Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan terjadi peningkatan kasus HIV di Indonesia pada tahun 2023. Mirisnya, kelompok yang tertular penyakit ini didominasi oleh ibu rumah tangga, yakni mencapai 35%. Duh!

 

HIV Belum Ada Obatnya

HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. Sesuai dengan namanya, virus ini akan menyerang sistem imun tubuh kita. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang efektif menyembuhkan HIV. Hanya saja, selama penderita mendapatkan penanganan yang tepat, HIV dapat terkontrol dengan baik dan penderita bisa berumur panjang, sehat, serta melindungi pasangannya.

 

Sedangkan bila tidak ditangani dengan tepat, HIV dapat berkembang dalam tiga tahap, yaitu:

 

1. Tahap pertama (Infeksi HIV Akut)

- Jumlah HIV di dalam darah penderita sangat tinggi dan sangat menular.

- Kebanyakan akan menunjukkan tanda-tanda seperti flu.

 

2. Tahap kedua (Infeksi HIV Kronis)

- Tahap ini dikenal dengan istilah infeksi HIV asimtomatik.

- HIV masih aktif dan terus berproduksi di dalam tubuh.

- Penderita kemungkinan tidak akan menunjukkan gejala apa pun atau mengalami sakit, tetapi masih dapat menularkan HIV ke orang lain.

- Penderita yang mendapatkan penanganan cenderung tidak akan mengalami HIV tahap ketiga.

 

3. Tahap ketiga (AIDS)

- Ini adalah tahap paling parah dari infeksi HIV.

- Penderita yang mengalami AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) memiliki virus yang sangat banyak di dalam tubuhnya dan sangat mudah menularkannya ke orang lain.

- Sistem imun penderita akan rusak parah, sehingga sangat rentan mengalami infeksi atau penyakit serius lainnya.

- Tanpa penanganan, penderita biasanya hanya mampu bertahan hidup selama 3 tahun.

 

Ibu Rumah Tangga Tertular HIV, Anak Bisa Jadi Korban

Ternyata, ikatan pernikahan tidak menjamin para wanita terbebas dari masalah ini. Pasalnya, menurut dr. Muhammad Syahril selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan, sekitar 30% penularan HIV justru berasal dari suami ke istri. Ini terjadi akibat masih minimnya edukasi seputar HIV di kalangan ibu rumah tangga dan sang Suami melakukan seks yang berisiko.

 

Jika ibu rumah tangga terkena HIV, maka masalahnya tidak berhenti sampai di situ. HIV akan sangat mungkin ditularkan kepada anak, yang dapat terjadi selama kehamilan, proses bersalin, maupun menyusui.

 

Terhitung penularan HIV dari ibu ke anak ialah sekitar 20-45%. Persentase ini lebih besar jika dibandingkan dengan cara lainnya, seperti melalui hubungan seksual yang berisiko atau penggunaan jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman. Itu artinya, sekitar 45% anak yang lahir berpotensi menjadi penderita HIV seumur hidupnya.

 

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kita mengalami HIV atau tidak adalah dengan melakukan tes. Lagi-lagi mirisnya, hanya 55% ibu hamil saja yang melakukan tes HIV sebab umumnya tidak diperbolehkan oleh suami.

 

Referensi

Kemenkes RI: Kasus HIV dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga

CDC: About HIV