Siapa yang kemarin merayakan hari Valentine? Kado Valentine tidak hanya dapat ditujukan untuk pasangan saja, lho! Namun, bisa untuk anak, orang tua, teman, atau sahabat. Perayaan Valentine pun tidak hanya bagi mereka yang masih berpacaran saja lho, Gengs. Bagi mereka yang sudah menikah alias bagi para pasangan suami istri boleh banget merayakannya!

 

Hadiah Valentine yang paling sering diberikan adalah cokelat. Wait, cokelat? Bukankah cokelat identik dengan kalori yang tinggi, membuat gendut, dan semua hal yang tidak sehat? Eits, tunggu dulu Gengs. Jika Kamu memilih varian cokelat yang tepat, justru ini berguna bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung! Wah, kok bisa begitu ya? Ini dia alasannya!

 

Menghindari stroke, penyakit jantung koroner, dan diabetes

Sebuah meta analisis mengenai konsumsi cokelat dalam mencegah penyakit-penyakit metabolik dipublikasikan di jurnal Nutrients pada tahun 2017. Studi tersebut berusaha menganalisis kesimpulan dari 14 studi yang sudah pernah dilakukan mengenai konsumsi cokelat. Dari hasil meta analisis tersebut, dikemukakan bahwa  konsumsi cokelat secara moderat dapat menurunkan risiko terjadinya stroke, penyakit jantung koroner, dan diabetes!

 

Adapun yang dimaksud dengan konsumsi cokelat secara moderat adalah 1 hingga 6 porsi per minggu, di mana 1 porsinya mengandung 30 gr cokelat. Cokelat mampu menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes diduga karena cokelat dapat melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif, inflamasi, disfungsi endotelial, serta pembentukan plak di arteri (atherogenesis).

 

Baca juga: Selain Enak, Cokelat Panas Juga Sehat

 

Kandungan flavonololnya baik untuk kelancaran peredaran darah

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada The FASEB Journal tahun 2014 menyebutkan bahwa komposisi flavonol yang ada dalam dark chocolate dapat membantu pembuluh darah arteri menjadi lebih fleksibel. Selain itu, flavonol diduga dapat mencegah penempelan sel darah putih ke dinding pembuluh darah, sehingga dapat mencegah terjadinya arterosklerosis alias penyumbatan pembuluh darah.

 

 

Menurunkan risiko preeklampsia pada ibu hamil

Ibu hamil ternyata adalah salah satu populasi yang mendapatkan manfaat dari konsumsi cokelat. Studi yang dilakukan pada sekitar 2.000 wanita di Amerika Serikat memperlihatkan hasil bahwa ibu hamil yang rutin mengonsumsi cokelat (kurang lebih 5 porsi seminggu) memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami preeklampsia, dibandingkan mereka yang tidak rutin mengonsumsi cokelat (kurang dari 1 porsi seminggu). Lagi-lagi, hal ini diduga karena kandungan flavonol yang ada di dalam cokelat.

 

Preeklampsia sendiri adalah suatu komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun janin, yang antara lain ditandai dengan tingginya tekanan darah dan adanya protein dalam urine. Selain menurunkan risiko terjadinya preeklampsia, ibu hamil yang mengonsumsi cokelat juga diduga memiliki level stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi cokelat!

 

Baca juga: Alergi Cokelat? Inilah Penyebab dan Gejalanya!

 

Meningkatkan kadar endorfin, si Hormon Bahagia!

Jika Geng Sehat sedang berada dalam kondisi bad mood, cobalah untuk makan cokelat. Kandungan phenylethylamine (PEA) dalam cokelat serupa dengan yang dihasilkan oleh tubuh manusia saat merasa bahagia. PEA ini akan menstimulasi otak untuk mengeluarkan hormon endorfin yang membuat kita bahagia!

 

Wah, ternyata ada banyak sekali alasan untuk semakin mantap menghadiahi cokelat bagi orang-orang tersayang ya, Gengs! Namun sebelum buru-buru pergi ke toko cokelat, ketahui dulu yuk jenis cokelat seperti apakah yang memberikan manfaat kesehatan yang paling baik.

 

Dalam banyak studi ilmiah, dark chocolate adalah jenis cokelat yang paling sering diklaim mampu memberikan manfaat kesehatan paling baik dibanding jenis cokelat lainnya. Hal ini berkaitan dengan kandungan senyawa flavonoid sebagai zat yang bermanfaat dalam cokelat.

 

Senyawa flavonoid lebih banyak terkandung dalam dark chocolate dibanding milk chocolate. Sebagai perbandingan, dalam 100 gr dark chocolate terkandung kurang lebih 100 mg flavonoid. Sedangkan milk chocolate dalam takaran yang sama hanya mengandung 15 mg flavonoid saja.

 

Alasan berikutnya untuk lebih memilih dark chocolate adalah karena kandungan gulanya yang lebih rendah dibandingkan jenis cokelat lainnya, misalnya milk chocolate. Untuk 100 gr porsi dark chocolate, kandungan gulanya adalah sekitar 7 gr. Sedangkan milk chocolate dengan porsi yang sama memiliki dua kali lipat kandungan gula!

 

Nah Gengs, itu dia alasan mengapa cokelat cocok sekali dijadikan sebagai kado untuk orang-orang tersayang. Yup, ternyata konsumsi cokelat dalam jumlah yang moderat memiliki kebaikan bagi kesehatan kita! Jangan lupa ya untuk memilih jenis dark chocolate untuk mendapatkan efek kesehatan yang lebih baik serta tentunya lebih rendah kalori dan gula. Salam sehat!

 

Baca juga: Penyuka Cokelat Susu, Waspada Kalorinya yang Tinggi!

 

Serba-serbi Cokelat - GueSehat.com

 

Referensi:

Yuan, S., Li, X., Jin, Y. and Lu, J. (2017). Chocolate Consumption and Risk of Coronary Heart Disease, Stroke, and Diabetes: A Meta-Analysis of Prospective Studies. Nutrients, 9(7), p.688.

Esser, D., Mars, M., Oosterink, E., Stalmach, A., Müller, M. and Afman, L. (2014). Dark chocolate consumption improves leukocyte adhesion factors and vascular function in overweight men. The FASEB Journal, 28(3), pp.1464-1473.

Triche, E., Grosso, L., Belanger, K., Darefsky, A., Benowitz, N. and Bracken, M. (2008). Chocolate Consumption in Pregnancy and Reduced Likelihood of Preeclampsia. Epidemiology, 19(3), pp.459-464.

Räikkönen, K., Pesonen, A., Järvenpää, A. and Strandberg, T. (2004). Sweet babies: chocolate consumption during pregnancy and infant temperament at six months. Early Human Development, 76(2), pp.139-145.