Penyakit

Gangguan Menstruasi (Menorrhagia)

Deskripsi

Menorrhagia adalah keluarnya darah menstruasi secara berlebihan dengan jumlah yang terlalu banyak. Seorang wanita dianggap mengalami Menorrhagia jika jumlah darah yang dikeluarkan berkisar antara 60-80 ml. Sebenarnya tidak ada patokan pasti jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan, kisaran 30-40 ml adalah jumlah normal dan bisa berbeda pada setiap wanita

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus yang dilakukan terkait menorrhagea. Pola hidup sehat selalu menjadi pilihan pencegahan yang efektif. Pada beberapa wanita, menghindari olahraga yang terlalu berat juga harus dipertimbangkan dan memilih olah raga yang sesuai dengan kondisi. Menghindari stress, dan aktifitas yang terlalu berat juga direkomendasikan untuk wanita yang beresiko menorrhagea.



Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi makanan sehat, kaya akan serat, serta ditambah suplementasi multivitamin seperti B kompleks, vitamin C dan asam folat juga meningkatkan kondisi tubuh dan menghindarkan resiko menorrhagea.

Gejala

Tanda-tanda menorrhagia berupa perdarahan yang sangat berat, sebagai parameter, bisa saja seorang wanita harus mengganti setidaknya satu pembalut setiap jam selama beberapa jam. Gejala menorrhagia yang lain meliputi perdarahan selama lebih dari 7 hari, menstruasi berat secara teratur selama 10 hari atau lebih, perdarahan berat yang tidak biasa atau dua kali menstruasi berturut-turut.



Selain terlalu banyaknya darah yang dikeluarkan atau masa perdarahan yang cukup lama, haid berlebihan juga bisa disertai gejala lainnya, yaitu rasa nyeri. Selain itu, beberapa gejala lainnya seperti tanda-tanda anaemia, merasa lemas, atau napas pendek juga dapat dirasakan.



Meskipun tidak selalu menjadi pertanda suatu kondisi yang serius, haid berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari wanita yang mengalaminya, baik secara emosi, psikis, maupun sosial. Disarankan untuk temui dokter jika Anda perlu mengganti pembalut setiap 1-2 jam, mengalami perdarahan di luar masa menstruasi atau setelah menopause.

 

Baca juga: 9 Perubahan yang Terjadi pada Tubuh saat Sedang PMS

Penyebab

Penyebab menorrhagia cukup banyak, dan tidak bisa semua teridentifikasi. Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan resiko menorrhagia seperti baru saja memulai menstruasi, atau memasuki periode menpause.



Penyebab lain bisa karena radang panggul, karena infeksi pada organ reproduksi, baik pada rahim, indung telur, atau saluran telur. Fibroid rahim juga bisa menyebabkan menorrhagea. Serta beberapa kondisi spesifik seperti endometriosis, adenomiosis, polip serviks, kanker, gangguan pembekuan darah dan gangguan lain pada ovarium. kasus menorrhagea juga terjadi akibat efek samping obat seperti NSAID, obat hormon, antikoagulan dan penggunaan pil KB.

Diagnosis

Penegakkan diagnosis diawali dengan anamnesa dokter dari keterangan pasien apakah terjadi pengeluaran darah menstruasi yang terlalu banyak dan tidak normal. Parameter sederhana seperti berapa jumlah pembalut yang digunakan juga bisa menentukan keadaan menorrhagea.



Selanjutnya dokter akan mengkonfirmasi apakah ada gejala lain seperti nyeri, serta kondisi genetik pasien dan keluarga sebagai bahan pertimbangan.



Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan jika dicurigai ada kondisi lain yang menyebabkan pasien mengalami menorrhagea. Pemeriksaan bisa meliputi pemeriksaan area panggul bagian dalam, pemeriksaan darah, pap smear, biopsi, USG rahim, hingga histereskopi.

 

Baca juga: Apa Penyebab Menstruasi 2 Kali Sebulan?

 

Penanganan

Tujuan pengobatan menorrhagea adalah menurunkan atau menghentikan perdarahan yang terlalu banyak, menurunkan resiko anemia karena kelihalangan darah dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sehingga bila keadaan menorrhagea dianggap tidak mengganggu kualitas hidup pasien, pengobatan pun tidak diperlukan.



Jika penyebab utama menorrhagea belum diketahui pasti, maka obat-obatan bisa dijadikan pilihan terapi seperti asam traneksamat. Asam traneksamat bisa menurunkan perdarahan hingga 50% dengan cara meningkatkan proses penggumpalan darah di rahim.

 

Naproxen dan asam mefenamat yang tergabung dalam golongan obat antiinflamasi bisa digunakan untuk menurunkan keluhan nyeri dan juga menurunkan prostaglandin. Obat-obatan ini juga bisa menurunkan resiko perdarahan sampai kisaran 20-50%.



Pil Kontrasepsi Kombinasi serta obat hormonal lainnya juga bisa digunakan jika patogenesis menorrhagea berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon.
Prosedur operasi juga bisa dilakukan jika pengobatan sudah tidak efektif lagi. Dilatasi dan kuretase, embolisasi arteri rahim, miomektomi, reseksi endometrium, ablasi endometrium hingga histerektomi bisa dipertimbangkan sesuai etiologi menorrhagia yang terjadi.

 
Baca juga: Endometriosis saat Hamil, Apa yang Perlu Diketahui?

 

Rekomendasi Artikel

Mengapa Sering Mual saat Haid?

Mengapa Sering Mual saat Haid?

Menstruasi merupakan siklus bulanan yang dihadapi semua wanita usia subur. Salah satu masalah yang sering dialami adalah mual. Mengapa sering mual saat haid?

Ruby Astari

27 June 2019

Jika Ingin Hamil, Ketahui Masa Ovulasimu!

Jika Ingin Hamil, Ketahui Masa Ovulasimu!

Ovulasi sebenarnya adalah masa kesuburan yang pasti akan terjadi setelah masa menstruasi. Ovulasi tidak lancar jika menstruasi juga tidak lancar.

GueSehat

18 March 2018

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...