“She’s the exclamation mark in the happiest sentence that I could possibly write.”

--Michael Faudet

 

Ibu merupakan bagianmu yang utuh. Impian sejatinya hanyalah segala keindahan sempurna untuk hidupmu. Kadang, Kamu mungkin ingin menepi sejenak darinya. Namun pada akhirnya, Kamu sepakat bahwa perjalananmu memang tidak nyata tanpa dirinya. Irama doanya lingkupi hari. Lengannya siap menjadi sandaran visi. Senyumnya sanggup tenangkan pusaran badai. Cita rasanya kerap menggiringmu pulang. Dan cintanya, adalah taman di kampung halaman yang membuatmu nyaman.

 

Saat wanita menjadi ibu, ia bertransformasi menjadi sisi diri yang tak sama lagi. Namun sosok baru ini, hanyalah satu-satunya versi terbaik yang bisa kita temui dari seorang wanita. GueSehat pun turut memberikan apresiasi besar dalam bentuk artikel maupun video persembahan terhadap para ibu yang telah luar biasa berjuang untuk kebahagiaan anak-anak tercinta. Semoga ini dapat menjadi inspirasi yang semakin meneguhkan perjuangan ibu.

Baca juga: Jalan Panjang Seorang Ibu

 

Menyikapi dengan Bijak Menjadi Ibu Tunggal

Tidak ada wanita yang bisa dengan mudah mencerna apalagi menerima jika dihadapkan pada perubahan tidak terduga. Salah satunya adalah ketika takdir mengambil alih kehidupan yang dahulu selalu dijalani bersama suami, tiba-tiba tidak bisa demikian lagi. Menurut psikolog Dian Ibung, Psi., semua ibu tunggal melewati tahapan psikologis agar ke depannya hidup pun dijalani lebih kuat. Tahapannya antara lain:

  1. Perasaan kaget yang tidak terhindarkan, terutama bagi wanita yang harus menemui kenyataan menjadi ibu tunggal secara tiba-tiba.
  2. Enggan menerima kenyataan sebagai respons pertama dari setiap musibah.
  3. Marah dengan keadaan.
  4. Sedih dan hancur.
  5. Bangkit.

 

“Jalani semua tahapan dengan ikhlas dan banyak berdoa,” saran Dian. Sebagian ibu merasa perlu menceritakan perasaannya kepada orang lain, sementara sebagian lain justru ingin merespons proses ini sendiri. Ibu bebas memilih cara menghadapi situasi sesuai dengan yang ia inginkan.

 

Lalu beri batasan waktu. Sampai kapan mau berada di tahapan ini untuk kemudian bangkit dan menata hidup baru. Terima kenyataan dan melangkah maju. Mulailah babak baru hidup dengan menyadari kelebihan serta kekurangan. Tulis sebuah daftar yang akan membantu untuk mengingatkan kekuatan dan kelemahan diri. Contohnya sebagai berikut.

 

Kekuatan diri:

  1. Mandiri.
  2. Memiliki ijazah sarjana.
  3. Pernah memiliki usaha catering.
  4. Memiliki bakat, keahlian, dan ilmu dari berbagai bidang.
  5. Anak-anak berkenan membantu ibunya menjalani peran sebagai ibu sekaligus pencari nafkah, dan sebagainya.

 

Kelemahan diri:

  1. Fisik lemah.
  2. Sensitif terhadap anggapan masyarakat.
  3. Keterbatasan modal.
  4. Kelelahan.
  5. Perasaan terjebak dalam 2 tanggung jawab, dan sebagainya.

 

Dari daftar ini, pilih kemungkinan pekerjaan yang paling sesuai dan mampu dilakukan. Susun kekuatan diri dan minta bantuan orang yang sangat mengenal kepribadian Mums dalam proses menata hidup yang baru.

 

Pilihlah pekerjaan atau bidang usaha yang memungkinkan untuk dijadikan komitmen baru dalam keseharian. Jika Mums memilih untuk menjalani usaha, jangan hanya memilih usaha yang profil dan profitnya nampak menggiurkan, namun tidak sanggup Mums lakukan.

 

Contohnya, bisnis makanan dan minuman memang salah satu yang menggiurkan. Kemungkinannya untuk laris manis selalu ada. Akan tetapi di sisi lain, bisnis kuliner bersifat mengikat aktivitas. Sebelum usaha tersebut bisa mencapai tahap auto-pilot, akan selalu ada rutinitas baru seputar penyajian bahan baku makanan dan minuman yang harus konsisten Mums lakukan.

 

Tentunya hal ini harus Mums cocokkan kembali dengan pola keluarga. Bisnis yang Mums pilih tetap harus menyisakan waktu yang cukup untuk anak-anak. Bila lahan bisnis kuliner kurang cocok dengan gaya hidup keluarga, mungkin ada baiknya Mums mempertimbangkan segmen usaha lain yang juga berpeluang besar, namun penanganannya tidak terlalu menyita waktu. Misalnya bisnis apotek, toko baju seragam sekolah, kebutuhan pokok, dan lain-lain.

