sendi, lupus, psoriasis (peradangan kulit), kolitis ulseratif (peradangan pada usus besar dan rektum), kelainan alergi, gangguan kelenjar (endokrin), dan kondisi yang mempengaruhi kulit, mata, paru-paru, perut, sistem saraf, atau sel darah.

 

Baca juga: 5 Cara Mengobati Gusi Bengkak di Rumah
 

Sumber: (https://www.drugs.com/methylprednisolone.html)

Cara Kerja Obat

Methylprednisolone merupakan golongan obat antiinflamasi yang bekerja dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi reaksi peradangan. Obat ini mencegah pelepasan zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan (inflamasi) pada berbagai penyakit, seperti alergi, arthritis rheumatoid, asma, multiple sclerosis, ataupun jenis kanker tertentu.

 

Sumber: (https://www.drugs.com/methylprednisolone.html)

Efek Samping

Methylprednisolone juga memiliki beberapa efek samping yang umum terjadi pada beberapa orang, seperti:
- Mual dan kehilangan nafsu makan.
- Diare dan adanya gangguan pencernaan
- Mudah gelisah
- Penglihatan kabur
- Pusing dan sakit kepala
- Detak jantung atau denyut nadi cepat, lambat, berdebar, atau tidak teratur
- Depresi mental, perubahan mood atau suasana hati
- Mati rasa atau kesemutan di lengan atau kaki
- Telinga berdenging dan sesak napas
- Timbul pembengkakan pada jari, tangan, kaki, atau kaki bagian bawah
- Kesulitan berpikir, berbicara, atau berjalan hingga terjadinya kenaikan berat badan.

Ada pula efek samping yang tidak diketahui, seperti sakit perut, sakit punggung, tinja berdarah, penurunan tinggi badan, mulut kering, sakit mata, pertumbuhan rambut wajah pada wanita, pingsan, kelelahan, demam atau kedinginan, kulit kering dan memerah, meningkatkan rasa lapar, meningkatkan buang air kecil, kehilangan selera makan, ketidakteraturan menstruasi, nyeri otot atau nyeri, pengecilan otot atau kelemahan, ruam kulit, berkeringat, kesulitan tidur, hingga muntah.

Meski begitu, efek samping di atas tidak selalu terjadi. Setiap orang bisa saja mengalami efek samping yang berbeda-beda. Oleh karena itu, selalu disarankan untuk menggunakan obat ini sesuai anjuran dokter.

 

Baca juga: Mengenal Radang Ginjal, Gejala dan Penyebabnya
 

Sumber: (https://www.drugs.com/sfx/methylprednisolone-side-effects.html)

Pemakaian Obat

Kamu perlu memperhatikan hal-hal berikut ini saat menggunakan obat ini, yaitu:
- Ikuti semua aturan sesuai dengan anjuran dokter atau pakai sesuai yang tertera pada label. Jangan meminum obat dengan dosis lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang direkomendasikan.
- Jika Kamu akan melakukan operasi, beri tahu tenaga medis bahwa Kamu sedang mengonsumsi obat ini.
- Jangan hentikan penggunaan obat secara tiba-tiba. Oleh karena itu, selalu konsultasikan pada dokter jika ingin menghentikan penggunaan obat ini.
- Konsultasikan ke dokter jika Kamu memiliki diabetes karena obat ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
- Konsultasikan puka jika Kamu sedang hamil atau menyusui.

Hal yang tidak kalah penting untuk diingat ialah penyimpanan dari methylprednisolone ini. Sebisa mungkin, simpan obat ini dalam suhu ruang dan jauhkan dari lembab ataupun panas.

 

Sumber: (https://www.drugs.com/methylprednisolone.html)

Dosis

Perlu diingat, dosis obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Adapun dosis dari methylprednisolone, yaitu:
- Untuk anti-inflammasi (antiradang) atau immunosupresan melalui oral: dosis awal 2-60 mg/hari; Methylprednisolone Na succinate: Anti-inflamasi atau immunosuppresif: 10-500 mg/hari (intravena), 10-80 mg 1 kalo sehari (intramuskular); Methylprednisolone acetate: 10-80 mg setiap 1-2 minggu (intramuskular), 4-10 mg (sendi kecil); 10-40 mg (sendi sedang); 20-80 mg (sendi besar) dengan rute intraartikular (disuntik langsung pada sendi), dapat diiulang setiap 1-5 minggu; 20-60 mg setiap 1-5 minggu dengan rute pemberian secara intralesi (penyuntikan di lokasi keloid).
- Untuk kondisi alergi (oral): 24 mg pada hari pertama, 20 mg pada hari kedua, 16 mg pada hari ke 3, 12 mg pada hari ke 4, 8 mg pada hari ke 5, 4 mg pada hari ke 6. Semua dosis dapat diberikan secara tunggal atau dosis terbagi.
- Untuk penolakan akut transplantasi organ dari spesies yang sama (acute allogract rejection) diberikan melalui intravena: 0,5-1 gram/hari.
- Untuk status asthmaticus (serangan asma berat) diberikan melalui intravena: 40 mg, diulang sesuai dengan respon yang menerima obat ini.
- Untuk corticosteroid-responsive dermatose: methylprednisolone acetate: 20-60 mg, dapat diulang hingga 4 kali injeksi interval, tergantung pada tipe lesi dan respon pasien terhadap injeksi awal; topikal: 0,1% salep methylprednisolone aceponate: oleskan pada area yang bengkak/ terinfeksi hingga 12 minggu.

