Ada Benjolan di Leher si Kecil, Sebagian Besar Tidak Bahaya Mums!
Muncul benjolan di leher anak disertai demam? Jangan panik Mums, faktanya, 80-90% benjolan di leher anak itu bukan sesuatu yang berbahaya! Yuk, kenali perbedaannya!
Nama Paten :
Tidak ada
Busulfan adalah obat yang digunakan untuk terapi leukemia myeloid akut (kanker darah dan sumsum tulang). Obat ini juga bisa dikombinasikan dengan obat Siklofosfamid untuk mempersiapkan tubuh sebelum menerima transplantasi sel punca dari donor sumsum tulang belakang. (https://www.drugs.com/mtm/busulfan.html)
Busulfan bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dalam tubuh.
(https://www.drugs.com/mtm/busulfan.html)
Sama seperti obat lain, Busulfan juga memiliki efek samping negatif. Meskipun risiko efek samping ini terbilang cukup minim, Kamu tetap perlu mewaspadainya. Pasalnya, jika efek sampingnya muncul, kemungkinan dibutuhkan tindakan medis untuk mengatasinya.
Sejumlah efek samping umum dari obat ini adalah feses berwarna hitam, perut kembung, darah dalam urine dan feses, pandangan kabur, nyeri dada, batuk atau serak, kepala terasa berputar, napas menjadi cepat, demam atau menggigil, sakit kepala, nyeri punggung bagian bawah, kecemasan, kesulitan atau nyeri saat buang air kecil, kulit kemerahan, mata atau kelopak mata membengkak, kesulitan bernapas, peningkatan berat badan, serta bola mata dan kulit menguning. Sementara itu, efek samping yang jarang terjadi adalah kejang.
(https://www.drugs.com/sfx/busulfan-side-effects.html)
Sebelum menggunakan obat ini, Kamu harus tahu peringatan dan pencegahannya. Hal ini penting untuk mencegah risiko reaksi yang tidak diinginkan. Ada beberapa peringatan pemakaian obat ini yang harus diperhatikan, antara lain:
1) Gunakan obat sesuai dengan anjuran dokter. Jangan melebihkan atau mengurangi dosis yang sudah dianjurkan.
2) Minum Busulfan dengan segelas air putih.
3) Injeksi Busulfan diberikan melalui vena pada dada bagian atas. Pasien akan menerima injeksi obat ini di rumah sakit dan akan mendapatkan obat lain yang membantu mencegah beberapa efek samping dari Busulfan.
4) Busulfan dapat menurunkan jumlah sel darah yang membantu tubuh melawan infeksi dan membantu darah untuk membeku, sehingga darah pasien akan diperiksa kondisinya secara berkala.
5) Busulfan memiliki efek yang cukup lama dalam darah, sehingga mungkin akan sering dilakukan tes medis selama beberapa waktu setelah berhenti menggunakan obat ini.
6) Jangan digunakan pada ibu hamil dan konsultasikan ke dokter terlebih dahulu jika memang harus menggunakannya.
7) Simpan obat di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari.
Sementara itu, untuk peringatan kontradiksi, jangan berikan obat ini pada pasien dengan kondisi:
1) Menderita leukemia myeloid kronis yang resisten terhadap pengobatan Busulfan.
2) Pasien yang terdiagnosa leukemia myeloid tetapi belum pasti diagnosisnya.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/busulfan/?type=brief&mtype=generic) (https://www.drugs.com/mtm/busulfan.html)
Sebelum mengonsumsi Busulfan, dosisnya perlu diperhatikan. Pasalnya, jika salah dosis dampaknya bisa fatal. Untuk Busulfan, berikut aturan dosisnya:
1. Untuk Terapi Leukemia Myeloid Kronis
Dosis awal adalah 0,06 mg/kg/hari. Maksimal penggunaan adalah 4 mg/hari. Lanjutkan penggunaan sampai jumlah sel darah merah mencapai 15.000-25.000 sel/mm3. Untuk dosis pemeliharaan, jika sel darah merah meningkat menjadi 50.000 sel/mm3 atau jika gejala kembali muncul, maka ulangi dosis awal. Jika gejala sudah menghilang kurang dari 3 bulan, gunakan 0,5-2 mg/hari sebagai dosis pemeliharaan.
2. Untuk terapi polisitemia vera (kanker darah yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat), dosisnya sekitar 4-6 mg/hari dilanjutkan sampai 4-6 minggu.
3. Untuk terapi trombositosis esensial, dosisnya sekitar 2-4 mg/hari.
4. Sebagai obat tambahan untuk transplantasi sumsum tulang (sediaan tablet)
Dosisnya 1 mg/kg setiap 6 jam sekali selama 4 hari, dimulai 7 hari sebelum transplantasi. Siklofosfamid diberikan selama 2 hari, dimulai dari 24 jam setelah Busulfan sudah mencapai dosis terakhir.
5) Sebagai obat tambahan untuk transplantasi sumsum tulang (sediaan injeksi IV)
Dosisnya adalah 0,8 mg/kg berat badan tubuh ideal. Diberikan setiap 6 jam sekali selama 4 hari, dimulai dari 7 hari sebelum transplantasi. Siklofosfamid diberikan selama 2 hari, dimulai minimal 24 jam setelah Busulfan mencapai dosis terakhir.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/busulfan/?type=brief&mtype=generic)
Sama seperti kebanyakan obat, Busulfan juga bisa menimbulkan reaksi negatif jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Berikut penjelasannya:
1) Busulfan yang digunakan bersamaan dengan obat Myelosupresi lain akan menambah efek Myelosupresi, obat kemoterapi yang dapat membunuh sel muda dan sel normal ketika sedang membelah diri. Akibatnya, muncul efek samping berupa rambut rontok, gangguan saluran cerna, seriawan, mual dan muntah, serta gangguan pada jantung, ginjal, dan hati.
2) Busulfan yang digunakan dengan agen Sitotoksik (racun bagi sel) akan meningkatkan risiko keracunan pada paru-paru.
3) Busulfan juga dapat menurunkan respons terhadap vaksin, sehingga kemungkinan akan menimbulkan infeksi jika diberikan vaksin hidup.
4) Pembuangan obat Busulfan dari tubuh akan berkurang jika diberikan bersamaan dengan obat Siklofosfamid, Itrakonazole, atau Parasetamol.
5) Kombinasi Busulfan dengan Thioguanine bisa menyebabkan varises esofagus (kerusakan hati dan hipertensi pada vena porta hati).
6) Pembuangan Busulfan akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan Fenitoin.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/busulfan/?type=brief&mtype=generic)
Direktori