Baca juga: 9 Manfaat dan Kebaikan ASI untuk Ibu dan Buah Hati

 

Tips bagi Ibu Tunggal untuk Memenuhi Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

Tentu secara umum seorang ibu akan berpikir bahwa ketika seorang wanita kehilangan pasangan hidupnya, maka ia jadi menanggung peran ganda. Keputusan-keputusan penting yang biasanya harus disepakati antara ayah dan ibu, kini sepenuhnya diputuskan oleh ibu. Pemahaman atau pelajaran tentang kehidupan yang biasanya dibagi antara ayah dan ibu, kini sepenuhnya ibu yang mengajarkan.

 

Tidak dapat disangkal bahwa masalah ekonomi akan menjadi masalah besar bagi para ibu tunggal, terutama yang secara ekonomi mengandalkan pasangannya semasa hidup. Sejatinya, pemenuhan finansial dan ekonomi memang sangat diperlukan untuk menunjang pendidikan. Namun ibu tunggal juga harus ingat, bahwa peran ayah tidak melulu mencari nafkah. Peran psikologis inilah yang harus terisi.

 

Masih mengutip penjelasan dari psikolog Dian Ibung, Psi., ketiadaan ayah tentu membuat pola asuh menjadi timpang. Tapi bagi ibu yang kuat dan bijaksana, hal ini dapat ia atasi. Ibu tunggal tetap harus terus belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan mengikuti perkembangan zaman. Memang pasti lebih berat bebannya dibanding ibu yang masih memiliki pasangan hidup, akan tetapi sesuatu yang berat bukan berarti tidak bisa dijalani.

 

Tips-tips berikut dapat Mums adopsi untuk mengisi peran ayah dalam diri si Kecil:

  • Cukupi informasi dan jawaban yang si Kecil perlukan mengenai sosok ayah. Penting bagi seorang ibu untuk membuat anaknya mengenal segala sesuatu tentang ayah. Pemenuhan ini anak perlukan agar hati dan pikirannya secara psikologis tidak terbebani pertanyaan tanpa jawaban. Peggy Drexler, Ph.D., penulis buku Raising Boys Without Men: How Mavericks Moms Are Creating the Next Generation od Exceptional Men, menyarankan untuk mengatakan sesuatu yang positif namun tetap jujur tentang orang tua yang keberadaannya tidak lengkap. "Anak yang sedang tumbuh, harus sukses dan fokus melewati tahap perkembangannya tanpa gangguan, kekhawatiran, atau masalah yang tidak dapat dipecahkan. Contohnya perihal sosok orang tua yang sudah tidak ada." Aturan paling utama yang harus dilakukan oleh seorang ibu tunggal adalah jangan pernah menjelekkan mantan suami. Karena menghina mantan suami sama saja seperti menghina sebagian dari diri anak.

 

  • Berikan anak tanggung jawab untuk menjalankan beberapa tugas rumah tangga yang mudah. Sedikit tanggung jawab akan sangat bermanfaat bagi perkembangan karakternya kelak. Manfaat ini sangat besar, khusunya untuk anak laki-laki. Anak laki-laki yang familier akan pekerjaan rumah tangga, suatu hari akan tumbuh dewasa menjadi suami dan ayah yang menghargai urusan rumah tangga serta keluarga. Sebelum memilih tugas apa saja yang diberikan kepada anak, Mums harus menggarisbawahi bahwa anak laki-laki bukanlah pahlawan berbaju besi yang bisa kapan saja diandalkan untuk membantu urusan rumah tangga. Tugas anak tetaplah bermain dan menikmati masa kecil. Namun, Mums bisa mengajarkan mulai dari bentuk tanggung jawab yang sederhana. Jika si Kecil selesai makan, ia harus meletakkan piringnya sendiri ke tempat cuci piring. Mainan dan buku mewarnai yang telah selesai digunakan, harus dibereskan sendiri. Berikan iming-iming poin atau bintang agar si Kecil bersemangat. Jika anak telah memasuki usia remaja, ia pun semakin siap pada tanggung jawab yang lebih besar, seperti menyiram taman, mengganti galon air, atau mencuci piring sendiri.

 

  • Hadirkan anggota keluarga pengganti sosok ayah. Setiap ibu tunggal akan mengusahakan yang terbaik bagi anaknya untuk mengenalkan sosok pria dalam keluarga. Mums bisa mengajak kakek atau paman si Kecil untuk terlibat dalam tumbuh-kembangnya. Menurut pelatih Stevan Lynn dari deedsdrivendads.com, olahraga bisa menjadi cara yang bagus untuk memberi pengaruh pria yang solid dalam diri anak laki-laki. "Dorong partisipasi aktif mereka dalam berbagai olahraga, karena pelatih sering kali akan bertindak sebagai ayah pengganti dalam memberikan nasihat dan ketangguhan mental. Sementara menjadi bagian dari tim, memberinya keberanian dan pemahaman tentang tidak mementingkan diri sendiri," kata Lynn. Jika si Kecil bukan tipe yang gemar berolahraga, Mums bisa merekomendasikan kegiatan outdoor lainnya.

