Bagi pasangan yang didiagnosis penyakit hepatitis, pernikahan pun menjadi tantangan tersendiri. Di satu sisi, Kamu dituntut untuk mendukung pasangan setiap saat agar proses pengobatannya berjalan dengan baik. Sementara di sisi lain, kehidupan rumah tangga harus tetap lancar. Salah satunya, terkait hubungan seks. Lalu, bagaimana cara memastikan hubungan intim terbebas dari risiko penularan  infeksi  virus hepatitis? Simak tipsnya berdasarkan hasil wawancara Guesehat dengan Internist Konsultan Gastroentero-Hepatologi di RSCM Jakarta, DR. dr. Rino A. Gani, SpPD-KGEH, FINASIM.

Baca juga: Yuk, Kenali Penyakit Hepatitis!

 Gejala Hepatitis B

Pengaruh Hepatitis pada Hubungan Intim

Hepatitis adalah infeksi peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis yang ditularkan melalui pertukaran cairan, terutama darah. Hingga saat ini, tipe hepatitis yang sudah ditemukan adalah hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Khusus untuk hepatitis B dan C, penularan infeksi virusnya bisa terjadi melalui darah, air mani, cairan vagina, pemakaian  jarum suntik, serta hubungan seks tanpa kondom. Inilah aturan dasar yang harus dipahami bila pasanganmu mengidap Hepatitis B atau hepatitis C.

 

Mengingat rentannya penularan virus, dr. Rino menganjurkan untuk mewaspadai ciuman yang melibatkan permainan lidah (deep kiss) saat berhubungan intim dengan penderita hepatitis. Kenapa bisa demikian? Karena saat seseorang berciuman secara intens dengan pasangannya,  jumlah air liur yang saling tertukar pun relatif banyak. Permasalahannya, bila ciuman dilakukan saat Kamu atau pasangan mengalami luka kecil pada lidah, bibir, dan mulut, maka air liur pun bisa menjadi pintu masuk virus hepatitis.

Baca juga: Pada Usia Berapa Vaksin Hepatitis A Bisa Diberikan pada Anak?

 

Aturan Aman Berhubungan Seks tanpa Khawatir Tertular Hepatitis


Berikut tips berhubungan intim sehat dengan penderita hepatitis, tanpa takut tertular, seperti saran dari dr. Rino. Aturan ini, juga berlaku untuk semua tipe hepatitis.

 

1. Terbuka Kepada Pasangan

Pertama, bersikaplah terbuka terbuka jika menderita hepatitis, kepada pasangan hidup. Jangan sembunyikan penyakit ini dari suami/istri, baik jika Kamu didiagnosis sebelum menikah maupun setelah menikah dengannya. Bila calon suami atau istri diketahui terdiagnosis hepatitis B maka sebelum menikah, maka calon pasangan sebaiknya diberi vaksinasi, meksipun saat ini baru ada vaksin hepatitis B, untuk menurunkan risiko tertular. Akan lebih baik, jika Kamu dan pasangan melakukan cek kesehatan sebelum menikah bersama, agar dapat diketahui kondisi kesehatan secara menyeluruh dari kedua pihak.

 

2. Tetap Setia

Untuk mencegah tertular infeksi hepatitis, setialah dengan satu pasangan. Penderita hepatitis tidak dianjurkan untuk berganti-ganti pasangan seksual, apalagi dengan orang yang tidak dikenal dengan baik. 

 

3. Berhubungan seksual dengan aman

Bila tidak yakin dengan kondisi higienitas di area organ mulut pasangan, tahan diri untuk tidak melakukan deep kisses selama proses bercinta, demi meminimalisasi risiko penularan. Namun, Kamu dan pasangan boleh melakukan ciuman biasa. Khusus untuk ciuman bibir yang tidak intens, sangat kecil kemungkinannya bisa menularkan hepatitis.

 

Selain itu, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi, tidak ada salahnya jika Kamu ingin tetap menggunakan kondom lateks atau alat kontrasepsi untuk lebih berjaga-jaga. Gunakan juga lubrikan berbahan dasar air untuk mencegah kondom sobek dan menghindari adanya luka atau lecet saat berhubungan seks. Luka ini menjadi pintu penularan berbagai virus termasuk hepatitis.

 

Masih terkait dengan risiko luka selama berhubungan intim, bersikap lembut pada pasangan. Jangan memilih aktivitas seksual yang terlalu kasar selama bercinta untuk meminimalisasi terjadinya luka, lecet, atau trauma. Contohnya posisi seks anal (doggy style). Kenapa hal ini penting untuk dihindari? Karena luka atau trauma berisiko tinggi untuk menularkan virus hepatitis.

 

3. Jangan lupa anak juga harus divaksin hepatitis B

Virus hepatitis B dapat ditularkan dari ibu ke anak saat persalinan. Itulah sebabnya vaksin hepatitis B termasuk vaksin pertama yang diberikan begitu bayi lahir. Saat ini program nasional sudah memiliki prosedur di mana bayi langsung mendapatkan vaksinasi hepatitis B dan suntikan anti hepatitis B kurang dari 24 jam sejak ia dilahirkan.

 

Sebagai tambahan, dr. Rino pun menjelaskan, “Tidak perlu ada pemisahan alat-alat rumah tangga, seperti pakaian, handuk, dan sebagainya. Namun, khusus untuk alat-alat yang penggunaannya dapat melukai kulit dan berpotensi mengakibatkan terjadi pertukaran air liur, sebaiknya tidak dipakai bersama-sama.”

Jadi, pastikan Kamu dan pasangan memiliki sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku masing-masing. Untuk lebih berjaga-jaga, terapkan hal yang sama untuk peralatan makan seperti sendok, garpu, piring, mangkuk, dan gelas. Jangan lupa untuk rajin menyediakan buah dan sayuran segar dalam menu sehari-hari. Asupan kaya serat ini sangat baik lho, untuk mengembalikan fungsi hati bagi pasanganmu yang tengah melawan virus hepatitis.   (TA/AY)

Baca juga: Hepatitis A adalah Infeksi Hati, Waspada Selalu Ya!