Halo, Mums. Sedikit sharing nie, sekaligus curcol. Ternyata menjaga toddler plus baby tuh sebuah tantangan tersendiri, ya. Gampang-gampang susah. Apalagi saya tidak menggunakan jasa nanny atau asisten rumah tangga (ART) untuk semua urusan rumah tangga. Untuk sementara ini, saya tinggal di rumah mama. Jadi, masih ada yang bantuin untuk urusan masak dan jaga si Koko.

 

Semenjak saya melahirkan anak kedua. Saya merasa banyak banget perubahan yang terjadi, selain bentuk badan yang makin gemuk, ya. ????

 

Anak saya yang pertama masih berusia 18 bulan. Sedangkan anak saya yang kedua baru hitungan hari usianya. Saya bersyukur diberikan kesempatan menjadi seorang ibu bagi mereka. Hanya saja, semuanya tidak semudah yang saya bayangkan. Padahal, zaman dulu saja mama saya bisa merawat anak-anaknya (ketiga kakak saya), dengan jarak usia yang berdekatan sendirian, lho.

 

Baca juga: Mengenalkan Gender kepada Anak Wajib Dilakukan Sejak Dini

 

Dari situ saya berpikir, mungkin saya juga bisa seperti mama yang super mom. Namun, kenyataannya menjaga 2 anak yang hitungannya masih tergolong sangat kecil itu sungguh sangat melelahkan. Kayak sekarang ini saja, meskipun dibantu sama mama, tetap saja saya masih merasa kerepotan. Sedangkan suami saya kerja di luar kota. Karenanya, sampai anak saya yang kedua sudah cukup besar, yaitu sekitar usia 3-4 bulan, baru saya akan kembali menyusul suami.

 

Untuk sekarang, si Koko termasuk anak yang sangat aktif sekali bahkan tergolong sangat manja. Maklumlah ia masih berusia 18 bulan. Pastinya ia sangat butuh perhatian dari mama dan papanya. Meski si Koko tergolong gampang disuapi makan oleh siapa saja, tetap saja saya merasa was-was. Apalagi yang tinggal di rumah mama orangnya sangat banyak. Pastinya yang suka menyuapi makan si Koko juga sangat banyak. 

 

Selain itu, saya juga merasa apa yang sudah saya ajarkan ke si Koko dalam sekejap bisa hilang. Contohnya, saya mengajarkan ia duduk saat makan. Namun sejak melahirkan kemarin, hanya berselang 2 hari saja di rumah sakit, si Koko makannya suka lari-larian. Terus sering banget sekarang ini si Koko mengamuk tidak jelas alias tantrum. 

Baca juga: Bolehkah Anak Perempuan Mandi Bersama sang Ayah?

 

Karena saya habis melahirkan, jadinya fokus saya lebih banyak ke si Adik. dong. Mana sekarang ini di kota saya musim hujan terus, jadinya si Bayi sempat mengalami kuning. Ditambah lagi ASI saya yang belum terlalu banyak, sempat membuat saya down juga, sih. Sejak awal-awal, saya merasa sangat kecapaian sekali. Habis semuanya saya kerjakan sendirian. 

 

Mungkin waktu saya lebih banyak habis mengurus bayi ya, soalnya ia butuh perhatian ekstra dan sempat mengalami kuning. Beruntungnya si Bayi sangatlah kuat, sehingga tidak perlu sampai dibawa ke dokter untuk mengatasi penyakit kuningnya.

 

Meskipun saya mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dengan mereka, setiap malam saya selalu tidur bareng dengan mereka. Caranya yaitu dengan memberikan ASI terlebih dahulu kepada si Bayi sampai ia tertidur. Lalu, saya menyempatkan diri untuk bermain dengan si Koko sampai ia merasa capai dan mengantuk.

 

Hanya saja, setiap kali si Koko mulai mengantuk, pasti si Bayi terbangun minta ASI lagi. Maklumlah saya lebih suka menyusui secara langsung ketimbang menyimpan ASI di kulkas. Lagipula, kulkas saya juga tidak memadai untuk menyimpan ASI. Malah sayang kalo terbuang, seperti waktu saya menyetok ASI buat si Koko dulu. Walau kelihatan lebih repot, saya tetap menikmatinya. Saya juga merasa banyak belajar buat bisa ekstra cepat menjadi mama yang siaga buat anak-anak.

 

Untungnya juga, si Koko tidak pernah cemburu sama adiknya. Karena semenjak saya hamil, saya selalu bilang ke si Koko untuk sayang sama adiknya. Jadi mulai dari saya hamil, si Koko selalu cium perut saya setiap bangun pagi dan sebelum tidur. Bahkan sampai lahir pun, si Koko tetap sayang banget sama si Dedek. Sampai-sampai ketika ia nangis, si Koko langsung teriak-teriak memanggil saya atau orang-orang terdekat, supaya adiknya cepat digendong.

 

Pernah sekali pas saya lagi bonding sama si Koko, tiba-tiba adiknya nangis karena buang air besar. Lalu, si Koko langsung menarik tangan saya untuk mendatangi si Dedek biar tidak nangis lagi. Sebagai mama, saya bangga banget bisa melihat anak saya yang pertama begitu sayang sama adiknya. Padahal, saya sendiri belum mengajarkan apa-apa lho ke si Koko. 

 

Sampai sekarang ini, saya masih juga mengalami kendala dalam membagi waktu buat si Koko dan adiknya. Namun saya berusaha untuk tetap bonding bersama si Koko, supaya ia tidak merasa dijauhkan ataupun menganggap saya tidak sayang lagi sama dia.

Baca juga: 6 Tips Mengatasi Anak Susah Makan

 

Cara saya bonding dengan si Koko cukup simpel, ya. Berhubung si Koko doyan makan, jadi setiap ada kesempatan pas si Bayi tidur, saya langsung ajak si Koko buat makan bareng meskipun ia sudah makan. Terus sampai sekarang, saya juga yang memandikan si Koko.

 

Pas jamnya tidur siang, saya selalu menemani si Koko. saya ajak ia mengobrol. Meski kesannya saya bicara sendiri, saya merasa si Koko sudah mulai mengerti apa yang saya ceritakan dengannya. Bahkan sebisa mungkin sebelum si Koko bangun, saya sudah harus ada di sampingnya. Begitupun saat tidur di malam hari, saya juga selalu berusaha untuk menemaninya dulu sampai ia benar-benar tertidur.