Apakah ibu penderita diabetes boleh menyusui? Jawabannya, boleh. Penderita diabetes tipe 1 atau 2 tetap boleh bahkan direkomendasikan untuk memberikan ASI secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan. Kebanyakan ibu penderita diabetes ragu memberikan ASI karena khawatir ASI-nya mengandung gula dan berbahaya untuk bayinya. Jangan-jangan, nanti bayinya ikut menjadi diabetes.

 

Hanya sedikit penelitian yang mengatakan bahwa hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) di masa kehamilan akan meningkatkan kandungan gula pada ASI. Berbeda jika ibu adalah penderita diabetes sejak sebelum hamil, ditemukan memang ada kenaikan kandungan gula di ASI. Tetapi hal ini tidak memberikan dampak buruk ke bayi. Yang menjadi perhatian adalah, kemungkinan bayi mengalami kelebihan berat badan.  

 

Beberapa manfaat menyusui pada ibu penyandang diabetes di antaranya, justru menurunkan risiko bayi mengalami diabetes. Kolostrum, atau ASI yang pertama kali keluar, membantu menyetabilkan kadar gula darah bayi yang baru lahir. Menyusui juga sangat efektif menurunkan berat badan ibu. Bagi penderita diabetes, berat badan yang ideal adalah sebuah keharusan. Risiko menderita diabetes pada ibu yang mengalami diabetes  di masa kehamilan juga menurun dengan menyusui. Diabetes gestasional adalah faktor risiko terjadinya diabetes.

 

Baca juga: Makanan yang Baik untuk Ibu Bersalin dan Menyusui
 

Menyusui juga mempengaruhi kinerja hormon insulin, sehingga kebutuhan suntikan insulin akan turun. Selama menyusui hormon oksitosin dilepaskan sehingga ibu merasa rileks secara fisik maupun emosi. Diketahui bahwa stress dapat memperburuk diabetes, sehingga  ini menjadi keuntungan lebih bagi ibu.

 

 

 

Agar proses menyusui pada ibu diabetes berjalan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

 

1. Asupan gizi harus cukup

Ibu penderita diabetes harus tercukupi  kebutuhan nutrisinya dengan asupan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat sebelum menyusui. Meskipun menderita diabetes, kebutuhan kalori saat menyusui yang bertambah sekitar 500 kalori sehari, tetap harus dipenuhi. Penambahan kalori ini dibagi dalam 3 kali makan.  

 

2. Produksi ASI kurang

Produksi ASI pada ibu penderita diabetes umumnya tidak sebanyak ibu menyusui lain. Selain itu dibutuhkan waktu sampai ASI keluar dengan lancar. Maka jika dokter menyarankan pemberian makanan pengganti sampai ASI keluar, maka itu adalah langkah terbaik.

 

Jika perlu, di masa-masa awal kelahiran bayi disusui dengan ASI donor, namun harus dipastikan ASI yang didapat sudah melalui skrining menyeluruh. Meski ASI belum lancar, ibu tetap disarankan menyusui sedikitnya 10 kali sehari, karena semakin dirangsang, produksi ASI semakin banyak.

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Obat?
 

3. Tetap minum obat diabetes

Ibu harus tetap minum obat diabetes atau menyuntikkan insulin. Pengaturan minum obat dan jenis obat yang sesuai untuk ibu menyusui dapat dikonsultasikan dengan dokter. Mempertahankan kadar gula normal akan membantu meningkatkan produksi ASI. Jika ingin menggunakan suplemen penambah produksi ASI, konsultasikan dengan dokter karena bisa jadi suplemen atau obat tertentu justru meningkatkan kadar gula darah.  

 

Meskipun tantangan menyusui pada ibu penderita diabetes lebih berat dibandingkan ibu tanpa diabetes, tetapi menyusui lebih banyak memberikan manfaat bagi bayi dan juga ibu. Segala kerepotan memberikan ASI seharusnya tidak membuat ibu lupa mengendalikan kadar gula darah.

 
Baca juga: 5 Masalah Menyusui yang Umum Terjadi pada Ibu Baru
 

Menyusui adalah proses yang tidak mudah pada sebagian ibu. Banyak halangan memberikan ASI eksklusif. Dengan edukasi dan persiapan yang matang, proses menyusui akan berjalan lancar. Persiapan menyusui hendaknya dimulai sejak masa awal kehamilan bahkan sebelum kehamilan. Paling tidak ibu mulai mempersiapkan fisik dan mental, dan jika perlu menghubungi konselor menyusui. Saat ini sudah banyak kelas-kelas laktasi untuk ibu hamil. (AY)