Ternyata tidak sedikit penderita diabetes yang tidak paham apa itu diabetes dan bagaimana mengelolanya. Informasi tentang diabetes di internet, memang dapat dengan mudah bisa didapatkan. Tidak butuh waktu lama, dalam hitungan detik, ribuan artikel tentang diabetes akan muncul. Sayangnya tidak semua informasi tersebut benar dan dapat dipercaya.

 

“Banyak sekali berita hoax atau berita bohong,” jelas Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI), dr. Aris Wibudi SpPD-KEMD, dalam acara sarasehan PEDI yang diselenggarakan di Jakarta, pada 16 Desember 2018. Salah satu sesi dalam acara yang dihadiri sekitar 100 edukator diabetes ini mengangkat tema tentang “Pentingnya Media Sosial dalam Menyediakan Informasi dan Edukasi tentang Pencegahan Diabetes”, didukung oleh aplikasi Teman Diabetes.

 

Baca juga: Tinggal di Jakarta Berpotensi Kena Diabetes

 

Dr. Aris mencontohkan bagaimana penderita diabetes mudah sekali terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Seorang pasiennya, ujar dr. Aris, memiliki diabetes terkontrol. Gula darahnya terbilang stabil. Namun pada suatu hari, di ruang tunggu pasien ia berbicang dengan sesama pasien diabetes. Orang ini menyarankan untuk makan buah sawo 10 buah sehari. Argumentasinya, gula harus dilawan gula. Sayangnya pasien dr. Aris ini percaya, dan sudah bisa ditebak apa yang terjadi. Gula darah pun kembali melonjak tinggi.

 

Lain lagi apa yang dialami Aditya, penderita diabetes usia 40-an yang terdiagnosis 4 tahun lalu. Ia mengatakan awalnya ia tidak paham apa itu diabetes. Di rumah sakit ia sudah mendapatkan informasi dari dokter di ruang konsultasi diabetes. “Sebagian informasi memang benar dan saya pahami, tetapi semakin banyak informasi kadang masih membuat saya semakin bingung,” ujarnya.

 

 

Masalah Penglihatan Penderita Diabetes - Guesehat

 

Baca juga: 5 Cara Mudah Melindungi Keluarga dari Diabetes 

 

Internet dan Aplikasi Teman Diabetes Menjadi Solusi

Menurut dr. Aris, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 143,6 juta jiwa atau lebih dari separuh penduduk Indonesia. Sebagian di antaranya pasti ada penderita diabetes. Internet ini, menurut Aris, bisa menjadi sumber informasi penting bagi penderita diabetes.



“Pasien diabetes umumnya kurang pengetahuan tentang diabetes. Biasanya setelah didiagnosis baru mulai mempelajari penyakit ini dengan bertanya ke dokter. Tetapi waktu dokter kan terbatas, sehingga kadang informasi kepada pasien tidak cukup. Akhirnya pasien mencari informasi sendiri ke Google, atau grup Whatsapp. Dan kadang informasi yang didapat tidak akurat,” ujar dr. Aris.

 

Agar tidak tersesat informasi, menurut konsultan endokrinologi dan penyakit metabolik ini, harus dicari sumber yang dapat dipercaya. Dr. Aris  mengenalkan aplikasi khusus bagi penderita diabetes, yaitu Teman Diabetes.

 

Baca juga: Teman Diabetes Hadir untuk Mendukung Penderita Diabetes

 

Teman Diabetes hadir sebagai aplikasi yang memberikan dukungan penuh kepada edukator dalam menyediakan informasi tepercaya untuk masyarakat, diabetisi, dan keluarganya. Diabetisi dapat menggunakan aplikasi teman diabetes untuk menambah pengetahuan tentang penyakitnya, memantau dan memonitor kondisinya.

 

Menurut Robyn Soetikno, salah co-founder aplikasi Teman Diabetes, Teman Diabetes dilengkapi dengan fitur untuk mengecek gula darah dengan mudah, karena terkoneksi dengan blood glucose meter, d'nurse, sehingga dengan menggunakan aplikasi teman diabetes, dimana saja, diabetisi dapat melakukan pengecekan gula darah secara teratur sesuai yang disarankan dokter atau edukator.

 


Peran Edukator Tetap Penting

 

Ditambahkan dr. Aris, meskipun internet dan teknologi bisa memberikan informasi yang cepat, tetapi peran edukator diabetes tetap penting. Keberhasilan pengendalian diabetes, sangat tergantung pada kemampuan pasien memahami penyakitnya. “Kesalahan mengelola diabetes tidak akan terjadi jika pasien mendapatkan edukasi yang benar,” jelas dr. Aris.

 

Jumlah dokter umum maupun dokter spesialis penyakit dalam memang banyak, tetapi menurut dr. Aris, tidak semuanya mendalami diabetes. Untuk mengurangi jarak yang lebar antara pasien dan dokter, maka hadir para edukator diabetes.  Menurut dr. Aris, saat ini sudah ada lebih dari 4000 edukator diabetes terdiri dari dokter umum maupun spesialis, ahli gzi, maupun perawat. Tetapi angka tersebut tentu saja masih belum cukup menjangkau seluruh penderita diabetes di Indonesia yang jumlahnya mendekati 10 juta orang.

 

Nah, Diabestfriend sekarang tidak perlu ragu tersesat dengan informasi yang tidak benar. Jika pergi ke rumah sakit atau puskesmas, lebih baik bertanya apakah mereka memiliki edukator diabetes yang sudah terlatih. Jangan lupa unduh saja Teman Diabetes yang akan menemani dan membantu Diabestfriend mengelola diabetes. Di aplikasi ini Diabestfriend juga bisa berbagai pengalaman atau menanyakan permasalahan langsung tentang diabetes kepada ahlinya. (AY)

 

Baca juga: 7 Alasan Tersering Mengapa Gula Darah Sulit Turun