Menemukan si Kecil sering memegang atau menarik-narik telinganya saat ia demam? Hati-hati Mums, dikhawatirkan itu adalah gejala infeksi telinga pada bayi. Masih awam dengan penyakit tersebut? Yuk, simak sampai habis pembahasannya.

 

Gejala Infeksi Telinga pada Bayi, Lebih Sering Terjadi!

Sebelum membahas panjang lebar perihal gejala infeksi telinga, Mums perlu tahu lebih lengkap penyakit satu ini. Infeksi telinga adalah peradangan yang terjadi di telinga bagian tengah, yang biasanya disebabkan oleh bakteri, karena adanya penumpukan cairan di belakang gendang telinga. 

 

Semua orang bisa menderita penyakit ini, namun gejala infeksi telinga lebih sering ditemukan pada bayi dan anak-anak, ketimbang orang dewasa. Secara statistik di dunia, 5 dari 6 anak berisiko menderita penyakit ini sebelum berusia 3 tahun. Bahkan faktanya, gejala infeksi telinga inilah yang menjadi alasan umum para orang tua membawa anaknya berkonsultasi ke dokter.

 

Bila dirangkum, faktor risiko yang menyebabkan terjadinya infeksi telinga adalah:

  • Anak-anak berusia 6-36 bulan.
  • Anak yang mengempeng.
  • Si Kecil sering ngedot sambil berbaring.
  • Anak-anak yang sehari-hari berada di tempat penitipan anak (TPA).
  • Sering terpapar asap rokok.
  • Sering terpapar polusi udara parah.
  • Baru saja terkena flu atau pilek.

 

Baca juga: Mums, Jangan Membersihkan Sendiri Kotoran Telinga si Kecil!

 

Apa Saja Gejala Infeksi Telinga?

Tak hanya satu, terdapat tiga jenis infeksi telinga dengan kombinasi gejala infeksi telinga yang berbeda-beda. Yaitu:

1. Otitis media akut (OMA)

Merupakan jenis infeksi telinga yang paling umum dengan gejala yang paling menyakitkan. Gejala infeksi telinga timbul karena bagian tengah telinga terinfeksi dan bengkak, karena adanya cairan yang tertahan di belakang gendang telinga. Peradangan ini menimbulkan rasa sakit, dan pada bayi atau anak-anak akan menyebabkan demam.

 

Gejala infeksi telinga dari jenis OMA adalah:

  • Sering menangis.
  • Menghindar jika telinganya akan disentuh.
  • Demam.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Nafsu makan menurun.
  • Keluar cairan dari telinga.
  • Gelisah.
  • Sulit tidur.

 

2. Otitis media dengan efusi (OME)

Peradangan ini terjadi di telinga tengah karena adanya pengumpulan cairan di rongga telinga tengah. Bahayanya, OME adalah penyebab ketulian paling sering pada anak, tapi sering tidak menunjukkan gejala infeksi telinga akut, sehingga tidak diketahui oleh orang tua atau guru, sampai si Kecil mengalami gangguan pendengaran.

 

Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) berperan aktif untuk menemukan penumpukan cairan di belakang gendang telinga dengan alat khusus. Walau begitu, OME dapat pulih dengan sendirinya tanpa membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. 

 

Gejala infeksi telinga dari jenis OME adalah:

  • Telinga terasa penuh.
  • Anak kurang mendengar.
  • Keluar cairan dari telinga (apabila ada robekan di gendang telinga).
  • Anak sering menarik-narik telinga karena merasa kesakitan.
  • Saat diperiksa oleh dokter spesialis THT, membran timpani (gendang telinga) berwarna suram, keabuan, atau kemerahan.

 

3. Otitis media supuratif kronis (OMSK)

Infeksi telinga tengah yang terjadi ketika cairan menetap di dalam telinga untuk waktu lama (lebih dari dua bulan), yang disertai keluarnya nanah akibat robekan gendang telinga secara terus-menerus atau hilang-timbul.

 

OMSK merupakan komplikasi dari OMA jika gejala infeksi telinga OMA tidak diobati dengan cepat dan tepat. Itulah yang menjadi alasan OMSK berisiko menimbulkan kerusakan pada tulang pendengaran.

