Tanggal 2 April 2017 merupakan peringatan World Autism Awareness Day yang diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terkait autism spectrum disorder (ASD). Hari ini digunakan untuk merayakan keunikan para penderita autisme, dan menunjukkan bahwa mereka diterima dan disambut dengan hangat sebagai bagian dari masyarakat dunia.

 

Ironisnya, sekarang ini masih ada orang yang menggunakan kata autisme sebagai bahan lelucon yang sebenarnya tidak pantas. Masih banyak juga orang yang ragu dan takut untuk ber interaksi dengan penderita autisme, bahkan cenderung menjauhi mereka dengan berbagai alasan. Mulai sekarang, yuk coba rangkul teman-teman kita dengan autisme dan jangan ragu untuk memulai interaksi dengan mereka. Bahkan, dengan mengajak penderita autisme berkomunikasi, kita berkontribusi dalam perkembangan kemampuan komunikasi mereka lho. Jika Kamu masih bingung dan ragu untuk berinteraksi dengan mereka, coba ikuti tips berikut.

 

Pahami Kebutuhannya

Penderita autisme biasanya tidak bisa melakukan komunikasi dengan baik. Bahkan mereka cenderung kesulitan untuk mengomunikasikan keinginan dan kebutuhanya. Untuk itu, Kamu dapat berinteraksi dengan menawarkan bantuan dan bantu mereka jika diperlukan. Misalnya ketika ingin keluar rumah, Kamu bisa menawarkan bantuan untuk mengikat tali sepatu mereka.

 

Sabar

Mengikuti gerak gerik dan aktivitas penderita autisme membutuhkan kesabaran ekstra, terlebih ketika mereka melakukan aktivitas dengan lambat. Dalam mendampingi penderita autisme, Kamu harus sabar dan jangan membuat mereka terburu-buru. Selama prosesnya, Kamu juga bisa membantu mereka untuk mengenali dan memahami keadaan sekitar.

 

Lakukan komunikasi tatap muka

Komunikasi dengan tatap muka bermanfaat untuk melatih penderita autisme mengenal berbagai bentuk komunikasi non-verbal, seperti ekspresi wajah. Karena penderita autisme seringkali tidak dapat memahami ekspresi non-verbal dengan baik, dapatkan perhatian mereka kapanpun keadaan memungkinkan. Hal ini dapat mendekatkan Kamu dengannya, sehingga dia tidak takut dan lebih terbuka terhadap kehadiranmu.

 

Tiru gerakannya

Cara sederhana untuk mendapatkan perhatian penderita autisme yaitu dengan meniru gerakan mereka. Ketika mereka bertepuk tangan, kamu juga bisa menepuk tangan. Kemungkinan besar, ketika Kamu mengimitasi gerakan mereka, mereka akan mulai mengimitasi balik gerakanmu. Hal ini dapat menjadi momentum untuk mengajarkan mereka hal baru.

 

Ajak berinteraksi dengan obrolan maupun gerakan

Dalam berbicara, lakukan dengan cara yang paling mudah agar penderita autisme dapat memahami ucapanmu. Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengucapkan kalimat singkat dan perlahan, serta gunakan gerakan-gerakan agar mereka lebih paham. Misalnya, dengan melambaikan tangan berarti Kamu sedang menyapanya.

 

Jika Kamu masih bingung untuk memulai interaksi, coba ciptakan situasi seperti dibawah ini agar mereka terdorong untuk berinteraksi denganmu.

  • Kamu bisa membuat mereka untuk meminta pertolonganmu. Misalnya, dengan meletakkan mainan favoritnya diatas rak yang tinggi. Sehingga ketika mereka tidak mampu mengambilnya, mereka akan meminta bantuanmu untuk mengambilkan mainan tersebut.
  • Berikan mainan yang sulit dioperasikan. Perhatikan dan biarkan mereka mencoba mencari tahu terlebih dahulu selama beberapa saat, kemudian bantu mereka untuk mengoperasikan mainan tersebut.
  • Ketika mereka meminta sesuatu (misalnya makanan), jangan langsung berikan sepenuhnya, melainkan coba beri sedikit demi sedikit, agar mereka dapat kembali ke Kamu untuk meminta lagi.
  • Biarkan mereka menentukan kapan aktivitas harus selesai. Jika Kamu sedang bermain dengan penderita autisme, biarkan mereka bermain hingga jenuh dan ingin berhenti sendiri. Perhatikan cara yang mereka lakukan untuk memberitahu Kamu bahwa mereka sudah bosan. Jika mereka tidak berbicara dan hanya melempar-lempar mainan, Kamu bisa mendorong mereka untuk berbicara “stop” atau kata lain untuk mendukung perkembangan kemampuan bahasanya.