 

  • Tunjukkan pada anak bahwa wanita juga bisa sekuat pria. Hal terakhir yang tidak perlu dilihat anak adalah ibu yang mengeluh tentang tidak adanya sosok suami. Tentu saja Mums tetap boleh curhat dengan sahabat wanita atau keluarga, namun cermati terlebih dahulu. Apakah si Kecil merasa nyaman bila sering melihat ibunya bersikap seperti ini? Bila si Kecil pernah menunjukkan sikap khawatir, maka hormati psikologisnya. Mums bisa menyalurkan pikiran kepada orang yang dipercaya, saat si Kecil sedang menikmati aktivitas di luar rumah. Kekuatan seorang ibu adalah masalah besar di mata seorang anak. "Anak saya melihat saya melakukan semuanya. Memasak, menyekop salju, memandikannya, dan memperbaiki bak yang tersumbat," cerita Nicole Amesti dari Massapequa, New York, seperti dilansir dari goodhousekeeping.com. "Dia belajar bahwa seorang wanita dapat melakukan hal yang bisa dilakukan pria. Saya harap teladan saya memberinya inspirasi penghormatan seumur hidup bagi wanita."

 

  • Cobalah pahami minat, permainan, bahkan materi candaan anak, khususnya anak laki-laki. Biarkan anak laki-laki Mums menikmati fase kostum Superman yang enggan ia tanggalkan seharian. Luangkan waktu menonton film bersamanya, agar Mums lambat-laun mengerti apa sisi menarik superhero gempal berwarna hijau seperti Hulk.

 

  • Masih seputar bonding time dengan anak laki-laki. Biasakan menikmati 2 jenis hobi yang berbeda saat bercengkrama dengan anak. Kenalkan pada anak hobi yang Mums sukai. Tunjukkan bahwa Mums dan si Kecil bisa saling menghargai minat yang berbeda. Bila ada saatnya dia begitu antusias mengajak Mums untuk bermain games atau menonton genre film yang ia sukai, maka ada waktunya pula si Kecil bersedia diajak untuk menjadi teman kencan dan menemani aktivitas favorit Mums. Penting bagi Mums untuk menciptakan keseimbangan prioritas bersama dari 2 arah. "Kunci utama yang harus dimiliki seorang ibu tunggal dalam membesarkan anak adalah menjalin ikatan kuat yang membekas dalam hidup sang Anak," kata Darby Fox, terapis keluarga, anak, dan remaja. Jadi bila Mums sering menemani si Kecil untuk bermain sepeda atau menonton pertandingan sepak bola, maka Mums juga bisa mengajaknya ke toko buku, berpartisipasi dalam kegiatan donor darah, atau berwisata kuliner. Bagilah hobi dan minat yang Mums miliki dengan si Kecil. Kegiatan yang bisa dinikmati bersama anak laki-laki tidak mesti seputar permainan 'pria' sepanjang waktu. Memiliki anak laki-laki justru memberi Mums kesempatan lebih untuk menerapkan keseimbangan. "Saat seorang ibu mau mengenal lebih jauh tentang minat anak laki-laki,  sambil tetap menyempatkan diri untuk mengenalkan hobi kepadanya, hal tersebut menunjukkan bahwa Mums adalah ibu yang peduli," tambah Fox. "Pola tersebut merupakan bagian penting dari hubungan ibu dan anak laki-laki yang romantis dan langgeng." Hingga ia dewasa nanti, buatlah anak merasa bahwa Mums memercayainya. Namun jika ada batasan-batasan yang dilanggar, maka tetap berikan konsekuensi kepada dirinya. Dengan demikian, anak pun paham apa yang harus dilakukan.

 

  • Sebagai tambahan referensi, psikolog Dian Ibung juga menyarankan untuk tidak terlalu fokus pada hal-hal fisik ketika harus berperan sebagai ibu tunggal. Mengisi kekurangan yang bersifat psikis akibat ketidakseimbangan peran orang tua jauh lebih penting. Hal ini dikarenakan, kelemahan fisik bisa dimaksimalkan dengan contoh dari lingkungan dan dukungan mental yang dibutuhkan.

 

Tidak pernah ada kata "mudah" bagi ibu tunggal. Meskipun begitu,  banyak ibu-ibu hebat di dunia yang membuktikan bahwa "tidak mudah" sama sekali bukan berarti "tidak bisa". (TA/AS)

Baca juga: Terima Kasih Ibu...