Data menunjukkan kasus hepatitis A meningkat sangat pesat sejak 2017-2018, dari 218 218 menjadi 516 kasus. Hepatitis A sudah menjadi salah satu penyakit endemis. Hepatitis A adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan virus hepatitis A. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin hepatitis A.



Dijelaskan Dr. dr. Sukamto SpPD-KAI, Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan, Rumah Sakit Universitas Indonesia, hepatitis A ditulakan melakui makanan dan minuman dan kontak darah. Anak-anak dan dewasa bisa terkena.

 

Kebanyakan pasien hepatitis A yang dirawat di rumah sakit adalah orang dewasa, terutama orang dengan konsisi kekebalan tubuh yang buruk. “Pasien dengan kondisi kekebalan tubuh biasanya memiliki gejala lebih buruk,” jelas dr. Sukamto di RSUI Depok, kamis, 19 Juni 2019 dalam acara media gathering tentang hepatitis A yang diselenggarakan Sanofi dan RSUI.

 

 

Baca juga: Dilaporkan Mewabah di Depok, Berikut Beberapa Fakta Penting tentang Hepatitis A

 

Hepatitis A Bisa Sembuh atau Menjadi Berat

Risiko penularan hepatitis A yang paling sering adalah sanitasi buruk, makanan dam sumber air minum yang tidak higienis. Gejala infeksi hepatitis A adalah demam, letih dan lemah, diare, mual, dan muntah serta kulit kekuningan (jaundice). Kuning umumnya akan muncul ketika gejala umumnya sudah hilang, biasanya setelah 5 hari.


“Tidak semua yang terinfeksi hepatitis A akan mengalami gejala tersebut. Orang dewasa lebih sering menunjukkan gejala terutama orang usia lanjut, atau mereka yang sebelumnya memiliki gangguan hati dan kekebalan tubuh rendah,” jelas dr. Sukamto.



Tidak perlu khawatir karena pada umumnya infeksi hepatitis A dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 minggu hingga 1 bulan. Namun pada sebagian pasien menjadi gagal hati, atau disebut fulmina, “Tergantung kondisi awal pasien. Orang dengan daya tahan tubuh buruk akan mudah menjadi fulminan,” jelas dr. Sukamto lagi.


Baca juga: Penjamah Makanan Perlu Vaksin Hepatitis A dan Tifoid!

 

Hepatitis A pada Anak

Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A-K, Msc, Dokter Spesialis Anak dari RSUI menjelaskan hepatitis pada anak juga bisa berdampak fatal, karena mengganggu proses tumbuh kembang anak. Gangguan fungsi hati akibat hepatitis akan mengganggu proses penyerapan nutrisi.

 

Hati juga berfungsi menyaring darah dari zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh, dan mencegah infeksi. “Jika terjadi radang hati, semua fungsi itu terganggu. Virus Hepatitis A sangat infeksius dan mudah menular,” jelas dr. Nina.

 

Virus hepatitis A, kata dr. Nina, hanya mati pada suhu tinggi dan dengan klorin. Jadi makanan dan air harus dimasak dengan suhu tinggi. Kolam renang harus diberi klorin.



Di negara berkembang. 9 dari 10 anak kurang dari usia 10 tahun terkena hepatitis A. Memang tidak semuanya menjadi sakit dan bergejala, namun jika dilakukan tes hasilnya sudah terinfeksi.

 
Baca juga: Wabah Hepatitis A di Pacitan, Pentingnya Perilaku Hidup Bersih!

 

Pencegahan dengan Vaksin Hepatis A


Terapi untuk pasien hepatitis A adalah menghilangkan gejalanya seperti demam, mual, muntah,dan lemah. Intinya membuat pasien nyaman. Nutrisi yang adekuat menjadi fokus perawatan karena pasien biasanya susah makan, karena mual dan muntah. Maka mereka biasanya diberikan cairan gula untuk memberikan energi.



Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan sanitasi dan selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya mencuci tangan setiap akan makan, dan sesudah dari toilet. Jika Kamu ingin tarveling ke daerah endemik, sebaiknya pastikan suplai air minum dan makanan bersih.

 

Vaksinasi hepatitis A sangat dianjurkan bagi yang berisiko. “Dulu vaksinasi hepatitis A dianggap tidak perlu karena kita hidup di daerah endemis, sehingga sudah memiliki kekebalan alami. Faktanya masih jatuh korban yang banyak setiap tahun,” ujar dr. Sukamto.

 

Vaksin hepatitis A bisa memberikan perlindungan selama 20 tahun. Siapa yang sebaiknya mendapat vaksin? Mereka yang berisiko tinggi (anak-anak dan orang tua) dan berisiko mengalami komplikasi jika terkena, orang dengan penyakit liver kronis, perilaku seks berisiko, dan akan bepergian ke daerah endemik hepatitis A.

 

Baca juga: Kenapa Imunisasi Hepatitis A Penting Diberikan kepada Anak?

 

 

Sumber:

Paparan Dr. dr. Sukamto SpPD-KAI, dan Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A-K, Msc, dalam acara National Media Briefing on Hepatitis A di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, 19 Desember 2019.