Tekanan darah tinggi, juga dikenal dengan hipertensi, diderita sepertiga penduduk Indonesia (Riskesdas 2018). Untuk mencegah hipertensi, dibutuhkan perubahan gaya hidup lebih sehat seperti banyak bergerak, diet rendah garam dan lemak, serta tidak merokok. Kadang dibutuhkan obat hipertensi untuk mengendalikan penyakit yang akan merusak banyak organ tubuh ini.



Obat hipertensi memang memegang peran penting dalam tatalaksana hipertensi. Namun penderita hipertensi hendaknya tidak hanya mengandalkan obat hipertensi saja. Dibutuhkan upaya serius untuk mengubah gaya hidupnya.



Agar Geng Sehat lebih paham tentang manajemen hipertensi, ikuti penjelasan tentang cara kerja berbagai obat hipertensi berikut. Karena tidak semua obat hipertensi cocok untuk semua penderita hipertensi.

 

Baca juga: Penyebab dan Gejala Hipertensi yang Harus Diwaspadai



Apa itu Tekanan Darah Tinggi?

Sebelum bicara tentang obat hipertensi, Kamu harus tahu apa itu tekanan darah dan hipertensi. Tekanan darah dinilai dengan menggunakan dua parameter yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan maksimum pada pembuluh darah arteri saat jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan minimum pada pembuluh darah arteri di antara kontraksi jantung.



Hipertensi atau tekanan darah yang selalu tinggi menyebabkan tekanan yang terlalu tinggi pula pada pembuluh darah arteri saat darah dipompa. Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang menyalurkan darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Hal ini mengakibatkan tidak hanya kerusakan pada pembuluh darah itu sendiri, tetapi pada organ lain yang dipaksa untuk menanggung tekanan tersebut.



Pada orang dewasa berusia di atas 18 tahun, tekanan darah dianggap normal jika tekanan darah sistolik berada pada kisaran 90 dan 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik antara 60 dan 80 mm Hg.

 

Baca juga: Mengenal Macam-macam Hipertensi selama Kehamilan



Obat Hipertensi

Mengelola hipertensi membutuhkan kerjasama yang baik antara dokter dan pasiennya. Hipertensi adalah salah satu penyebab paling utama gagal jantung kongestif (CHF). Banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa terapi dengan obat hipertensi telah terbukti secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat stroke dan penyakit arteri koroner.

 

Semua obat hipertensi bertujuan menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi.  Berikut ini jenis-jenis obat hipertensi yang sudah dikenal dan digunakan oleh jutaan penderita hipertensi di seluruh dunia:

 

1. Diuretik

Sebutan lengkap obat hipertensi ini adalah diuretik tiazid. Diuretik, kadang-kadang disebut pil air, adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk membantu tubuh mengeluarkan natrium (garam) dan air, sehingga mengurangi volume darah.

 

Diuretik tiazid sering kali diberikan sebagai obat hipertensi pertama tetapi bukan satu-satunya untuk pengobatan tekanan darah tinggi. Contoh obat hipertensi dari golongan diuretik thiazide adalah termasuk chlorthalidone, hydrochlorothiazide dan lainnya.

 

Jika Kamu diresepkan obat hipertensi lain dan tekanan darah tidak kunjung turun, coba bicarakan dengan dokter untuk menambahkan atau mengganti obat yang saat ini Kamu pakai, dengan diuretik.

 

Diuretik adalah penghambat saluran kalsium yang dapat bekerja lebih baik, terutama pada ras tertentu dan pada orang yang usianya lebih tua. Dia lebih efektif daripada obat hipertensi golongan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) saja. Efek samping paling sering dari diuretik adalah sering kencing.

 

Baca juga: Kenali Efek Samping Obat Hipertensi

 

2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

Obat hipertensi dari golongan Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor contohnya captopril, lisinopril, benazepril dan lainnya. Cara kerja ACE inhibitor adalah membantu merelaksasi pembuluh darah dengan menghalangi pembentukan bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah. Orang dengan penyakit ginjal kronis lebih mendapatkan manfaat jika mengonsumsi ACE inhibitor sebagai salah satu obat hipertensi.

 

3. Angiotensin II receptor blockers (ARBs).

Angiotensin II receptor blockers (ARBs) adalah obat hipertensi yang membantu melemaskan pembuluh darah dengan menghalangi aksi bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah.

 

Contoh obat hipertensi dari ARB adalah candesartan, losartan dan lainnya. Penderita hipertensi dengan penyakit ginjal kronis akan banyak terbantu dengan mengonsumsi obat hipertensi ARB.

