Siapa tidak kenal pasta dan pizza? Tidak sulit menemukan menu masakan pasta atau pizza di Indonesia, mulai dari warung cepat saji hingga restoran khusus yang menjual menu asal Italia tersebut. Pasta, pizza, spageti, identik dengan negara asalnya, Italia. Apalagi yang Geng Sehat tahu tentang Italia selain pizza dan sepakbolanya?

 

Dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Italia dengan Indonesia, Kedutaan Besar Italia menggelar pameran “Italy: The Beauty of Knowledge”. Pameran ini menggelar berbagai temuan di bidang kesehatan, lingkungan, ruang angkasa, nutrisi, dan peninggalan budaya dari negeri asal seniman Leonardo da Vinci tersebut.

 

Simak yuk apa yang bisa kita pelajari dari salah satu negara di pinggir Laut Mediterania ini!

 

Baca juga: Wah, Ini 10 Hoaks tentang Pola Hidup Sehat!

 

Diet Mediterania yang Menyehatkan

Diet Mediterania adalah diet yang menyehatkan dan direkomendasikan untuk mencegah penyakit jantung, penyakit kanker, hingga diabetes. Diet Mediterania ini sudah dijalankan selama beribu-ribu tahun oleh penduduk di negara-negara Mediterania seperti Spanyol, Italia, dan Yunani.

 

Diet Mediterania juga sudah sering sekali diteliti untuk menemukan manfaatnya dalam mencegah penyakit kornis. Diet ini tidak hanya sekedar diet, tetapi merupakan gaya hidup yang meliputi pola makan dan aktifitas fisik. 

 

Salah satu ciri khas diet Mediterania adalah mencampur aneka sayuran berbagai warna yang disajikan dalam keadaan segar. Kalaupun diolah, prosesnya sangat sederhana. Tidak ada bumbu yang digunakan selain minyak zaitun dan sejenis herbal. Bahkan garam pun tidak digunakan.

 

Sayuran, dan buah-buahan pada diet Mediterania ini tidak hanya sekedar pelengkap makanan, lho seperti kebiasaan kita di Indonesia. Menu ini disajikan setiap hari dalam porsi yang besar dan dimakan bisa lebih dari 3 kali sehari. Maka pantas saja mereka yang menjalani diet ini akan terhindar dari berbagai penyakit kronis.

 

Apakah masyarakat Italia masih menjalankan diet ini? “Sayangnya saat ini kehidupan modern seperti makanan cepat saji juga melanda Italia, seperti halnya negara lain di seluruh dunia. Penyakit jantung, stroke dan kanker juga meningkat di Italia, karena paparan gaya hidup tidak sehat,” jelas Nicola Bianchi, Atase Kedutaan Besar Italia di Indonesia, Bidang Ilmu Pengetahuan, di Jakarta, 6 Maret 2019.

 

4 Diet yang Pernah Hits - Guesehat

 

Baca juga: Jangan Lakukan 4 Hal Berbahaya Ini untuk Menurunkan Berat Badan
 

Kembangkan Pasta yang Lebih Bergizi

Pasta adalah makanan yang dibuat dari tepung, sehingga tinggi kalori. Meski hasil olahan pasta ini enak dan lezat, tetapi makanan ini rentan menyebabkan kegemukan dan tidak disarankan untuk penderita diabetes. 

 

Untuk mengatasi hambatan tersebut, produsen pasta di Italia saat ini mengembangkan pasta yang lebih sehat, dibuat dengan teknologi cetak 3 Dimensi (3D). Selama ini kita mengenal mesin cetak 3 dimensi untuk berbagai produk terbuat dari metal, plastik dan materi keras lainnya.

 

Ternyata, pasta pun bisa dibuat dengan mesin 3D. Italia pun mengikuti trend inovasi dalam bidang pangan ini yang memungkinkan mesin mencetak, memasak, dan menyajikan makanan dalam skala masal. “Pasta yang dihasilkan sudah difortifikasi sehingga lebih sehat dan kaya antioksidan. Teknologi ini menghasilkan makanan dengan nilai gizi yang lebih baik,” tambah Bianchi.

 

Baca juga: Pasta Bisa Jadi Pilihan Menu Diet Anda

 

Teknologi Genomik, Nanoteknologi dan Hadron Therapy

Selain warisan gaya hidup lama, di bidang kesehatan, Italia juga tidak kalah dalam kemajuan teknologi kedokteran. Tahun 2018 lalu, Italia menjadi negara produsen farmasi terbesar di Eropa mengalahkan Jerman. 80% produk farmasi asal Italia diekspor ke negara lain.

 

Menurut Bianchi, saat ini tim riset bidang farmasi dan kedokteran di Italia tengah mengembangkan pengobatan untuk tiga masalah kesehatan terbesar di dunia yaitu penyakit jantung, kanker, dan saraf. “Kami tengah mengembangkan ilmu genomik, yaitu pengobatan yang berbasis gen sehingga lebih pengobatan lebih personal. Selain itu, ada pengobatan dengan teknologi nano, terutama untuk pengobatan kanker sehingga terapi lebih terarah,” ungkap Bianchi.

 

Untuk terapi kanker, misalnya. Sejak 2 tahun lalu Italia mendirikan pusat riset dan penelitian Hadron Therapy. Ini adalah jenis radioterapi terbaru untuk pasien kanker. Hadron therapy menggunakan tembakan proton dan karbon berkecepatan tinggi langung ke lokasi tumor. Dengan begitu sel-sel sehat di sekitarnya tidak kena dampaknya.

“Ini adalah teknologi non invasif untuk pasien kanker yang tidak bisa diterapi dengan kemoterapi. Hasilnya sangat menjanjikan,” kata Bianchi.

 

Kamu berminat mempelajari berbagai inovasi ilmu pengetahuan dari negeri spageti ini? Datang saja ke pameran “Italy: The Beauty of Knowledge” yang masih akan berlangsung di Museum Nasional Jakarta sampai tanggal 31 Maret 2019. (AY)

 

Baca juga: MoPizza : Inovasi Pizza Sehat Tanpa Tepung