Geng sehat pasti sudah sangat familier dengan buah yang satu ini, kan? Yup, salak. Buah bersisik berwarna cokelat ini rasanya renyah dan manis. Terkadang juga sedikit asam, sehingga segar ketika dimakan. Dibuat untuk berbagai olahan pun juga sangat enak. Namun tidak hanya enak dimakan saja, ternyata buah salak mempunyai khasiat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat.

 

Menurut Tri Harjana, M.P., seorang peneliti dari Jurusan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta, salak mengandung isoflavon, vitamin C, dan serat kasar yang menghambat pembentukan kolesterol dalam darah. Isoflavon menganggu atau menghambat pembentukan kolesterol. Vitamin C sebagai antioksidan berfungsi meredam radikal bebas dari pembakaran lemak dan mencegah kerusakan membran endotel pembuluh darah.

Baca juga: Sariawan Karena Kurang Vitamin C? Salah!

 

Kolesterol yang tidak terpakai kemudian akan dikeluarkan melalui usus. Namun, dinding halus bisa menyerap kembali kolesterol dan memasukkannya ke hati. Kandungan serat kasar dalam salak lah yang akan mencegah terjadinya penyerapan ulang tersebut. Serat mengikat kolesterol lalu membuangnya bersama feses.

 

Pada prinsipnya, memang semua bahan produk tumbuhan yang mengandung vitamin C, serat, dan isoflavon dapat mengatasi gejala hiperkolesterol. Berdasarkan ketersediaan bahan sepanjang waktu, kelimpahan, tingkat harga, dan organoleptik, buah salak memenuhi semua kriteria itu.

 

Baik untuk Kesehatan

Sebenarnya kolesterol bermanfaat untuk pembentukan dinding sel dan menjadi bahan baku beberapa hormon. Saat tidak terpakai, tubuh menyimpan dan menumpuk low density lipoprotein (LDL) di pembuluh darah. Lama-kelamaan, penumpukan itu menyumbat pembuluh darah.

 

Sumbatan di pembuluh jantung menyebabkan serangan jantung, sedangkan di jaringan otak mengakibatkan stroke. Pemicu penumpukan itu antara lain akibat konsumsi makanan kaya trigliserida, seperti jeroan, gorengan, atau makanan berminyak. Kolesterol dibagi menjadi 3, yaitu trigliserida, low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).

Baca juga: Faktor Penyebab Kadar Kolesterol Tinggi

 

Trigliserida adalah bahan baku pembentukan LDL dan HDL. Sementara itu, LDL merupakan lemak yang menjadi salah satu sumber energi dan pembentuk sel. Kolesterol HDL yaitu kolesterol yang mengandung banyak protein dan sedikit lemak. Ini berfungsi untuk  mengangkut lemak yang tidak terpakai dalam darah kembali ke hati, untuk dibongkar menjadi asam empedu. Namun, perlu diingat bahwa jumlah kolestrol yang berlebihan akan membahayakan bagi kesehatan.

 

Salak juga sangat efektif meredakan gangguan kesehatan lainnya, seperti diare. Pasalnya, salak menyimpan zat tanin dan serat. Rebusan daun salak dapat mengurangi wasir, sedangkan tanin dalam salak bersifat astringen atau menyebabkan kontraksi.

 

Menurut penelitian, rebusan kulit salak juga mampu meredam asam urat. Makanan yang bersifat asam (mengandung vitamin C) bermanfaat untuk menyeimbangkan kadar kolestrol dalam darah. Maka dari itu, salak kemungkinan dapat mengontrol kolesterol karena mengandung vitamin C dan serat.

 

Karena bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, maka buah salak bisa dijadikan pilihan untuk membantu program diet. Caranya hanya dengan menjadikan buah salak ini sebagai jus saja. Sama seperti membuat jus pada umumnya, tetapi saat diblender disertakan pula kulit arinya.

 

Walaupun buah salak sangat bermanfaat, jangan terlalu banyak makan buah salak dalam sehari. Sebab, bisa berdampak sembelit atau susah buang air besar. Memakan buah salak ini normalnya dalam 1 hari cukup 4-5 buah saja. Disarankan saat mengonsumsi salak tidak membuang kulit arinya, karena dipercaya dapat mengatasi kesulitan buang air besar.

Baca juga: Kenali Kandungan Vitamin pada Buah dan Sayur Melalui Warnanya!

 

Sumber: Muhammad Awaludin