Geng Sehat pasti tidak asing dengan aktris Hollywood Charlize Theron. Pemenang Academy Award ini belum lama juga masuk dalam deretan nominasi penerima penghargaan Golden Globe untuk perannya di film Tully. Sudahkah Geng Sehat menonton filmnya?

 

Jika belum, film Tully mengisahkan tentang seorang ibu bernama Marlo yang diperankan oleh Charlize Theron. Marlo adalah ibu dari dua orang anak, yang salah satunya berkebutuhan khusus. Sementara itu, dirinya sedang dalam kondisi hamil anak ketiga.  

 

Setelah anak ketiganya lahir, Marlo mulai mengalami kelelahan yang luar biasa karena harus mengurus ketiga anaknya. Singkat cerita Marlo mendapatkan bantuan dari seorang pengasuh bernama Tully. Kehadiran Tully benar-benar membantu Marlo mengerjakan semua tugasnya.

 

Baca juga: Jenis Makanan untuk Mencegah Baby Blues

 

Marlo mulai lebih ceria, relasinya dengan anggota keluarganya membaik, termasuk juga meningkatkan gairah seksualnya. Namun di akhir cerita, penonton akan disadarkan bahwa sosok Tully sebenarnya tidak pernah ada. Tully hanyalah bentuk halusinasi Marlo yang sebenarnya menderita gangguan mental pasca-melahirkan.

 

Memang dokter tidak pernah menyebutkan diagnosis penyakitnya, melainkan hanya dikatakan sebatas kekurangan tidur dan kelelahan yang ekstrem saja. Namun, banyak yang kemudian menginterpretasikannya sebagai postpartum depression atau postpartum psychosis.

 

Film ini mendapatkan banyak pujian karena mengangkat realita sisi kehidupan seorang ibu yang belum banyak dipahami, bahkan oleh orang-orang terdekatnya. Belajar dari film Tully, berikut pembahasan seputar gangguan mental pasca-melahirkan.

 

Postpartum Depression, bukan sekedar baby blues biasa

Istilah baby blues tentu sudah tidak terlalu asing di telinga kita. Mums yang baru saja melahirkan rentan mengalami gangguan emosional berupa mood yang naik turun, perasaan lelah, khawatir, sedih, atau takut. Kondisi inilah yang disebut dengan baby blues.

 

Menurut National Institute of Mental Health, baby blues merupakan kasus yang dialami oleh hampir 80% ibu yang baru melahirkan. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya baby blues, mulai dari perubahan hormon di dalam tubuh serta sumber stres eksternal, seperti fisik yang masih lemah, waktu tidur yang sangat kurang, atau diperparah dengan inner circle yang kurang suportif.

 

Baca juga: Waspadai Postpartum Psychosis, Depresi yang Lebih Parah dari Baby Blues

 

Apabila kondisi baby blues cepat dideteksi, baik oleh Mums atau orang terdekat, dan segera diatasi, umumnya baby blues akan segera menghilang. Namun apabila baby blues tidak teratasi, maka Mums berisiko mengalami gangguan yang disebut dengan postpartum depression atau depresi pasca-melahirkan.

 

Sesuai dengan namanya, postpartum depression adalah suatu bentuk gangguan mental yang menyerang wanita di masa-masa pasca-melahirkan. Mums yang mengalami postpartum depression umumnya mengalami perasaan sedih yang teramat sangat, kecemasan yang berlebihan, dan perasaan lelah yang luar biasa. Alhasil, mereka kesulitan untuk menjalani rutinitas sehari-hari.               

 

Serupa dengan baby blues, postpartum depression juga tidak memiliki satu penyebab yang mutlak. Kondisi ini timbul dari kombinasi faktor fisik serta emosi Mums yang masih labil setelah melewati proses persalinan. Siapapun memiliki risiko untuk mengalami kondisi ini tanpa memandang usia, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.