 

4. Calcium channel blocker (CCB)

Sering disbeut pemblokir saluran kalsium. Contoh obat hipertensi golongan CCB adalah amlodipine, diltiazem dan lainnya. Cara kerja CCB adalah membantu mengendurkan otot-otot pembuluh darah, dan memperlambat detak jantung. CCB dapat bekerja lebih baik pada orang usia lanjut dan orang-orang dari ras tertentu, jika dibandingkan ACE inhibitor.

 

Penderita hipertensi yang mengonsumsi obat CCB sebaiknya menghindari minum jus jeruk, karena dapat saling berinteraksi. Jus jeruk akan meningkatkan kadar obat dalam darah dan menempatkan Kamu pada risiko efek samping yang lebih tinggi. Bicaralah dengan dokter atau apoteker jika Kamu khawatir tentang interaksi obat ini.

 

Baca juga: Minum Obat Hipertensi Kok Jadi Beser, Ya?

 

Obat Hipertensi Tambahan

Selain obat hipertensi utama tadi, kadang perlu ditambahkan obat hipertensi tambahan untuk mencapai target tekanan darah optimal. Inilah obat hipertensi tambahan yang dimaksud:

 

1. Alpha-blocker

Dalam bahasa Indonesia disebut pemblokir alfa. Obat-obat ini bekerja dengan mengurangi impuls saraf ke pembuluh darah, mengurangi efek bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah. Contoh obat dari golongan alpha blocker adalah doxazosin, prazosin, dan lainnya.

 

2. Alpha Beta Blocker

Selain mengurangi impuls saraf ke pembuluh darah, alpha-beta blocker memperlambat detak jantung untuk mengurangi jumlah darah yang harus dipompa melalui pembuluh darah. Contoh obatnya adalah carvedilol dan labetalol.

 

3. Beta blocker

Obat yang juga disebut penghambat beta ini bekerja dengan mengurangi beban kerja pada jantung sekaligus membantu melebarkan pembuluh darah sehingga menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang berkurang.

 

Obat dari ggolongan beta blocker di antaranya acebutolol, atenolol, dan masih banyak lagi. Beta blocker biasanya tidak direkomendasikan sebagai obat tunggal. Dokter biasanya akan mengombinasikan dengan obat hipertensi lainnya.

 

4. Aldosteron Antagonis

Contohnya obat hipertensi dari golongan ini adalah spironolactone dan eplerenone. Obat-obatan ini bekerja dengan memblokir efek bahan kimia alami yang dapat menyebabkan retensi garam dan cairan, yang dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.

 

5. Renin inhibitor

Penghambat renin seperti aliskiren bekerja dengan memperlambat produksi renin, yaitu enzim yang diproduksi oleh ginjal. Enzim ini mengawali serangkaian proses dalam tubuh yang berujung pada naiknya tekanan darah.

 

Aliskiren bekerja dengan mengurangi kemampuan renin untuk memulai proses ini. Obat ini tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat hipertensi dari golongan ACE inhibitor atau ARB, karena meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk stroke.

 

6. Vasodilator.

Apa itu obat hipertensi vasodilator? Vasodilator artinya pelebar pembuluh darah. Contoh obatnya adalah hydralazine dan minoxidil, yang bekerja langsung pada otot-otot di dinding pembuluh darah arteri sehingga mencegahnya dari penyempitan.

 

Baca juga: Pentingnya Konsumsi Rutin Obat Hipertensi

 

Selain Obat Hipertensi, Perubahan Gaya Hidup Penting!

Selain mengonsumsi obat hipertensi, perubahan gaya hidup sangat penting untuk mengelola tekanan darah tinggi. Gaya hidup tidak sehat seperti kurang bergerak, merokok, diet tinggi garam dan lemak, serta mengonsumsi alkohol harus dikurangi, atau dihentikan sama sekali.

 

Jika gaya hidup sudah bisa diubah menjadi lebih sehat dan rutin mengonsumsi obat hipertensi, maka penurunan tekanan darah akan lebih efektif. Setiap penurunan tekanan darah 2 mm Hg saja, sudah mampu mengurangi risiko stroke sebesar 15% dan risiko penyakit arteri koroner sebesar 6%. 

 

Selain itu, sebuah studi menunjukkan, pengurangan 5 mm Hg tekanan darah nokturnal (malam hari saat tidur) bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga 17%.

 

Baca juga: Tidak Semua Obat Hipertensi Valsartan Ditarik dari Peredaran

 

 

Referensi:

Mayoclinic. Diagnosis and treatment hypertension. 

Rxlist.com. Hypertension medication.

Heart.org. Change you can make to manage high blood pressure.

Medscape. Treatment of hypertension.