Penggunaan
Lithium digunakan untuk mengobati penyakit bipolar (perubahan suasana hati secara drastis), mania, dan depresi. Gejala yang timbul seperti hiperaktif, bicara terburu-buru, gangguan tidur, agresif, dan emosi tidak stabil.
Sumber: (https://www.drugs.com/lithium.html)
Cara Kerja Obat
Lithium memengaruhi aliran ion natrium melalui sel saraf dan sel otot di dalam tubuh.
Sumber: (https://www.drugs.com/lithium.html)
Efek Samping
Ada beberapa efek sampindari obat lithium yang perlu diperhatikan nih, yaitu:
1) Efek samping yang umum terjadi: kebingungan, ingatan yang buruk, kurangnya kesadaran, pingsan, detak jantung cepat atau lambat, sering buang air kecil, peningkatan rasa haus, kekakuan lengan atau kaki, pernapasan bermasalah (terutama selama kerja keras atau olahraga), kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa, serta penambahan berat badan.
2) Efek samping yang jarang terjadi: pusing, sakit kepala, sakit mata, telinga berdengung, serta masalah penglihatan.
3) Efek samping yang kejadiannya tidak diketahui: kulit kering dan kasar, denyut nadi dan detak jantung yang tidak teratur, rambut rontok, suara serak, kepala ringan, depresi mental, sesak napas, pembengkakan kaki atau tungkai bawah, serta pembengkakan leher.
Sumber: (https://www.drugs.com/sfx/lithium-side-effects.html)
Pemakaian Obat
Pemberian obat lithium pada pengidap bipolar harus dilakukan secara tepat sesuai anjuran dokter. Jangan meminum obat dengan dosis lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang direkomendasikan.
Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet lithium. Minumlah secara utuh. Konsultasikan ke dokter jika mengalami demam, muntah, diare, dan berkeringat berlebihan setelah mengonsumsi obat ini. Minum air lebih banyak untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Saat menggunakan lithium, pengidap bipolar mungkin perlu melakukan tes darah. Jika hendak melakukan operasi, beri tahu tenaga medis bahwa sedang mengonsumsi obat ini. Jangan gunakan lithium saat sedang hamil tanpa pengawasan dokter. Terakhir, simpan obat pada suhu ruang serta jauhkan dari lembap dan panas.
Sumber: (https://www.drugs.com/lithium.html)
Dosis
Pada terapi gangguan bipolar, mania, dan depresi, pemberian dosis obat lithium tergantung pada bentuk sediaan obat.
-Camcolit® tab: Dosis awal untuk terapi sebesar 1-1,5 gr/hari; dosis untuk pencegahan sebesar 300-400 mg/hari.
-Priadel® tab: Dosis awal terapi dan pencegahan sebesar 0,4-1,2 gr/hari dalam 1-2 dosis terpisah.
-Priadel® syrup: Dosis awal terapi dan pencegahan sebesar 1,04-3,12 gr/hari dalam 2 dosis terpisah.
-Liskonum® tab: Dosis awal terapi sebesar 450-675 mg 2 kali sehari. Dosis untuk pencegahan sebesar 450 mg 2 kali sehari.
Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lithium/?type=brief&mtype=generic)
Interaksi
Sebaiknya hindari penggunaan lithium bersamaan dengan beberapa obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi dalam tubuh.
1) Lithium dapat meningkatkan kadar serum jika dikonsumsi bersamaan dengan obat carbonic anhydrase inhibitor, chlorpromazine, theophylline, dan urea.
2) Lithium dapat menyebabkan hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) jika dikonsumsi dengan garam iodin.
3) Keracunan lithium meningkat ketika obat ini dikonsumsi bersamaan dengan ACE inhibitors, angiotensin receptor antagonists, loop diuretics, metronidazole, dan phenytoin.
4) Dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf bila dikonsumsi bersamaan dengan carbamazepine, calcium-channel blockers, haloperidol, methyldopa, phenothiazines, SSRIs, dan TCAs.
5) Lithium dapat meningkatkan kadar serum jika digunakan bersamaan dengan obat COX-2 inhibitors, NSAIDs (kecuali sulindac, aspirin), tetracyclines, dan diuretik thiazide.
6) Meningkatkan risiko terkena sindrom serotonin bila lithium digunakan bersamaan dengan sibutramine.
7) Jika lithium digunakan bersamaan dengan MAOIs, dapat menyebabkan hipereksia (demam yang sangat tinggi).
Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lithium/?type=brief&mtype=generic)