 

Baca juga:  Hati-hati, Bakteri di Gusi Bisa Merembet ke Jantung!
 

Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone/?type=brief&mtype=generic)

Interaksi

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau bahkan meningkatkan risiko efek samping yang serius. Oleh karena itu, yang perlu Kamu ingat ialah jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apapun
tanpa persetujuan dari dokter. Adapun interaksi dari obat ini di antaranya:
- Penggunaan methylprednisolone bersamaan dengan aminoglutethimide mampu menekan fungsi kelenjar adrenal.
- Penggunaan methylprednisolone dapat menyebabkan risiko hipokalemia (kekurangan ion kalium dalam tubuh) dengan agen K-depleting sepertik diuretik dan amphotericin B.
- Pembersihan obat methylprednisolone dapat menurun jika dikonsumsi bersamaan dengan antibiotik makrolida.
- Methylprednisolone akan menurunkan kadar level isoniazid.
- Pengeluaran obat methylprednisolone dari dalam tubuh dapat meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan cholestyramine.
- Penggunaan methylprednisolone dengan ciclosporin dapat meningkatkan risiko kejang.
- Penggunaan methylprednisolone dengan digitalis glikosida dapat meningkatkan risiko artimia (gangguan detak jantung).
- Metabolisme obat methylprednisolon akan menurun jika dikonsumsi bersamaan dengan estrogen, termasuk OC.
- Metabolisme obat methylprednisolon akan meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan CYP3A4 inducer, seperti rifampicin dan barbiturate.
- Kadar plasma methylprednisolon dapat meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan CYP3A4 inhibitor, seperti ketoconazole dan erythromycin.
- Penggunaan methylprednisolon dengan obat aspirin atau NSAID lainnya dapat meningkatkan risiko gangguan saluran cerna.
- Methylprednisolon dapat meningkatkan efek antikoagualan (menghambat pembekuan darah) obat warfarin.
- Methylprednisolon dapat menurunkan khasiat antidiabetes.
- Methylprednisolon dapat mengurangi respon tubuh terhadap vaksin.

 

Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone/?type=brief&mtype=generic)

 

Rekomendasi Artikel

Siap-siap Ya Mums, Ini 9 Perubahan pada Kulit Saat Hamil

Siap-siap Ya Mums, Ini 9 Perubahan pada Kulit Saat Hamil

Kehamilan memang memberikan banyak kejutan bagi tiap wanita, ada beragam perubahan yang terjadi pada fisik maupun mental Mums, satu diantaranya adalah perubahan kulit saat hamil.

Fitri Wulandari

17 May 2024

Bantu Anak Memilih Skincare untuk Remaja

Bantu Anak Memilih Skincare untuk Remaja

Tidak hanya dewasa, para remaja juga perlu merawat kulit dengan menggunakan skincare. Simak rangkaian skincare untuk remaja serta rekomendasi produk yang sesuai usianya

Ella Nurlaila

08 April 2024

Penyebab Pipi Bayi Merah dan Cara Mengatasinya

Penyebab Pipi Bayi Merah dan Cara Mengatasinya

Pipi bayi merah bisa terjadi karena dipicu oleh berbagai sebab. Beberapa di antaranya adalah tumbuh gigi, ruam kulit, eksim, alergi dengan iritan, atau dan infeksi.

Ana Yuliastanti

05 April 2024

Inilah Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Inilah Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Alergi susu sapi dapat dialami bayi yang tidak mendapatkan ASI. Biasanya ada beberapa tanda dan gejala alergi susu sapi yang Mums harus tahu. Bagaimana mengatasinya?

sanita dec

26 March 2024

Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir yang Sensitif

Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir yang Sensitif

Bayi cenderung lahir dengan kulit yang sensitif. Salah satu tanda yang cukup umum dialami oleh bayi berkulit sensitif adalah kondisi kulit yang menjadi lebih cepat…

Reinaq Amara

16 February 2024

Dokter Spesialis Kulit Kelamin Berganti Menjadi Sp.DVE, Begini Penjelasannya!

Dokter Spesialis Kulit Kelamin Berganti Menjadi Sp.DVE, Begini Penjelasannya!

Sejak akhir 2023 gelar Sp.KK/Sp.DV berubah menjadi Sp.DVE. Masyarakat tidak perlu khawatir karena kompetensi Sp.KK/Sp.DV sama dengan dokter Sp.DVE.

Ana Yuliastanti

03 February 2024

Cara Menyembuhkan Batuk Tanpa Menimbulkan Rasa Kantuk Saat Bekerja

Cara Menyembuhkan Batuk Tanpa Menimbulkan Rasa Kantuk Saat Bekerja

Pelajari cara menyembuhkan batuk tanpa merasa kantuk di tengah aktivitasmu. Temukan jenis batuk, obat yang cocok, dan solusi herbal untuk pernapasan yang lebih baik

Tim PDHMI

24 October 2023

Soya Bisa Jadi Sumber Protein dan Serat untuk Anak dengan Alergi Susu Sapi

Soya Bisa Jadi Sumber Protein dan Serat untuk Anak dengan Alergi Susu Sapi

  Alergi da[at menurunkan kualitas hidup anak dan mengganggu tumbuh kembang. Kebutuhan protein dan mikronutrien pada anak dengan alergi sapi bisa didapatkan dari susu soya.

Ana Yuliastanti

22 September 2023

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...