Memiliki tubuh yang sehat dimuail dari sugesti. Apakah Geng Sehat pernah mendengar kalimat tersebut? Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar lho Gengs. Faktanya, kesehatan tubuh dipengaruhi oleh kondisi fisik.

 

Namun, pola pikir sesorang lah yang dapat membuat rasa sakit tersebut tidak terasa. Oleh karena itu, di masyarakat kita terdapat berbagai stigma mengenai penyakit. Salah satunya adalah penyakit stroke.

 

Banyak yang mengatakan bahwa orang yang mudah marah akan lebih mudah terkena stroke di saat tua. Benarkah demikian? Simak penjelasn berikut.

 

Baca juga: BE-FAST, Cara Cepat Deteksi Stroke

 

Emosi dan Stroke

Pada dasarnya, emosi yang meluap-luap bisa membuat hormon dalam tubuh berubah. Jika dilihat dari sudut pandang medis, pada dasarnya keperibadian seseorang memang menentukan risiko stroke.

 

Memiliki keperibadian yang temperamental atau mudah marah dapat meningkatkan resiko stroke. Bahkan, dilansir dari penelitian Harvard Universty, sifat temperamental akanmembuat seseorang berisiko terkena stroke 3 kali lipat. 

 

Stroke merupakan gangguan pada pembuluh darah otak yang disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke ditandai dengan berbagai gejala yang terkait dengan saraf. Misalnya sakit kepala, mual, muntah, dan kesemutan dalam waktu lama.

 

Kemudian fase berikutnya bertambah dengan gejala sulit bicara, gangguan pengelihatan, penurunan kesadaran, dan kejang yang mendadak.

 

Baca juga: Membedakan Sakit Kepala Migrain dan Gejala Stroke

 

Marah Apakah Menyebabkan Stroke?

Mungkin Kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa marah dapat meningkatkan resiko stroke sampai 3 kali lipat jika dibandingkan orang yang tidak temperamental. Jadi begini, pada saat seseorang marah, maka pembuluh darah akan menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah.

 

Jika hal tersebut sering terjadi secara berulang-ulang, maka akan terjadi kelainan pada pembuluh darah termasuk pembuluh darah di otak maupun yang menuju ke otak. Kerusakan pembuluh darah ditandai dengan terhambatnya aliran darah ke jantung dan menjadi pemicu awal terjadinya gejala stroke iskemik.

 

Pada orang yang sering marah karena emosinya sulit dikontrol, akan terjadi stres psikologis jangka panjang. Kondisi ini dapat memicu peningkatan hormon-hormon stres seperti glukokortikoid dalam darah. Apabila terus terjadi dalam jangka waktu yang lama, hal ini akan mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah.

 

Baca juga: Awas, Gejala Pertama Fibrilasi Atrium adalah Stroke!

 

Jenis Stroke Apa Yang Bisa Terpicu oleh Emosi?

Stroke yang dipicu akibat emosi yang tidak stabil ini bisa bermacam-macam, baik stroke hemoragik maupun stroke iskemik.

 

Stroke hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Biasanya disebabkan karena tingginya tekanan darah pada pembuluh darah di otak.

 

Stroke iskemik

Sedangkan stroke iskhemik terjadi akibat sumbatan pada  pembuluh darah arteri yang menuju atau di dalam otak. Akibatnya orak kekurangan pasokan oksigen. Sumbatan disebabkan oleh bekuan darah (trombus) yang terbawa dari organ yang jauh dari otak namun terbawa hingga ke otak. Asal trombus biasanya dari rongga dalam jantung, atau vena di kaki.

 

Kedua jenis stroke ini dapat menimbulkan dampak yang sama berupa kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan bicara, atau gejala stroke lainnya.

 

Oleh karena itu, Geng Sehat sangat penting untuk mengontrol emosi. Terutama bagi Kamu yang masih muda, sangat penting menjaga kesehtan sedini mungkin. Karena Stroke bisa menyerang siapapun tanpa mengenal usia. Memang, tidak semua orang dapat melakukannya dengan mudah. Namun, jika tidak dicoba dan dimulai, tubuhmu sendiri yang akan merasakan dampak negatifnya.

 

Selain itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa resiko stroke setelah marah juga akan lebih tinggi pada mereka yang telah memiliki riwayat penyakit lainnya. Seperti diabetes, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit stroke. Menahan emosi memang tidak mudah, namun jika tidak di coba dari sekarang tubuhmu sendiri yang akan merasakan dmpak negatifnya di kemudian hari.

 

Baca juga: Ingin Terhindar dari Stroke? Penderita Diabetes Perlu Melakukan Ini!

 

 

Referensi:

Cardiosmart.org. Losing temper increases risk of heart attact and stroke. 

Webmed.com. Anger guilt may trigger stroke. 

CBSnews.com. Angry outburst may trigger heart attact or stroke within two hours.