Apa yang paling menyita pikiran ibu hamil di usia kandungan 9 bulan? Kontraksi dan persalinan lancar.

 

Memasuki bulan ke-9, hampir seluruh ibu hamil pasti sigap mendeteksi kontraksi di setiap menit yang ia lewati. Bersikap siaga, bagus, asalkan tidak membuat pikiran terkonsumsi ya Mums. Pada usia kehamilan 9 bulan, Mums harus mempersiapkan persalinan dengan sikap yang benar. Salah satunya, cerdas menyikapi mitos seputar makanan untuk memancing kontraksi, baik mitos yang diperoleh melalui referensi terkait ataupun berdasarkan cerita sesama ibu hamil. Semua harus dikonfirmasikan dahulu dengan tim dokter. Hal ini dikarenakan pengalaman serta penanganan antara satu individu dengan individu lain selalu berbeda.

 

Lalu bagaimana hal ini dalam perspektif medis? Apakah memang ada makanan yang bermanfaat untuk melancarkan persalinan normal sesuai dengan standar kedokteran kandungan? Simak beberapa contoh mitos di masyarakat, beserta fakta dan rekomendasi sebenarnya dari dokter agar persalinan Mums lancar.

Baca Juga : 5 Superfood Untuk Ibu Hamil

 

Mitos 1

Makanan pedas bagus untuk merangsang kontraksi agar bayi cepat lahir.

Faktanya: Tidak ada data ilmiah dan sangat valid yang menyatakan bahwa makanan pedas berpengaruh buruk pada janin ataupun dapat memicu kontraksi. Selama masa kehamilan, selain kandungan alkohol dalam tape dan durian, ibu hamil sebenarnya tidak memiliki pantangan tertentu dalam hal makanan. Makanan pedas tidak bermasalah bagi kesehatan janin, serta tidak akan memengaruhi cepat atau lambatnya persalinan. Dalam medis pun dijelaskan, ketika ibu hamil mengonsumsi cabe, Si Kecil tidak ikut memakan atau merasakan pedasnya cabe. Bayi hanya menyerap intisari dan vitamin yang terkandung dari cabe.

 

Hampir serupa kondisinya pada ibu menyusui. senyawa capsaicin yang memberi sensasi pedas pada cabe, memang bisa terkandung dalam ASI jika ibu mengonsumsinya ketika masa menyusui. Tetapi kandungan senyawa tersebut tidak bisa memengaruhi ASI menjadi terasa pedas bagi lidah bayi. Pengaruh lain pun bisa datang dari sugesti Mums sebagai ibu. Semakin Mums yakin bahwa secuil cabe dapat memberi efek buruk pada bayi, sugesti tersebut biasanya benar-benar berpengaruh tidak baik pada kesehatan buah hati.

 

Sejak masa kehamilan pun, pada umumnya makanan pedas hanya berpengaruh pada ibu. Jika cabe yang dikonsumsi melebihi takaran normal, ibu hamil bisa menjadi mulas atau diare. Bila diare yang diderita cukup parah, dapat berakibat iritasi. Efek iritasi lambung inilah yang sebenarnya dirasakan oleh ibu hamil. Namun sering disalahterjemahkan sebagai pemicu kontraksi.

Baca Juga: Oops! Ini Beberapa Pantangan Bagi Ibu Hamil!

 

Mitos 2

Minum minyak lentik (minyak kelapa) dapat perlancar kelahiran.

Faktanya: Serupa dengan minyak zaitun, konsumsi minyak kelapa sangat bermanfaat untuk kesehatan mental ibu hamil. Efek relaksasi dari minyak kelapa membuat ibu hamil merasa tenang dan santai dalam mempersiapkan persalinan. Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, Budi Imam Santoso mengungkapkan bahwa minyak kelapa diserap menuju saluran pencernaan, sedangkan persalinan normal terjadi melalui vagina, sehingga tidak ada korelasi spesifik antara kedua hal tersebut. Beliau justru menyarankan agar ibu hamil lebih fokus untuk menjaga berat badan selama kehamilan demi kemudahan saat persalinan. Lancarnya proses persalinan dipengaruhi kekuatan ibu hamil, besar panggul, dan besar bayi. Melalui penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa memang baik bagi ibu hamil, walaupun bukan dalam pengertian baik untuk melicinkan jalan lahir.

 

Mitos 3           

Air kelapa muda bagus diminum untuk stimulasi kontraksi.

