Limfoma Hodgkin adalah salah satu jenis limfoma. Limfoma sendiri adalah kanker darah yang menimpa sistem limfatik. Sistem limfatik membantu sistem imun melawan infeksi dan zat berbahaya. Bagaiman gejala limfoma hodgin dan pengobatannya?

 

Limfoma Hodgkin menyerang sel darah putih yang membantu melindungi tubuh dari bakteri dan infeksi. Sel darah putih ini disebut limfosit. Pada penderita limfoma Hodgkin, sel-sel darah putih ini tumbuh secara tidak normal dan menyebar keluar sistem limfatik.

 

Semakin berkembangnya penyakit ini, semakin sulit tubuh melawan infeksi. Penyebab penyakit ini belum diketahui. Limfoma Hodgkin berkaitan dengan mutasi DNA, serta virus Epstein-Barr (EBV). 

 

Berikut penjelasan lengkap tentang limfoma Hodgkin dari beragam pakar, beserta pengobatannya!

 

Baca juga: Kanker Bisa Kambuh Seperti yang Dialami Ria Irawan, Apa Penyebabnya?
 

Gejala Limfoma Hodgkin

Gejala umum dari limfoma Hodgkin adalah pembengkakan pada kelenjar limfa, yang menyebabkan benjolan di bawah kulit. Benjolan ini biasanya tidak menimbulkan nyeri. Benjolan akibat limfoma Hodgkin ini bisa muncul satu atau lebih di beberapa area ini:

  • Leher bagian samping
  • Ketiak
  • Selangkangan

Gejala limfoma Hodgkin lainnya:

  • Keringat malam
  • Kulit gatal
  • Demam
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan yang tidak jelas asalnya
  • Batuk terus menerus, kesulitan bernapas, nyeri dada
  • Nyeri di kelenjar limfatik setelah mengonsumsi alkohol
  • Pembengkakan limpa

 

Diagnosis Limfoma Hodgkin di Indonesia Masih Cukup Sulit Dilakukan

Saat ini masih cukup sering terjadi kasus dimana pasien limfoma Hodgkin di Indonesia menerima diagnosis yang salah. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya karena gejala limfoma hodgkin yang cukup umum. 

 

Salah satu kasus salah diagnosis dialami oleh Intan Khasanah. Ia termasuk pasien limfoma Hodgkin berusia muda. "Berawal tahun 2013, bermula dari sakit demam tinggi dan munculnya benjolan kecil di leher yang dikira hanya sakit TBC," ujar Intan dalam acara Seminar 'Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkins Dengan Terapi Inovatif' pada Rabu (13/11).

 

Saat pertama kali melakukan pemeriksaan menyeluruh, Intan didiagnosis TBC. Namun, setelah menjalani pengobatan untuk TBC sekalipun, kondisinya bukannya membaik, malah memburuk. Baru beberapa bulan kemudian Intan memperoleh diagnosis yang tepat, yaitu limfoma Hodgkin. 

 

Sebagai informasi, untuk mendiagnosis limfoma Hodgkin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan khusus untuk menentukan diagnosis yang tepat. Berikut beberapa tes yang dilakukan:

  • X-ray atau CT scan
  • Biopsi kelenjar getah bening
  • Tes darah, termasuk pemeriksaan darah lengkap untuk mengukur kadar sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah
  • Imunofenotip untuk menentukan jenis sel limfoma
  • Tes fungsi paru-paru untuk menentukan sebaik apa fungsi organ tersebut.
  • Tes ekokardiogram untuk menentukan sebaik apa fungsi jantung.
  • Biopsi sum-sum tulang belakang (biasanya untuk melihat apakah kankernya sudah menyebar)

 

Baca juga: Sama-sama Kanker Darah, Ini Perbedaan Leukemia dan Limfoma!
 

Pengobatan Terbaik untuk Limfoma Hodgkin

Pengobatan untuk limfoma Hodgkin umumnya tergantung dari stadium penyakitnya. Pengobatan utamanya adalah kemoterapi dan radiasi. Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kankernya. Sementara itu, kemoterapi menggunakan obat tertentu yang bisa membunuh sel kanker. Obat kemoterapi bisa diberikan secara oral atau melalui infus, tergantung dari obatnya.

 

Pada stadium lanjut, pengobatan terbaik yang biasa direkomendasikan adalah terapi target. Salah satu jenis terapi target yang direkomendasikan disebut Antibody Drug Conjugate (ADC).

 

"ADC ini inovasi pengobatan berupa non-transplantasi. ADC termasuk kategori terapi target, berbeda dengan kemoterapi," jelas Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia sekaligus Persatuan Hematologi-Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma. 

 

Dalam terapi ADC ini, obat yang diberikan disebutBrentuximab Vedotin (BV), yang mengkombinasikan zat sitotoksik dan antibodi. Pengobatan ini direkomendasikan oleh dokter karena bisa langsung membunuh sel limfoma Hodgkin.

 

"Terapi target berupa ADC ini bisa mengenali sel limfoma Hodgkin secara langsung kemudian menghancurkannya," jelas dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, Spesialis Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM. Selain itu, pengobatan ini hanya membunuh sel limfoma Hodgkin dan tidak memengaruhi sel yang sehat.

 

Efek samping dari terapi ADC ini tidak terlalu signifikan, dan bahkan cenderung lebih ringan dari kemoterapi. Efek samping tersebut di antaranya anemia, rambut rontok, pusing, serta mual dan muntah. (UH)

 

Baca juga: Kanker Darah pada Anak: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan

Sumber:

Healthline. Hodgkin’s Disease. September 2017.

American Cancer Society. What Is Hodgkin Lymphoma?. Mei 2018.