 

Lebih jelasnya, OMA dengan adanya perforasi (robekan) membran timpani dapat berlanjut menjadi OMSK, apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan, atau jika otitis media kerap terjadi berulang. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK, yaitu:

  • Terapi yang terlambat diberikan.
  • Terapi yang tidak adekuat.
  • Keganasan kuman yang tinggi.
  • Daya tahan tubuh pasien yang rendah akibat gizi kurang.
  • Higiene yang buruk.

 

Batasan antara otitis media akut dan kronik hanya dibatasi oleh waktu terjadinya. Bila waktu terjadinya kurang dari 2 bulan, disebut sebagai otitis media akut, sementara bila waktu terjadinya lebih dari 2 bulan dikategorikan masuk dalam tahap kronis atau OMSK. Batasan ini di tiap negara berbeda, namun WHO menetapkan 2 bulan sebagai indikator umumnya.

 

Gejala infeksi telinga dari jenis OMSK adalah:

  • Otorrhea (keluarnya cairan dari telinga).
  • Terasa nyeri jika terjadi otitis eksterna (peradangan di di daun telinga).
  • Gangguan pendengaran.
  • Vertigo.
 
Baca juga: Cotton Bud Dapat Mengakibatkan Kerusakan Gendang Telinga

 

Penyebab Terjadinya Gejala Infeksi Telinga pada Bayi

Pertanyaan yang pasti akan muncul begitu mendengar atau mengetahui bahwa gejala infeksi telinga pada bayi paling sering terjadi adalah, “Bagaimana bisa?”. Jawaban mudahnya adalah: flu. 

 

Ya, penyakit yang dianggap umum dan biasa ini merupakan penyebab awal infeksi telinga, karena bagian telinga tengah berpotensi sangat besar untuk bisa terinfeksi oleh bakteri yang awalnya menginfeksi bagian hidung ketika flu saja.

 

Lalu, kenapa si Kecil yang masih bayi menjadi “target utama” penyakit ini? Penyebab utama adalah lemahnya daya tahan tubuh anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, yang membuat mereka lebih rentan saat terekspos kuman. Sehingga, butuh waktu lebih lama dibanding orang dewasa untuk melawan kuman tersebut.

 

Faktor lain timbulnya gejala infeksi telinga pada bayi adalah bentuk tuba eustachius (saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring yang merupakan bagian teratas dari tenggorokan) pada anak-anak, yang lebih horizontal dan pendek dibanding anatomi telinga orang dewasa. Inilah yang membuat cairan akan lebih mudah terjebak di dalam telinga, bukan keluar.

 

Hal lain yang perlu diketahui adalah, demam yang diderita pada bayi dan anak-anak bisa terjadi akibat adanya infeksi telinga walaupun tidak selalu. Itulah kenapa, dokter anak asal Atlanta, Amerika Serikat, Jennifer Shu, mengharapkan ketelitian orang tua untuk menyadari gejala penyerta lainnya ketika anak demam.

 

Misalnya     , sakit telinga, keluarnya cairan dari telinga, gangguan pendengaran, sulit tidur, si Kecil menarik-narik telinganya, tidak mau menyusui atau makan, muntah, hingga diare. Bahkan, tanda-tanda sesederhana anak lebih rewel, menangis lebih sering, dan lebih manja ketika sakit, juga patut dijadikan catatan ketika anak demam.

 

Untuk mengobati infeksi telinga, pengobatan yang digunakan bisa berbeda, tergantung pada stadium penyakitnya. Jika disertai infeksi, dokter juga akan memberikan antibiotik.

 

Langkah Pencegahan Sebelum Muncul Gejala Infeksi Telinga

Walau dikategorikan sebagai penyakit yang umum menyerang anak-anak, namun tetap ada langkah pencegahan yang bisa dilakukan sebelum gejala infeksi telinga ditemukan. Cara pencegahannya pun tergolong mudah, yaitu:

  • Rutin mencuci tangan dan mainan si Kecil untuk mengurangi risiko si Kecil terjangkit flu.
  • Jauhkan asap rokok dari si Kecil.
  • Tepati jadwal imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) secara rutin sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan berikan si Kecil imunisasi influenza setiap setahun sekali.
  • Mengusahakan untuk menyusui si Kecil secara eksklusif di 6 bulan pertama kehidupannya, dan melanjutkan menyusui hingga usia 2 tahun.
  • Hindari memberikan empeng sebagai solusi menenangkan si Kecil. (AS)

 

Baca juga: Ketahui Kesehatan Kamu Lewat Telinga

 

 

Sumber

National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Ear Infections.

Healthline. Otitis Media