Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang mengharuskan generasi muda tidak bisa lepas dari handphone. Tidak sedikit kemudian sekolah-sekolah di Indonesia mengharuskan anak-anak untuk membawa handphone agar mempermudah mereka belajar. Bahkan, handphone juga digunakan untuk bertukar informasi secara cepat di antara teman-temannya.

 

Perdebatan mengenai apakah anak boleh memegang handphone menjadi hal yang belum bisa dipecahkan hingga sekarang sebab dampak dari penggunaan handphone yang tidak tepat malah akan merusak diri si Anak itu sendiri. Risiko ini ada di depan mata!

 

Baca juga: Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak

 

Lalu, apakah anak-anak memang boleh memegang handphone atas dirinya sendiri?

Dilansir dari Time, ada 3 poin utama yang harus diperhatikan sebelum akhirnya orang tua mengambil keputusan untuk membolehkan anak memegang handphone sendiri.

 

  1. Jika si Kecil memberi tahu Mums bahwa semua orang memiliki telepon, tanyakan beberapa orang tua dari teman-temannya apakah mereka memang membelikannya untuk anak-anak mereka. Anak Mums kemungkinan hanya bertanya kepada beberapa teman. Dalam pandangan dunia si Kecil, itu mungkin semua orang, tetapi kemungkinan jumlahnya jauh lebih sedikit. Jadi, ajak si Kecil masuk ke logika yang lebih realistis.
  2. Tanyakan kepada diri sendiri apakah anak Mums cukup bertanggung jawab untuk sebuah ponsel pintar? Jika dia selalu salah meletakkan kaus dan pekerjaan rumahnya, kemungkinan dia belum bisa diberikan handphone.
  3. Jika Mums merasa bahwa handphone akan sangat membantu anak Mums, maka mulailah dengan perlahan. Mums dapat memilih untuk membelikan si Kecil handphone baru, kemudian dia akan mendapatkan smartphone. Ingat! Smartphone dapat mengakses internet dan anak-anak akan mengambil keuntungan dari fitur ini. 

 

 

Baca juga: Gadget untuk si Kecil, Perlukah?

 

Apakah ada batas usia yang pas untuk anak boleh diberikan handphone? 

Dikutip dari Huffington Post, Keynote Speaker dan penulis Make Change Work For You, Scott Steinberg, menjelaskan bahwa tidak ada jawaban pasti yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Ini berkaitan dengan peraturan yang diberlakukan masing-masing orang tua.



Namun, memahami bahwa memiliki handphone pintar bagi anak-anak adalah keputusan yang penting dan akan memengaruhi kehidupan si Kecil, maka tidak ada salahnya untuk memikirkan kembali pilihan untuk memberikan handphone pintar kepadanya.

 

Steiberg menuturkan bahwa banyak orang tua pertama kali memperkenalkan telepon seluler kepada anak di sekitar usia 13 tahun. Namun, tak sedikit juga orang tua memberikan handphone pintar ke anaknya di bawah usia tersebut. Sekali lagi, ini adalah keputusan masing-masing orang tua.

 

Hal yang menjadi kunci dari permasalah ini adalah orang tua mesti peka bahwa ketika anak sudah sangat membutuhkan handphone untuk keperluan sekolah, maka itu waktu yang bisa menjadi pertimbangan. Namun, jika anak ingin punya smartphone hanya untuk bermain game, maka abaikan saja keinginannya itu.

 

Steinberg menambahkan, ada beberapa hal juga yang harusnya diperhatikan orang tua sebelum membelikan handphone pintar untuk anaknya. Dia menyarankan untuk membelikan handphone biasa saja untuk anak.

 

Ini berkaitan dengan pengawasan yang maksimal dan tentunya handphone tersebut tidak digunakan dengan salah, misalnya penggunaan internet untuk hal-hal yang tidak benar. Orang tua bisa memantau dengan pasti apa yang dia lakukan dengan handphonenya tersebut.

 

Pertimbangkan juga untuk membatasi penggunaan handphone sampai anak-anak cukup dewasa untuk menangani panggilan, SMS, dan interaksi online sendiri. Tidak hanya itu, pastikan untuk memantau aktivitas dan penggunaan handphone, lalu tinjau riwayat handphone anak secara teratur untuk panggilan, aktivitas, atau komunikasi yang mencurigakan. Pada akhirnya, setiap keluarga dan anak berbeda, Jadi, pilihan kapan memberikan telepon kepada anak adalah terserah Mums sebagai orang tua.

 

Baca juga: Hindari Dampak Buruk Penggunaan Gadget Berlebihan pada Anak!

 

Berselancar di internet yang aman untuk si Kecil 

Sebelum memberikan handphone cerdas ke anak, penting juga untuk orang tua tahu batasan keamanan penggunaan handphone:

 

  • Minta kepada anak untuk tidak pernah membagikan informasi pribadi (nama, alamat, kota asal, ulang tahun, sekolah, atau nomor telepon) secara online.
  • Minta juga ke anak untuk tidak mengunggah gambar atau video dirinya ke internet.
  • Beri arahan ke anak untuk tidak pernah memberi tahu orang-orang di mana dia saat ini sedang berada atau menuju, termasuk kapan dan di mana dia akan pergi berlibur. Perhatikan bahwa aplikasi berbasis lokasi dapat memperkenalkan fitur check-in atau pelacakan aktivitas yang dapat membagikan informasi ini secara tidak sengaja, kecuali jika pengaturan privasi dikonfigurasikan untuk mencegah hal ini.
  • Ingatkan anak untuk tidak mengunduh gambar, mengklik lampiran email, atau mengunjungi tautan daring yang tidak diminta dari sumber yang tidak dikenal.
  • Sebagai orang tua, Mums juga bisa menekankan kepada anak untuk jangan pernah takut mengajukan pertanyaan dan membahasnya jika dia melihat sesuatu yang aneh di internet.
  • Tetapkan batas waktu layar: 60 hingga 90 menit merupakan titik awal yang baik. Setiap jam aktivitas online juga harus diseimbangkan dengan waktu yang sama atau lebih besar dari perangkat teknologi tinggi.

 

Diharapkan dengan si Kecil mengetahui batasan-batasan ini, dia tidak menjadi "budak internet" yang malah akan menjadi bagian dari generasi menunduk karena layar handphonenya.

 

Harus ditekankan juga bahwa batasan ini bermaksud baik untuk si Kecil dan cara menyampaikan yang tepat juga menjadi hal penting supaya pesan yang ingin disampaikan bisa tersalurkan dengan baik kepada anak. (GS/AS)

 

 

Baca juga: Kids Zaman Now: Tips Jaga Kesehatan Mata bagi Pengguna Gadget

 

 

Referensi

"3 Things to Consider Before Buying Your Kid a Cellphone this Holiday" - Time

"When Should You Buy Your Kid a Cell Phone?" - Huffington Post