 

Jika tidak ditangani, postpartum depression dapat berdampak buruk bagi sang Ibu maupun orang terdekatnya. Hal terburuk yang dapat dialami oleh Mums yang mengalami postpartum depression adalah timbulnya keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri atau bayinya. Oleh karena itu, jangan sepelekan baby blues atau postpartum depression, ya! Segera minta bantuan pada orang-orang terdekat dan ahli untuk mengatasi keduanya.

 

Apa saja gejala yang dialami oleh penderita postpartum depression?

Salah satu kesulitan dalam menangani berbagai jenis gangguan mental atau emosi adalah karena penderitanya sendiri kerap tidak merasa bahwa dirinya membutuhkan pertolongan. Di bagian awal film Tully, diceritakan bahwa Marlo pada awalnya merasa baik-baik saja, sampai pada akhirnya ia bertemu dengan sosok Tully yang menawarkan diri untuk meringankan beban-bebannya.

 

Dalam dunia nyata pun hal ini kerap terjadi. Banyak ibu yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami masalah dan membutuhkan pertolongan. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin menandakan seorang ibu mengalami postpartum depression:

  • Perasaan sedih, putus asa, atau hampa yang ekstrem.
  • Lebih sering menangis atau menangis tanpa sebab.
  • Mengalami kecemasan yang berlebihan.
  • Mood naik turun dan gelisah.
  • Sulit tidur walaupun si Kecil sudah berhasil tidur.
  • Mudah marah.
  • Kehilangan ketertarikan pada aktivitas yang biasanya disukai.
  • Menderita nyeri fisik berkepanjangan, seperti sakit kepala, sakit perut, dan nyeri badan.
  • Nafsu makan hilang atau menjadi berlebihan.
  • Menarik diri dari keluarga dan orang terdekat.
  • Kesulitan membangun kedekatan emosional dengan bayi.
  • Merasa ragu bahwa dirinya dapat merawat bayinya dengan baik.
  • Berpikiran untuk menyakiti dirinya sendiri atau bayinya.

 

Pada film Tully, gejala halusinasi yang merupakan konflik utama dalam film merupakan gejala yang umum terjadi pada kasus postpartum psychosis. Kasus ini relatif lebih jarang terjadi dan umumnya diderita oleh ibu yang memiliki gangguan mental sejak sebelum hamil. Walaupun demikian, hal ini memang ada dalam dunia nyata dan perlu diwaspadai.

 

Baca juga: Depresi, Go Away!

 

Pentingnya inner circle yang suportif

Film Tully diakhiri dengan adegan suami Marlo yang menemani istrinya menyiapkan makanan untuk keluarga. Dari situ tampak jelas bahwa kepekaan dan dukungan dari orang terdekat akan sangat membantu para ibu yang baru saja melahirkan untuk terhindar dari baby blues atau postpartum depression.

 

Terkadang sumber tekanan terhadap ibu yang baru melahirkan justru dari orang terdekat, seperti Dads yang tidak mau membantu mengurus anak dan pekerjaan rumah atau orang tua yang masih percaya berbagai mitos tentang bagaimana merawat bayi.

 

Idealnya, seorang ibu yang baru saja melahirkan diberikan kenyamanan seoptimal mungkin supaya lebih fokus untuk memulihkan kondisi fisiknya, kemudian membangun kedekatan emosional dengan bayinya. Berikanlah ruang, bantuan, dan segala yang diperlukan agar Mums merasa nyaman.

 

Selain itu, orang-orang terdekat juga harus peka terhadap segala perubahan perilaku yang mungkin terjadi di periode pasca-melahirkan. Jika muncul gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, segeralah mencari pertolongan kepada ahlinya.

 

Kesimpulannya, film Tully sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh siapa saja supaya bisa lebih menyadari lagi akan adanya gangguan mental pasca-melahirkan. Dengan begitu, Geng Sehat bisa membantu menciptakan situasi yang kondusif apabila ada orang terdekat Geng Sehat yang baru melahirkan.

 

Baca juga: Obesitas Bisa Menyebabkan Depresi, Begitu Juga Sebaliknya