Beberapa tahun terakhir ini, media sosial sedang ramai membicarakan gluten-free diet atau diet bebas gluten. Sebenarnya apa sih gluten itu dan apakah diet bebas gluten baik untuk kesehatan? Gluten adalah nama umum dari protein tidak larut air, yang terdapat dalam beberapa jenis gandum dan jelai (wheat, rye, dan barley).

 

Walaupun banyak terdapat dalam makanan, gluten biasanya juga terdapat dalam beberapa jenis produk, seperti obat-obatan, vitamin, suplemen, pasta gigi, krim kulit, bahkan lipbalm. Dalam makanan, gluten berperan sebagai ‘lem’ yang menyatukan bentuk makanan tersebut.

 

Sebagai gambaran, ketika mengadon roti, kita sedang berusaha membentuk gluten dengan menambahkan bahan-bahan cair ke dalam tepung yang kering. Gluten yang terbentuk akan membuat adonan menjadi lengket, sehingga kalis dan mudah dibentuk.

Baca juga: Perlukah Anda Menerapkan Pola Diet Bebas Gluten?

 

Secara umum, makanan yang mengandung tepung-tepungan yang berasal dari wheat, rye, dan barley pasti mengandung gluten. Namun, terdapat kemungkinan kontaminasi gluten. Misalnya, secara alamiah oat tidak mengandung gluten. Namun karena alat penggiling untuk mengolah oat sama dengan untuk mengolah gandum, maka dapat menyebabkan oat hasil produksi mengandung gluten.

 

Demikian pula pada saat memasak. Untuk memasak makanan bebas gluten, kita harus memastikan dapur dan peralatan masak kita bebas kontaminasi tepung. Jangan sampai ada sisa bahan makanan yang mengandung gluten tercampur dalam makanan tersebut.

 

Apakah gluten berbahaya bagi sistem pencernaan kita? Sekitar 1–3 persen penduduk di dunia mengalami penyakit imun yang disebut celiac disease. Jika orang tersebut mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, sistem imun akan merespons dengan merusak sel sistem pencernaannya.

 

Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kram pada bagian perut, diare, bahkan malabsorpsi zat gizi. Pada individu dengan keadaan ini, sangat disarankan untuk menerapkan diet bebas gluten. Celiac disease merupakan kelainan genetik. Dibutuhkan tes laboratorium untuk menegakkan diagnosisnya.

Baca juga: Apa Itu Diet Bebas Gluten?

 

Selain celiac disease, terdapat juga kondisi gluten sensitivity, yakni timbul gejala seperti kram otot atau kebas. Namun berbeda dengan celiac disease, sistem imun tidak menyerang sel usus halus. Pernah muncul tren terapi bebas gluten pada pasien yang mengidap autisme untuk mengurangi gejala autisnya. Namun ini masih menjadi perdebatan, karena hasil penelitian tidak mendukung klaim tersebut.

 

Nah, pertanyaannya sekarang, jika tidak mengalami celiac disease dan gluten sensitivity, apakah kita perlu menghindari gluten? Tentu tidak. Kita boleh-boleh saja mengonsumsi gluten. Banyak orang yang mengatakan bahwa gluten adalah jenis protein yang tidak bisa dicerna tubuh. Hal tersebut tidak benar.

 

Faktanya, gluten adalah protein. Kalau kita tidak memiliki masalah dengan gluten, tubuh akan mencernanya sama seperti proses pencernaan protein. Diet bebas gluten juga banyak digunakan dengan tujuan untuk menurunkan berat badan. Padahal, gluten tidak menyebabkan gemuk.

Baca juga: Karbohidrat Penting bagi Tubuh, Jangan Dihindari Ya!

 

Gluten banyak terdapat dalam hasil tepung-tepungan, yang merupakan sumber karbohidrat, seperti roti, mi, dan pasta. Jika menghindari gluten, maka pilihan makanan jadi terbatas. Dengan melakukan diet bebas gluten, secara otomatis kita menghindari konsumi makanan tinggi karbohidrat. Jadi jika tidak mengalami masalah celiac disease atau gluten sensivity, maka Geng Sehat tidak perlu menjalani diet bebas gluten. Jangan asal percaya dengan informasi dari luar, ya!