Faktanya: Belum ada penelitan yang membuktikan mitos ini karena lancarnya persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Air kelapa muda terkenal berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih. Selain itu, air kelapa hijau pun menyehatkan karena mengandung elektrolit. Siapa saja termasuk ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap bugar serta terjaga kebutuhan nutrisinya.

 

Mitos 4

Bila dimakan beberapa minggu jelang persalinan, nanas justru dapat menginduksi kelahiran bayi.

Faktanya: Buah nanas memang mengandung zat bromelain yang bersifat bisa membantu kontraksi leher rahim dan membantu induksi persalinan. Nanas sebenarnya aman dikonsumsi dalam jumlah wajar. Buah berwarna kuning ini  mengandung serat dan air dalam jumlah yang sangat tinggi sehingga bisa mengatasi dehidrasi pada ibu hamil. Terlebih, nanas pun kaya vitamin C juga  asam folat yang baik untuk pertumbuhan janin. Buah nanas rawan dikonsumsi terlalu banyak saat janin masih muda, karena akan memicu janin keluar dari waktu yang telah ditentukan (prematur).

 

Dokter Moh. Baharuddin, Sp.OG, MARS memaparkan, sebenarnya berkembangnya mitos nanas menyebabkan keguguran di masyarakat disebabkan oleh sifat buah tersebut yang dapat memicu rasa rasa mulas pada perut. “Mulas inilah yang menyebabkan kontraksi, sehingga dapat memicu terjadi keguguran,” jelas beliau. Kendati demikian, apabila hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit, nanas tidak akan menyebabkan kontraksi yang berujung pada keguguran, sebagaimana dilansir dari healindonesia.com.

 

Mitos 5

Mengepel lantai dan melakukan gerakan squat (jongkok) akan mempercepat proses kelahiran.

Faktanya: Saat usia kandungan sudah cukup bulan, ibu hamil justru disarankan banyak melakukan aktivitas untuk dapat melancarkan persalinan. Bahkan gerakan squat, pekerjaan rumah tangga seperti mengepel, atau banyak berjalan kaki justru merupakan pilihan aktivitas yang sering disarankan oleh tim medis untuk mempercepat persalinan.

 

Makanan Wajib Jelang Persalinan dalam Perspektif Medis

Kelahiran bayi merupakan peristiwa besar. Seorang wanita menjadi ibu berkat fase ini. Dibutuhkan cara dan daya yang luar biasa untuk bisa melalui sebuah persalinan dengan selamat. Salah satu hal yang perlu di perhatikan adalah kondisi fisik ibu saat melahirkan. Saat melahirkan, ibu hamil diibaratkan layaknya seorang atlet. Mums harus memusatkan daya dan tenaga agar Si Kecil hadir ke dunia. Otot-otot di sekitar pinggul, otot rahim, dan otot perut perut bekerja sangat keras selama proses persalinanan berlangsung. Jika kondisi fisik ibu hamil tidak optimal, proses melahirkan pun  menjadi sebuah proses yang melelahkan dan menyakitkan. Agar proses persalinan cepat dan lancar, kontraksi harus terjadi dengan kuat. Kontraksi bisa dipicu oleh asupan energi yang efektif serta nutrisi yang baik dalam makanan.

 

Jenis-jenis zat gizi yang diperlukan untuk meningkatkan elastisitas dan kekuatan kontraksi otot rahim, antara lain :

  • Protein dalam daging, telur, dan ikan.
  • Vitamin B1 dalam gandum, biji bunga matahari, serta kacang polong.
  • Vitamin E dalam ikan tuna, alpukat, minyak zaitun, juga sayuran.
  • Kalsium (Ca) dalam  susu, yoghurt, keju, tahu, dan ikan duri lunak.
  • Zat seng (Zn) dalam  daging merah, telur, hati, serta beras merah.
  • Magnesium (Mg) dalam  sereal, biji bunga matahari, labu kuning, juga sayuran hijau tua.
  • Kalium (K) dalam kentang, pisang, ubi jalar, serta tomat.


Inilah sebenarnya rekomendasi medis mengenai makanan layak konsumsi jelang persalinan. Semakin mendekati minggu akhir dari fase kehamilan, kebutuhan gizi Mums harus semakin terpenuhi dengan baik agar otot-otot rahim mampu berkontraksi secara optimal, baik sebelum, selama, maupun setelah proses persalinan. (TA?OCH)

Baca Juga : Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh